Memanjakan mata

760 60 2
                                    

Abian memejamkan matanya saat merasakan sakit diarea pinggangnya, tangannya memegang pinggangnya seperti nenek tua. Dia berusaha berjalan normal menuju ke arah Dominic saat pria itu sedang membuat tenda.

Terkurung selama dua hari tanpa keluar kamar membuat Abian menderita sekaligus tersiksa. Beruntung dia dapat bertahan selama itu, Abian bersyukur.

"Sayang, aku sudah selesai membuat tendanya!." Ucapan riang yang tanpa beban itu membuat wajah Abian datar seketika.

Abian tidak ingin berbicara dengan pria bison itu.

Dan Dominic hanya bisa tersenyum tipis dan bersabar menghadapi istrinya itu.

Istrinya sedang merajuk, berulang kali dia membujuk Abian dengan berbagai cara tapi pemuda itu tidak mau memaafkannya. Dia kalah, tapi Dominic tidak menyerah untuk membujuk Abian.

Seperti saat ini, Dominic menghampiri pemuda itu yang tengah mengumpulkan kayu bakar. Dia mendekat, memeluk pemuda itu, mencium tekuk Abian sampai pemuda itu menjauhkan wajahnya.

"Sayang, sampai kapan kau akan merajuk?" Rengeknya seperti anak kecil.

Abian masih menatapnya datar, dia melepaskan pelukan itu dari Dominic dan langsung pergi setelah berhasil melepaskan pelukan maut itu.

Tanpa melihat wajah jelek suaminya, Abian masih mencari kayu bakar, dia melihat sekitarnya cukup banyak ranting kayu yang berjatuhan dia mengambil kayu yang ringan untuk dibawanya.

Setelah mengumpulkan semua kayu itu dan meletakkannya didekat tenda mereka akhirnya Abian bisa beristirahat. Dia duduk di kursi tangannya dia gunakan untuk mengipasi dirinya.

Keringat mengalir dari sisi pelipisnya membuat Abian kegerahan, dia butuh angin untuk menyejukkan tubuhnya. Matanya bergulir melihat sekeliling, dia tidak dapat menemukan Dominic dimana pun padahal baru saja dia bertemu.

Kemana pria itu?

Apakah dia perduli? Tentu saja tidak, buat apa dia mengkhawatirkan binatang buas itu? Merepotkan saja.

Lama-kelamaan Abian menjadi bosan dengan pemandangan yang itu-itu saja, dia ingin mengambil ponselnya tapi tidak jadi setelah dia mendengar ada yang memanggilnya.

"Wow." Gumamnya terkagum.

Pemandangan ini benar-benar indah sekarang, didepannya ada seseorang bertelanjang dada dia dapat melihat dengan jelas otot-otot mengencang sempurna, peluh keringat yang membanjiri dada telanjang itu membuat Abian ingin menjilatnya.

Kulit seputih susu itu harus merasakan teriknya matahari disiang bolong ditambah dengan keringat pria itu! Benar-benar seksi dan menggugah selera.

Abian menjilat bawah bibirnya menyaksikan pria yang sialnya menjadi suaminya itu tengah bertelanjang dada sambil membawa dua ekor kelinci.

"Sayang, aku membawa kelinci untuk makan siang kita. Kau tidak perlu memasak mie instan lagi kedepannya."

Pria itu sekarang berhadapan dengannya, tinggi Dominic sangatlah melebihi dirinya membuat Abian harus mendongak. Mata itu tak berkedip sedikitpun dari dada bidang itu. Abian menelan ludahnya

Dominic yang tidak mendengar respon dari istrinya itu menjadi cemberut, apakah Abian masih marah dengannya? Sehingga dia tidak mau berbicara dengannya lagi?

Padahal Dominic susah payah mendapatkan kelinci itu untuk Abian, dia harus rela melepaskan jati dirinya menjadi seorang pemburu (Tarzan om🗿)

"Abian, kau masih marah?," Dominic menghela napas lelahnya dia menatap manik Abian yang terlihat aneh. Ada apa dengan pemuda itu?

"Apa yang harus kulakukan agar kau tidak marah lagi, katakan padaku Abian." Rengeknya sekali lagi.

Abian berpikir sebentar, apa yang harus dia lakukan kepada pria bison ini, mempunyai tubuh diidamkan oleh pria lain bahkan dirinya membuat Abian iri. Tubuh seksi itu sangat menggoda iman, tidak apa kan dia meminta Dominic bertelanjang dada setiap harinya

Agar dia bisa melihat pemandangan indah itu.

Ide bagus

"Satu hal yang harus kau lakukan setiap hari, bertelanjang dada lah di depanku. Jangan perlihatkan dadamu pada orang lain kecuali diriku," Mata Abian terus menatap dada mengkilap itu.

Dominic meresponnya dengan bingung, mata tajam dan sayu itu mendadak menjadi polos, dia menggaruk tengkuknya dengan bingung.

Bingung apa yang dibicarakan oleh Abian.

"Maka aku akan memaafkan mu."

"Benarkah? Jadi maksudmu, kau ingin aku bertelanjang dihadapan mu?," Tanya Dominic setelah mengerti ucapan Abian.

"En. Jangan sampai orang lain melihat tubuh telanjang mu itu."

"Kalau begitu haruskah aku melepaskan celanaku juga?."

Abian melotot kan matanya melihat Dominic ingin melepaskan celananya, dia dengan segera memegang tangan Dominic yang hendak menurunkan celananya.

"Apa-apaan kau ini! Aku tidak bilang kau harus telanjang bulat. CK," Abian berdecak pelan.

Abian menyeret Dominic duduk didekat tenda, dia menyuruh Dominic menunggu sebentar, lalu dia masuk kedalam tenda mencari sesuatu yang dapat memotret pemandangan indah milik suaminya.

Setelah berhasil menemukan ponselnya, Abian keluar dan duduk berhadapan langsung dengan Dominic. Terlihat mata pria bison itu bingung, Abian menyuruhnya berpose seperti majalah dewasa, tentunya Dominic menolak tegas.

"Untuk apa kau menyuruhku berpose seperti itu?," Kata Dominic dengan raut jijik diwajahnya.

Abian meletakkan ponselnya di tanah, dia menatap dalam Dominic.

Pria itu berbicara, "Apa kau tidak mau ku maafkan?." Suaranya terdengar ringan tapi menusuk hati Dominic terlebih wajah cantik itu menunjukkan wajah datar dan dingin.

Dominic tidak mengatakan apapun sebaliknya dia berkeringat dingin.

"Aku akan berpose! Tapi tolong maafkan aku, Abian."

"En. Akan ku maafkan, berpose lah."

Abian menyeringai dengan kejam, dia banyak sekali memotret pemandangan didepannya dengan semangat. Sementara Dominic, pria itu menderita karena berpose yang terlalu ekstrem untuknya.

Dua puluh

Tiga puluh lima...

Tujuh puluh

Pemotretan itu akhirnya selesai dengan seratus tujuh puluh foto Dominic dengan berbagai pose. Abian mencium kening Dominic dengan sayang sementara Dominic hanya tersenyum masam sembari memijat kakinya.

"Asalkan Abian senang, aku tidak apa-apa. Tapi..."

Pose Dominic

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗKetika malu, lalu dibentak oleh istrinya tersayang itu.

ᕙ⁠(͡⁠°⁠‿⁠ ͡⁠°⁠)⁠ᕗKetika sombong, lalu Abian dengan segera memujinya.

Dominic(⁠●⁠_⁠_⁠●⁠)

Abian (⁠✷⁠‿⁠✷⁠)












.
.
.
Hehe...

Tolong vote nya, ya😉

🤸👋

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang