makan bersama

987 84 0
                                    








Abian pulang lebih awal, dia harus memasak dan membersihkan kamar yang hendak di inap oleh orangtuanya. Tidak ada pembantu di rumah ini, karena mereka sangat jarang ada dirumah.

Sehingga tidak perlu mengerjakan pembantu dirumah ini, dan untuk kebersihan rumah dia yang akan membersihkannya. Seminggu sekali dia akan membersihkan rumah ini sendirian.

Rumah ini tidak besar ataupun kecil, rumah yang sederhana karena orangnya juga yang jarang pulang. Mau membeli rumah yang besar tapi siapa yang akan membersihkan rumah itu? Akan sangat merepotkan bila mengerjakan pembantu.

Walaupun suaminya itu kaya raya tapi suaminya itu anti sosial, dia tidak ingin rumahnya penuh dengan para pembantu.

Jadi mereka sepakat untuk tidak memiliki pembantu dan sebagai ganti untuk kebersihan, Abian yang menginginkannya.

Abian akan membersihkan kamar ruang tamu dulu setelah itu dia akan memasak.

Jam menunjukkan pukul dua siang hari, masih ada banyak waktu. Abian bisa bersantai sedikit.

Setelah membersihkan kamar tamu, dia pergi ke dapur dan menyiapkan bahan-bahan masakan. Abian ingin mengolah dada ayam saus tomat, telur balado dan penutup makanan lainnya.

Sedangkan disisi lain Dominic berkendara kecepatan diatas rata-rata, kali ini dia akan pulang lebih awal. Baru kali ini Dominic pulang lebih awal biasanya dia pulang larut malam.

Alasan dia pulang cepat adalah keponakannya juga ikut dengannya. Adik perempuannya menyuruhnya untuk menjaga anaknya dengan alasan dia sangat sibuk bekerja di rumah sakit.

Dominic awalnya menolak menjaga keponakannya tapi melihat wajah lelah adiknya membuatnya tidak tega. Jadi dia dengan berat hati membawa keponakan kecilnya itu kerumah.

Dia akan menyuruh Abian menjaga keponakannya itu.

Tapi saat sampai dirumah, dia disambut oleh bau masakan Abian. Dan Abian sendiri dia terkejut melihat kedatangan suaminya itu.

"Paman Bian." Dan jangan lupakan si kecil manis itu.

Laura, keponakannya memberontak di gendongan Dominic. Laura turun dari gendongan Dominic dan menghampiri Abian yang ditangannya ada sebuah centong nasi.

"Paman, Aura laper. Mau makan." Laura bocah perempuan itu menggoyang kaki Abian.

Abian mengangkat tubuh kecil itu dan kembali menatap Dominic.

"Mau makan juga? Kebetulan aku sudah selesai memasak." Abian berucap walaupun sedikit gugup.

Dominic masih diam dan terus memandang kearahnya, bagaimana tidak Abian memakai celemek yang pas sekali di lekuk tubuh rampingnya. Dan itu pemandangan langka bagi Dominic yang jarang sekali melihat penampilan sederhana Abian.

Biasanya penampilan Abian terlihat mencolok dengan begitu banyak perhiasan membuat sakit mata melihatnya, tapi sekarang penampilan Abian sangat cocok baginya.

"Paman!." Pekik gadis kecil itu membuyarkan lamunan Dominic.

"Iya, aku kan makan."

Laura gadis itu tak bisa diam di gendongan Abian sehingga Abian sedikit kesusahan.

"Ayo paman Bian, Aura mau makan! Makan!."

"Iya-iya sayang, kita makan."

Abian terlebih dahulu berjalan menuju dapur diikuti Dominic dibelakangnya, saat sampai Abian mendudukkan Laura di kursi tapi sepertinya tubuh gadis kecil itu tidak sampai.

Abian terkekeh kecil melihat itu sedangkan Dominic hanya diam sambil memperhatikan keduanya terlebih mendengar suara Abian yang terkekeh.

Abian mengangkat Laura dan mendudukkannya di pangkuannya, Dominic duduk disamping Abian.

"Aura mau makan apa?."

"Emm... Aura pengen makan telur sama sayur."

Kebiasaan hidup bersama seorang dokter terlebih ibunya Laura seorang dokter membuat gadis kecil itu tidak rewel saat diberi makanan sayuran.

Abian mengambil lauk yang disukai Laura, ah dia lupa ada Dominic disini. Dia menoleh kesamping dan melihat Dominic masih menatapnya, apa ada yang salah diwajahnya?

"Anda mau makan apa? Biar aku yang mengambilnya." Tanya Abian mengambil piring untuk Dominic.

"Apapun." Jawab Dominic masih menatapnya, sebenarnya Abian sedikit risih ditatap seperti itu tapi dia mencoba tidak peduli.

Abian mengambil lauk dada ayam saus tomat dan beberapa sayuran setelah itu dia memberikannya kepada Dominic. Lalu dia menyuapi Laura yang anteng duduk di pangkuannya.

Mereka berdua hanya diam sedangkan Laura gadis itu mengoceh dengan mulut yang penuh, Abian dengan telaten membersihkan mulut Laura dari nasi.

"Paman, setelah makan Aura mau main dengan paman Bian."

"Tapi paman sibuk." Gadis kecil itu cemberut, tapi dia tidak bisa memaksa kehendaknya kata ibunya dia tidak boleh egois disaat orang itu sibuk.

Abian yang melihat Laura cemberut jadi tidak tega, "Mungkin besok kita bisa bermain."

Gadis itu kembali ceria dia memeluk Abian erat.

"Hehe, paman yang terbaik."

Abian mengusap rambut Laura dengan gemas, Dominic yang sedari memperhatikan tersenyum tipis melihat interaksi mereka berdua.

Baru kali ini mereka makan bersama.





















.
.
.

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang