16 - Dia lagi?

0 0 0
                                    

Anggota inti Rovedouls berada di basecamp, mereka kumpul seperti hal biasanya.

Mereka meneguk minumannya masing-masing, sedangkan Erlan fokus pada ponselnya, bibirnya terus mengukir senyum melihat foto gadis cantik yang ada di layar ponselnya.

"kenapa lo obses sama tuh cewek?" Jermian melihat hal tersebut membuka suara. Ini pertama kalinya dia bertanya pada Erlan, Jermian terbilang paling cuek di antara semua anggota, sama halnya Seno.

"Tumben lu ngomong." Erlan mematikan layar ponselnya dan berlanjut menatap jermian.

Jermian tidak menggubris dia terdiam kembali, karena menurut dia ucapannya itu berharga dia hanya bicara jika di butuhkan dan tidak ada pengulangan kata.

"Iya gue penasaran juga, kenapa lo ngejar tuh cewek sampai sejauh sekarang? lo gak pernah kayak sebelumnya." saut Riki.

"Gue cuman jadiin dia mainan. Itu aja." ucap Erlan.

"Gak salah lo?" Seno menaikan satu alisnya bertanya meyakinkan.

"Ya gue akui dia emang berbeda dari semua cewek yang gue temui, termasuk Amel." jawab Erlan.

"Itu lo udah jatuh cinta anjir sama tuh cewek." ucap Riki.

"Mungkin, bahkan gue ingin miliki dia sepenuhnya dan itu tujuan gue nyingkirin Yasha terlebih dahulu."

"Emang beda orang lagi jatuh cinta, apapun di trobos." ucap Seno sembari menegak minumannya.

"Si Riki juga udah anteng sama Yuka." ceplos Rey mengalihkan pembicaraan.

Riki mendengarkan hal itu menatap tajam Rey, karena ini rahasianya. Hanya dia dan Rey yang tahu, tapi apa? Rey justru membocorkannya. Ingin sekali rasanya dia membonggem temannya itu.

"Yuka? Temennya Amel?" tanya Erlan memastikan.

"Hmm." jawab Riki jujur.

"Kece juga lo dapet cewek spek Yuka si paling tomboy." ledek Seno.

Erlan hanya tertawa mendengar hal itu.

Riki mengira jika ketuanya itu akan melarang hal ini terjadi, tapi baguslah jika respon Erlan positif, Riki tidak harus menyembunyikan apapun sekarang.

"Type nya Riki banget itu." saut Rey terus menggoda Riki.

"Berisik." ucap jermian dia merasa pusing karena bau semerbak minuman itu, dia tidak pernah meminum alkohol sedikitpun, bukan berarti dia tidak berani, tetapi Jermi selalu berprinsip  kesehatan adalah hal utama baginya.

"Bukan gue doang jermi juga tuh di kejar helen, tapi lo tau sendiri temen kita ini kaku kek patung, idupnya flat." sindir Riki.

Jermian menatap Riki tajam seperti ingin segera melahapnya, karena jermian orang yang paling di takuti setelah Erlan.

"Santai bang liatinnya." ucap Riki pada jermian.

Jermian bergegas pergi meninggalkan mereka, di ikuti juga Seno.

"Lah tuh bocah dua malah kabur." Riki terheran padahal dirinya hanya mengatakan hal itu.

"Si Seno akhir-akhir ini kenapa selalu ngikut Jermi? apa dia suka sama jermi?" timpal Riki karena merasa ada yang berbeda dari temannya itu.

"Otak lo." Erlan melempar kulit kacang ke kepala Riki, "Meskipun gitu Seno masih normal dan bela diri dia jauh di atas lo." sindir Erlan membela Seno.

"Tapi gue gak pernah denger dia bahas cewek manapun. Ya siapa tau dia belok?"

"Hidup gak semua tentang cewek." saut Rey.

Riki kalah telak dia tidak bisa menjawab apapun lagi dan memilih untuk diam.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang