11 - Pembuktian Pelaku

2 0 0
                                    

Suasana sore kali ini terkesan berbeda dari sebelumnya, bahkan langit pun ikut meredup seolah-olah menggambarkan keadaan hati Yasha saat ini.

Yasha dan Aisha, mereka berada pemakaman Dinda dan Juwan selalu orang tuanya, wajah sembab Aisha terlihat dengan jelas menampakkan rasa sedihnya, dia tidak berhenti menangis sedari malam.

Yasha, cowok itu terkesan diam menatap batu nisan yang menampak kan kedua nama orang yang sangat dia sayangi. Kini hanya tinggal kenangan, dia tidak bisa melihat senyum dari Dinda dan semangat dari Juwan.

Aisha pun sama halnya dengan Yasha, dia merasa terpukul, dia belum bisa membalas Budi pada orang tulus yang merawatnya sejak kecil.

"Sa, kita pulang yu, kayanya mau hujan." ucap Aisha karena tersisa hanya mereka disini.

"Lo duluan Ai." jawab Yasha dengan nada dingin.

"Gue gak akan ninggalin lo sendiri Sa,"

Mendengar pernyataan Aisha, Yasha tidak mau bersikap egois, dia menuruti perkataan Aisha untuk pulang.

*****

Sampai rumah mereka di sambut neneknya yang menggunakan kursi roda.

Aisha berhamburan lari kepelukan neneknya, sedangkan Yasha dengan ekspresi datar langsung bergegas ke kamarnya.

"Yasha-" Rini kebingungan karena baru kali ini Yasha terlihat cuek.

"Nek, kasih Yasha waktu ya, Ais tau perasaan Yasha saat ini, dia hanya butuh waktu untuk sendiri nek. Nenek gak perlu khawatir." Aisha menenangkan Rini.

Rini hanya mengangguk dan mengusap halus rambut Aisha.

"Jangan berlarut dalam kesedihan ya nak, ikhlas dalam menjalani hidup." ucap Rini.

"Ais sayang nenek, nenek cepat pulih ya, Ais khawatir dengan keadaan nenek yang seperti ini." Aisha kembali memeluk erat neneknya.

Sedangkan Yasha, dikamar dia merenung melihat foto-foto bersama kedua orang tuanya, jika saja waktu bisa di ulang Yasha ingin menghabiskan waktu bersama orang tuanya.

Kemudian Yasha teringat sesuatu, perkataan penyidik itu, jika orang tuanya benar mengalami kecelakaan akibat rem blong.

Namun Yasha merasa jika ada kejanggalan, dia masih belum bisa menerima jika ini hanya kecelakaan tunggal. Ya inilah Yasha instingnya selalu berjalan.

Yasha membuka laptopnya, mencari informasi-informasi yang bersangkutan dengan kejadian orang tuanya. Kemudian dia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Halo tolong cek semua CCTV, lima menit saya transfer." ucap Yasha pada seseorang dalam telepon.

Belum lima menit Yasha sudah mendapatkan informasi tersebut, membuka video cctv satu persatu. Dia melihat Dinda dan Juwan masuk kantor dan memarkir mobilnya dengan aman, sampai pada akhirnya Yasha di buat terkejut oleh seseorang yang dia ketahui.

"Bangsat!" Yasha mengepalkan tangannya melihat pria yang terekam di sana sedang mengotak-ngatik mobil milik orang tuanya. Ternyata benar dugaannya.

Yasha geram dia bergegas keluar rumah, Aisha di sebrang kamarnya terheran melihat Yasha dengan wajah penuh amarah seperti ini.

Aisha tidak sengaja melihat laptop Yasha yang masih terbuka. Dia memasuki kamar Yasha dan memutar video cctv tersebut, dia terkejut sekaligus geram melihat hal itu, "Ternyata ulah mereka? bajingan!" kesalnya.

Tiba-tiba di laptop tersebut seseorang menarik pesan video cctv itu.

"Loh anjir kenapa? loh ilang? Di hapus?" panik Aisha padahal dia tidak mengotak-ngatik laptop Yasha.

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang