13 - Ungkapan

0 0 0
                                    

Kini waktu istirahat telah tiba, setelah melakukan pembelajaran cukup panjang.

Aisha masih sibuk mengerjakan tugas nya, karena dia tidak mau menunda tugasnya nanti malam, dia terbilang murid yang penuh ambisi.

"Ai lo gak ke kantin?" tanya Rara di sebelah Aisha.

"Lo duluan." ucap Aisha namun matanya masih tetap melihat buku dengan penuh konsentrasi.

Rara tidak mau menganggu temannya dia mengerti hal itu, karena Aisha tidak bisa diganggu jika dalam keadaan seperti ini.

"Oke gue duluan ya, lo nyusul di tempat biasa aja." ucap Rara.

"Hmm."

Yasha melihat Aisha yang masih serius dengan bukunya, dia menghampiri gadis itu lalu duduk di bangku Rara tepat di samping Aisha.

"Lo ngapain tadi ngeliatin gue?" tanya Yasha.

"Gapapa, emang gak boleh? gue punya mata." Aisha menjeda tugasnya lalu melihat Yasha.

"Jangan-jangan lo demen ya sama gue?" Yasha memicingkan matanya meledek gadis itu.

"Jangan ngawur." Aisha memutar bola matanya malas, lalu berniat mengabaikan keberadaan Yasha dengan melanjutkan tugasnya.

"Tapi kalau suatu saat lo jadi cewek gue gimana Ai?"

Aisha terkejut dengan pertanyaan tersebut, lalu dia kembali menatap cowok itu. "Sa udah deh, itu gak akan mungkin terjadi! Aneh otak lo." dia menutup bukunya kemudian pergi meninggalkan Yasha, dia sudah tidak mood untuk mengerjakan tugasnya.

"Ai tunggu!" Yasha mengejar Aisha keluar kelas.

"Lo marah kalau gue nyatain perasaan ke lo?"

"Sa lo bercanda?"

"Gue serius, sebenarnya gue cinta sama lo, maaf beribu maaf." Yasha menunduk karena dia tidak bisa membohongi perasaannya.

Aisha tidak marah jika cowok itu menyatakan perasaannya, "Sa lo itu cowok baik tapi gue gak bisa sama lo, asal lo tau Sa, gue setiap hari harus membuang perasaan ini supaya gue gak jatuh cinta ke lo. Lo inget kata mamah kan?" ucap Aisha menatap mata Yasha.

"Situasi ini sulit bagi gue Ai."

"Sa lupain perasaan lo ke gue ya? lo salah mencintai orang Sa."

Yasha hanya terdiam tidak berniat menjawab apapun, karena ucapan Aisha sangat menusuk hatinya, secara tidak langsung gadis itu menolaknya.

Benar kata lo Ai, gue salah mencintai orang, dengan begonya gue cinta sama saudari sendiri, tapi gue gak bisa menyalahkan perasaan. Gue bisa mencintai lo sendirian Ai. batin Yasha.

"Sa pulang sekolah kita jenguk Ita yuk?" Aisha mengalihkan topik pembicaraan agar tidak kembali canggung.

"Hmm iya." Yasha mengangguk dan tersenyum tipis.

Mereka menuju kantin, awalnya dia niat untuk gabung dengan Rara tapi Aisha lebih memilih makan bersama Yasha.

"Gue sama lo aja ya Sa." ucap Aisha.

"Sama gue selamanya juga gapapa."

Aisha mencubit lengan Yasha.

"Akh sakit anjir!" ucap Yasha lengannya merah karena cubitan gadis itu.

"Maaf, gue takut Sa mereka ngeliatin kita." Aisha melihat Geng Rovedouls itu berada di samping Rara, itu sebabnya dia tidak ingin menghampiri Rara.

Yasha pun ikut melihat Erlan dan keempat temannya itu sedang asik tertawa sembari menyantap makanan, namun mata Erlan tertuju padanya.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang