Meminta hadiah

802 68 0
                                    

🤫🌚

"Ayo, mana hadiahku? Katanya kau akan memberikan hadiahnya setelah pesta selesai."

Abian memutar bola mata malas, sedari tadi Dominic terus merengek meminta hadiah darinya. Mereka berdua saat ini berada dikamar, pesta itu sudah selesai banyak keluarga yang menginap di kastil ini.

Abian memegang baju ditangannya dia hendak mandi tapi Dominic terus menghalanginya dan merengek kepadanya.

"Biarkan aku mandi dulu, setelah itu aku akan memberikan hadiahnya."

Dominic menggelengkan kepalanya tidak mau, dia memeluk pinggang Abian dengan erat. Abian menghela napas lelah.

"Baiklah, lepaskan aku dulu!." Tegasnya dan langsung dituruti oleh Dominic, pria itu mengulurkan tangannya didepan Abian bermaksud meminta hadiah.

Abian memberikan bajunya ke tangan Dominic membuat sang empu kebingungan, dia menatap sang istri.

"Apa maksudnya?."

"Itu," Jawaban Abian tergugu dia dengan canggung mengambil kembali bajunya dan memperlihatkan baju itu kepada Dominic.

Dominic sedikit terkejut melihat baju Abian yang terlihat seksi sekali, baju itu sangat transparan dan sangat pendek.

"Kau mau aku memakai baju itu?."

"Bu-bukan! Aku—," Abian mengigit bibirnya, dia berjalan pelan sebelum dengan cepat masuk kedalam mandi dan meninggalkan Dominic yang tengah terdiam.

Dominic tahu malahan sangat tahu dia dengan cepat menghampiri Abian yang telah masuk kedalam kamar mandi. Dominic berusaha membuka pintu itu.

"Buka Abian! Kau tidak bisa lari dariku! Mana hadiahku!."

Didalam kamar mandi, Abian berusaha melawan rasa takutnya, Dominic terlalu agresif saat ini. Abian segera memakai baju transparan itu, dan dia melihat dirinya didalam cermin.

Terlalu seksi dan tidak nyaman ditubuh Abian.

Tapi dia sudah bertekad akan memberikan hadiahnya pada Dominic, tapi dia takut sangat takut dia tahu napsu suaminya itu sangat tidak bisa dikontrol.

Dominic terus menggedor pintu dengan brutal, Abian semakin takut mendengar teriakan Dominic seperti binatang buas. Sepertinya dia salah memberikan Dominic hadiah ini.

"Abian buka pintunya atau aku akan mendobrak pintu ini!."

Abian menatap dirinya dalam cermin berusaha menguatkan hatinya untuk membukakan pintu, tapi karena terlalu lama didalam kamar mandi, pintu itu ditendang oleh Dominic yang tidak sabaran.

Abian tentu saja terkejut, Dominic tengah menatapnya seperti predator yang menemukan mangsanya.

Tanpa banyak kata, Dominic menghampiri Abian dan langsung mencium bibir Abian. Abian dengan kaku membalas ciuman Dominic, sementara Dominic dia menggerayangi tubuh Abian dengan sensual.

"Cantik sangat cantik, jangan berharap kau dapat melarikan diri malam ini Abian."

Abian semakin takut, malam ini tidak seperti biasanya dia selalu kabur dari Dominic saat pria itu menginginkannya.

Dominic mengangkat baju transparan itu dan langsung menyentuh puting sang istri yang sudah menegak, dia dengan kasar meraup puting itu.

"Tu-tunggu dulu! Di-ngh dikasur Dominic!."

Dominic menuruti kemauan Abian yang ingin dikasur saja melakukannya, tapi pria itu tidak melepaskan puting Abian dia terus menyedot puting itu dengan keras.

Sambil berjalan dan menggendong istrinya, Dominic tak henti-hentinya memainkan tubuh Abian dia akan memojokkan Abian ke dinding dan mencium bibir Abian sampai pria itu hampir kehabisan napas.

"Aku akan langsung memasukkannya, kau tidak apa-apakan?."

"Gila! Lubangku akan berdarah lagi! Lakukan pemanasan dulu, ngh Dominic!."

Sesuai kemauan sang istri Dominic melakukan pemanasan terlebih dahulu, jari besar Dominic masuk kedalam lubang sempit itu. Jarinya tidak bisa diam dia memajukan mundurkan jarinya.

Dominic menikmati ekspresi wajah Abian yang begitu berantakan, wajah yang memerah sempurna, rambut acak-acakan menambah kesan yang sangat seksi dan hot.

Dominic menjilat bibir bawahnya, tangannya terus menggasak lubang Abian dengan brutal. Abian sendiri hanya bisa mendesah dan mencengkram bahu suaminya.

"Sayang, setelah ini aku akan memasukkannya, bilang kalau sakit."

Dominic bersiap memposisikan penisnya ke lubang Abian, Dominic mencium Abian. Dan sekali hentak penis itu sudah masuk kedalam lubang Dominic.

Abian berteriak kesakitan, tangannya mencakar punggung Dominic. Dominic mengendong Abian sambil menghentakkan penisnya lebih dalam lagi, dia merebahkan Abian dikasur mereka.

"Sakit," Lirih Abian.

Dominic mendengarkan dia menghentikan kegiatannya sejenak sambil memandang wajah Abian yang menahan kesakitan.

"Apa kau ingin bayi lagi?" Tanyanya sambil mengusap rambut Abian yang basah akibat keringat.

"Bayi?," Abian langsung melihat ke perutnya yang terlihat ramping ditengahnya ada tonjolan besar.

Abian termenung dia memang menginginkan bayi tapi takut dia tidak bisa menjaga dengan baik bayi itu, Abian masih trauma tentang kejadian satu tahun lalu yang dimana bayinya tidak dapat bertahan lama.

Memiliki traumatik yang berlebihan membuat seseorang tidak mudah melupakan kejadian dimasa lalu.

Abian menghela nafas panjang dia menatap Dominic dengan senyuman manisnya membuat jantung pria itu berdetak lebih kencang.

"Aku ingin bayi." Suaranya sangat lembut tapi juga mengandung kegenitan yang sensual.

Jakun pria itu naik turun mencoba menormalisasi tenggorokannya yang kering, dia mencoba meneguk ludahnya sendiri. Dominic tidak dapat menahannya lagi, dia memegang tangan Abian dan menyalurkan hentakkan yang kuat pada pinggulnya.

Abian mendesah nyaring mencoba menggoda pria bison itu, mata lentiknya menatap genit kearah suaminya. Tangan lentiknya mengusap sensual dada telanjang pria itu.

"Abian, hah."

Dominic menggeram pelan, suaranya ringan namun berat membuat Abian merinding mendengarnya, tubuhnya terhentak kuat saat Dominic mempercepat hentakannya.

"Ahh."
















.
.
.

Tolong vote nya, ya😉

🤸👋

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang