15 - Joging

0 0 0
                                    

Aisha memutuskan untuk mencari udara segar di taman rumah sakit, ntah kenapa perasaanmya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Hari sudah menjelang malam dia masih setia dengan seragam sekolahnya. Dia duduk di bangku besi berwarna putih seorang diri sembari melihat bintang di langit malam berwarna biru terang itu.

Ketika merasa tenang, seseorang menutup matanya dari belakang menggunakan tangan.

Aisha sudah tau pelaku dari orang tersebut. "Yasha, gue tau itu elo." ucapnya karena hal itu kebiasaan Yasha sedari mereka kecil.

Yasha ikut duduk di bangku taman itu, "Sendiri aja mba." sindir Yasha.

"Ya kalo rame-rame kondangan."

"Hahaha, jokes lo masuk di gue."

"Ck." Aisha membuang matanya malas, karena waktu tenangnya di ganggu oleh makhluk di sampingnya ini.

"Lo cemburu ya?" ledek Yasha menyenggol bahu gadis itu dengan bahunya.

"Cemburu? untuk?"

"Gue sama Ita."

"Aneh lo, justru gue terharu sama kalian, lo beruntung bisa di cintai Ita, dia cewek baik Sa, awas kalau lo bikin dia rusak."

"Sekotor itu kah gue? kalau gue brengsek lo juga udah rusak di tangan gue Ai." ceplos Yasha.

"Yasha!"

"Ya elo lagian, gue bahkan gak pernah kepikiran buat rusak Ita."

"Ya gue takut lo kebablasan."

Ptak

Yasha menyentil kening Aisha gemas, gadis itu memanyunkan bibir ke depan dan mengelus keningnya karena merasa sakit.

"Sakit anjir." dumel Aisha.

"Kotor banget otak lo, cuci gih." ucap Yasha.

"Sa jaga Ita ya?" Aisha menarik nafas pendek.

"Hmm, tapi lo masih jadi prioritas gue."

"Sa udah deh, sekarang lo udah punya Ita, lo harus jaga perasaan dia. Gue gak mau ribut, gue takut ada kesalah pahaman di antara kita." Aisha tidak mau hal itu terjadi dia harus menjaga perasaan temannya.

"Seharusnya dia paham dan mengerti."

Aisha kesal Yasha selalu tidak mengerti kondisi. "Sa udah, dia sekarang cewek lo, yang harus lo jaga itu dia!" dia bangkit dari duduknya berniat meninggalkan Yasha.

Yasha mencekal lengan Aisha, "Ai lo beneran gak ada rasa sedikitpun ke gue?"

Aisha menunduk dia tidak bisa menatap mata Yasha, "Gue udah bilang, gue selalu menghilangkan perasaan aneh itu." jawabnya kaku.

"Berarti lo masih sempat mencintai gue?"

Aisha mendengak melihat wajah Yasha, "Sa meskipun cinta, itu terlarang, cinta kita hanya sebatas saudara. Hanya saudara!" ucapnya dengan menegaskan kalimat akhir.

"Tapi kita bukan saudara kandung Ai-"

Sejujurnya Yasha masih mengharapkan cinta dari gadis itu, tapi benar yang Aisha bilang mereka tidak akan bisa bersama.

"Sa cukup ya. Gue mohon jangan pernah bahas ini lagi, kita harus pegang omongan mamah papah. Lo gak mau mengecewakan mereka kan?"

Sebenarnya gue kenapa sih? batin Yasha, dia terlihat seperti orang yang sedang memaksa balasan cinta.

Sungguh aneh sebelumnya Yasha tidak pernah mengatakan hal ini pada Aisha dan bahkan dia merasa malu jika membahas perihal perasaan, kenapa sekarang dia merasa berani mengatakan hal itu.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang