03 - Pertengkaran

14 1 0
                                    

Kini jam pelajaran telah usai, langkah kaki beralalu-lalang menuju gerbang besi itu.

Berbeda dengan Yasha yang masih berlari mengelilingi koridor sekolah, berusaha mencari seseorang yang dia cari.

Dia mencoba melihat ke area halaman belakang sekolah, dan ya mereka orang yang dia cari, Rovedouls.

Lima anak muda bermain kartu tertawa ria, ada yang sambil menyesap rokok santai, ada yang minum, makan, dan lain sebagainya, mereka terlihat berantakan.

Yasha menyelesat menghampiri mereka, tepat sasaran Yasha berhasil memukul rahang Erlan dengan tangan kosong.

Bugh

Anggotanya terkejut melihat sang Ketua mendapat bonggeman bebas dari Yasha, dengan nyali yang tinggi Yasha berhasil menumpas Erlan.

Sedangkan Erlan hanya senyum menyeringai, seolah-olah ini hanyalah permainan kecil baginya.

"Woi kurang ajar, bangsat!" umpat Riki tidak terima karena perlakuan Yasha terhadap Erlan, cowok yang selalu berpenampilan badboy itu hoby mengucapkan kalimat toxic.

Rey hendak melayangkan pukulan, namun dengan sigap Yasha menangkis lalu menendangnya.

Bugh

"Sial." umpat Rey sembari memegang perutnya yang terasa mulas, tendangan Yasha berhasil membuat dia sesak.

Begitu juga dengan anggota lain, mereka secara bersamaan menyerang Yasha secara bertubi-tubi, lagi dan lagi Yasha berhasil menumpas mereka.

Bugh

Bugh

"Akhh."

Yasha tidak takut mereka hanya lima orang saja, mungkin sepuluh orang pun dia sanggup menumpasnya. Yasha memang memiliki kemampuan bela diri yang cukup baik.

Erlan yang sudah tumbang cowok itu beralih merauk pasir di tanah dan melemparkan tepat di mata Yasha.

"Akhh." Yasha lengah akan hal itu, dia mengusap matanya.

Melihat hal itu anggota lainnya berkesempatan untuk memukul Yasha, kali ini Yasha tidak bisa melawan karena rasa pedih di matanya.

Kini giliran mereka mengeroyok Yasha secara bertubi-tubi tanpa ampun, wajah Yasha lebam, hidungnya mengeluarkan darah segar, seberusaha mungkin Yasha melawan. Nyatanya tubuhnya sudah tidak bisa diajak bekerja sama.

"Cukup." Erlan memberi isyarat anggotanya untuk berhenti.

"Mampus lo!" Seno tertawa mengejek Yasha yang sudah lemas lunglai.

"Yasha?" Erlan membaca name tag pada baju Yasha. "Cukup hebat." ledeknya.

"Apa mau lo?" timpal Erlan menginjak perut Yasha dengan satu kakinya.

Yasha dengan wajah tampan yang di penuhi dengan lebam dan luka, matanya memerah karena siraman pasir tadi.

"Jauhin Aisha!" tegas Yasha.

Erlan memperdalam injakan kakinya, membuat Yasha meringis kesakitan.

"Akh."

"Shit." Erlan melihat sekeliling ternyata mereka menjadi pusat perhatian semua siswa, ntah datang dari mana Erlan tidak menyadari itu, kini mereka sudah menjadi tontonan.

"lo beruntung kali ini! lain kali gue habisin lo." ancam Erlan

Yasha tidak merasa takut sedikit pun atas ancaman cowok itu, "Pengecut." ucapnya menyeringai.

*****

Disisi lain ketiga gadis berjalan bersama menuju parkiran berniat mengambil kendaraan mereka. Namun langkah mereka terhenti ketika melihat beberapa siswa berlarian kearah halaman belakang sekolah.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang