12 - Nilai Minus?

1 0 0
                                    

Tidak berpikir panjang Yasha ingin sekali menggajar cowok di hadapannya, namun dia melihat situasi saat ini. Ada Aisha yang lebih penting untuk di lindungi.

Yasha segera membawa Aisha pergi dari jangkauan basecamp Geng itu.

Erlan hanya tertawa remeh melihat kedua orang itu berlari menjauhinya.

"Naik." ucap Yasha pada Aisha untuk segera naik ke motornya.

Aisha menuruti perintah Yasha, setelah memastikan Aisha sudah aman, Yasha melajukan motornya dengan kecepatan penuh untuk menjauhi jangkauan mereka.

"Kenapa lo nekat kesana?" ucap Yasha sembari mengendarai motor, namun dapat di pastikan Aisha mendengarnya.

"Sa gue cuman mau mastiin lo baik-baik aja, gue khawatir sama lo."

"Lo tau Ai? mereka obsesi sama lo."

"Gue tau Sa, lebih tepatnya bukan mereka. Tapi Erlan, dia yang selalu ganggu gue. Gue benci!" Aisha langsung mengusap air matanya yang jatuh.

"Sa maaf karena gue semua hancur, gue ... hiks." Aisha tidak bisa menahan isak tangisnya.

"Stop nyalahin diri lo Ai! Gue benci itu."

"Semua ini karena gue, kalau aja hari itu gue gak berurusan sama mereka semua ini gak akan terjadi, kenapa lo gak marah sama gue? disini gue yang salah Sa, kenapa lo gak biarin mereka ngambil gue? hidup lo akan tenang, kenap-"

"Berhenti Ai! Gue benci pemikiran lo yang kaya gini, lo percaya dengan omongan mereka? Ai mereka itu licik, mereka akan melakukan segala cara demi ngusik hidup kita. Lo juga korban dari kegilaan Erlan sialan itu, dan gue gak akan biarin lo ditangan para bajingan, gue gak mau kehilangan seseorang terpenting setelah mamah papah gue Ai." Yasha melihat wajah teduh Aisha dari spion motor.

"Gue sayang lo." lanjut ucapan Yasha.

"Yasha awas!" Aisha berteriak menyadarkan Yasha, cowok itu tidak melihat kondisi jalanan.

Tin

Tin

Yasha tersadar dia membanting stir ke arah kiri untuk menghindari truk dari lawan arah. Dia mengerem motornya secara sempurna.

"Woy jalan yang bener! Dasar bocah!" teriak supir truk yang masih melaju.

Kalau saja Aisha tidak sadar mungkin mereka, ah sudahlah. Beruntungnya tuhan masih melindungi mereka.

Aisha masih memeluk erat pinggang Yasha dan masih setia menutup matanya, jantung nya berdetup kencang. Dia sudah pasrah ntah apa yang terjadi.

"Ai, lo gapapa? maaf, maafin gue." Yasha menengok kebelakang untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.

Aisha melepas pelukannya lalu dia bisa melihat wajah Yasha dan memeriksa dirinya sendiri, ternyata masih selamat.

Yasha turun dari motor dan memeriksa setiap inci tubuh Aisha. Mulai dari tangan, kepala, wajah.

"Sa apaan sih gue baik-baik aja! cuman jantung gue hampir copot." ucap Aisha menghentikan tingkah-laku Yasha yang selalu berlebihan.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang