05 - Penolong Pertama

11 1 0
                                    

"Jangan gue mohon." ucap Aisha ketakutan.

Erlan cowok itu tidak memperdulikan tangis Aisha, dia mengurung tubuh gadis itu.

Beberapa kali Aisha mengeluarkan perlawanan tetap saja dia tidak bisa berontak karena tenaga Erlan lebih besar di banding dengannya, Aisha hanya menutup mata pasrah.

Drtttt

Drtttt

Ketika Erlan hendak mencumbu gadis itu, suara ponselnya berdering. Dia mengurungkan niat kemudian menjauh dari tubuh Aisha, dia memilih mengangkat telfon.

"Shit!" kesal Erlan karena aktivitas nya terganggu.

"Kenapa?"

"Lan markas kita kebakaran!" ujar seseorang dalam telfon.

"Bangsat, cari pelakunya! gue kabarin yang lain." Erlan sontak terkejut mendengar berita itu kemudian dia menutup ponselnya.

Erlan kembali kearah Aisha yang sudah terduduk di sudut ruangan dengan ketakutan. "Tetap disini, atau Yasha habis di tangan gue!" ancamnya.

Aisha membelakak matanya lagi-lagi Yasha terseret.

Setelah melontarkan kalimat itu Erlan keluar kamar berniat memberi tahu anggota lain.

Ceklek

Aisha mengikuti langkah Erlan untuk keluar tapi ternyata pintunya terkunci dari luar. Dia berusaha mendobrak knop pintu itu namun nihil tidak bisa.

"Sialan, lepasin gue!" teriak Aisha dari dalam kamar.

Sedangkan Erlan menuruni tangga menuju lantai bawah, dia melihat anggota lain sedang asik bermain kartu.

"Wih udah kelar ni bos?" ucap Riki meledek karena melihat Erlan kini tidak mengenakan kaos hanya celana pendek saja.

"Gimana nih? cepet bener si lo." timpal Rey.

"Bacot, markas kebakaran!" ucap Erlan sinis.

Seno yang sedang meneguk minum tersedak. "Pfttt uhuk, uhuk," wajahnya tampak memerah karena dia memiliki kulit putih.

"Jorok anjing!" sewot Jermian terkena semburan air dari mulut Seno.

"Uhuk, sorry Jer hehe." Seno hanya menyengir kikuk menampilkan gigi putihnya.

Jermian membuang matanya sinis, tidak berniat menjawab lagi.

"Siapa yang mau kesana?" tanya Erlan.

"Gue."

"Gue."

Seno dan Jermian menjawab bersamaan.

"Cieee kiw kiw jadian aja deh lo berdua." ledek Riki.

"Gue masih normal ya anjir, ini ketimpa muka gue yang imut aja." ucap Seno.

"Gak ada waktu buat bercanda." tegas Erlan.

Kemudian Jermi dan Seno langsung bergegas keluar basecamp untuk menuju markas mereka.

Basecamp dan markas mereka berbeda, basecamp merupakan tempat yang mereka tempati saat ini, dan hanya untuk anggota penting saja yang di perbolehkan masuk.

Sedangkan markas disana tempat semua anggota Rovedouls berkumpul. Ya mereka memiliki anggota umum cukup banyak.

Di sisi lain Aisha terduduk pada lantai dingin itu dengan menekuk kedua lututnya, sekarang dia dalam keadaan pasrah dan kosong.

Tok

Tok

Aisha beralih menatap ke arah sumber suara dan ternyata suara itu dari arah jendela.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang