17 - Kejutan

1 0 0
                                    

Keesokan hari, matahari sudah memancar cahayanya kembali, gadis itu perlahan membuka mata karena sinar matahari menyorot ke arahnya. Dia mengucek mata lalu terbangun.

Yang pertama dia lihat adalah sebuah jendela kamar yang terbuka, seketika dia mengingat kejadian semalam. Aisha mencari keberadaan pria itu, ntah kemana perginya.

Aisha melihat pakaian dan tubuhnya, dia bergegas ke arah cermin. Dia mengecek seluruh inci tubuhnya.

"Gue mimpi? Gak mungkin karena itu terlalu nyata. Gue inget tapi kemana dia?" gumam Aisha.

Kemudian dia melihat sebuah secercah surat di meja riasnya itu, dia membuka surat tersebut. Surat itu berisi.

'Gue cuman ngambil jaket gue, lo aman, cuman bibir lo gue lahap sedikit.'

Aisha membelalakan matanya melihat akhir kata surat tersebut, dia menatap dirinya di cermin lalu memegang bibirnya.

"Gak mungkin! Sialan first kiss gue!?" teriak Aisha karena dia tidak terima first kissnya di ambil oleh pria asing, bahkan yang wajahnya saja Aisha tidak tahu.

Dia berlari menuju kamar mandi, mencuci bibirnya dan berkumur.

"Gak mungkin kan dia kokop gue? Bibir gue udah gak suci bangsat!"

"Hiks jahat banget!" Aisha menangis tidak terima akan hal itu terjadi.

Tok

Tok

Aisha mendengar suara ketukan pintu dari luar, dia segera membersihkan wajahnya, gawat jika Yasha mengetahui hal ini. Kemudian bergegas keluar kamar mandi.

"Aisha." panggil Yasha.

"Aisha lo baik-baik aja?" teriak cowok itu memastikan kondisi Aisha.

Aisha membuka pintu kamarnya, menampilkan Yasha yang sudah berpakaian rapih.

"Sa, lo-" Aisha tergugup melihat Yasha.

"Lama banget buka pintunya? ngapain sih?"

Aisha menghela nafas panjang, "Lo gak liat gue abis cuci muka." ucapnya.

"Lo nangis?" Yasha memperhatikan wajah gadis itu, karena kulit Aisha terbilang putih maka jika dia menangis sangat terlihat jelas kulitnya memerah.

"Ha? Nangis? Engga." Aisha berusaha menghiraukan.

"Muka lo merah."

"Huh ... tadi ada kecoa jelek banget, gue takut." bohongnya pada Yasha.

"Kecoa? seriusan rumah kita ada kecoa?" Yasha memastikan jika gadis itu berbicara sungguhan, karena diapun sangat takut jika berhubungan dengan kecoa.

"Iya dari jendela kamar gue."

"Gemesin banget sih lo." Yasha mencubit pipi gadis itu dengan gemas.

"Lo mau kemana rapih begini?" Aisha melepaskan tangan Yasha dari pipinya.

"Lo gak inget? lo yang ngajak jenguk Ita semalam." jawab Yasha.

Aisha menepuk keningnyanya, sungguh dia menjadi seorang pelupa sekarang. Karena ingatannya sekarang hanya tertuju pada pria bertopeng kingkong itu.

"Oh iya hehe, gue lupa. Gue mandi dulu deh, lo keluar sana." Aisha mengusir Yasha dari kamarnya.

"Iya cepatan, lama gue tinggalin." Ancam Yasha.

"Tinggalin aja, emang lo bisa ninggalin gue."

Brakk

Aisha menutup pintu kamarnya kembali setelah mengeluarkan Yasha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YASHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang