Brakk
Rey membuka pintu cukup keras membuat seseorang di dalam ikut tersentak kaget.
"Erlan, gue liat-" ucap Rey sembari mengambil nafas karena kelelahan dia berlari sepanjang jalan.
"Ngomong yang jelas anjir!"
"Bentar ngambil nafas dulu gue, cape nih!" ucap Rey, dia mengamb segelas air lalu meneguk meminumnya.
"Cewek itu lolos, tapi gue gak asing sama orang yang nolong."
"Maksud lo?"
"Gue liat seorang cowok nolongin dia, tapi sorry gue belum bisa bawa cewek itu lagi."
"Ah shit!"
Brakkk
Erlan melampiaskan amarahnya pada barang-barang di atas meja, dia melempar dan menghancurkannya ke berbagai arah.
Sedangkan Riki yang baru saja datang, terkejut melihat pemandangan semua barang yang sudah berserakan di lantai.
"Dan lo gak usah balik, percuma!" ucap Erlan pada Riki.
"Gue bayar kalian sebagai anggota kepercayaan gue! tapi apa? lo semua nggak becus!" timpal Erlan.
Rey dan Riki hanya terdiam kaku tidak berniat menjawab, karena jika Erlan sudah marah tidak ada yang berani memprotesnya.
*****
Disisi lain Aisha tertidur selama perjalan, kepalanya masih setia bersandar pada pundak pria itu.
Pria bertopeng itu menghentikan laju motornya tepat di depan rumah Aisha.
Aisha terbangun dan sadar jika laju motornya berhenti, dia langsung mengangkat kepalanya dari sandaran pria itu, "Emm maaf gue ketiduran." gugupnya merasa malu, kemudian dia langsung turun dari motor.
"Lo tau rumah gue?" tanya Aisha, padahal sepanjang jalan dia tidak memberitahu alamat rumahnya.
Tanpa menjawab pria itu ikut turun dari motor dan memberikan tas milik Aisha dan Yasha yang tertinggal di jalan tadi, tidak lupa menyerahkan kunci motor tersebut. Dia pun langsung bergegas pergi meninggalkan Aisha yang masih mematung.
"Siapa dia?" gumam Aisha terheran melihat punggung pria itu.
Tidak lama memori otaknya langsung berputar pada Yasha, "Yasha." dia langsung mendorong motor besar tersebut ke halaman rumah, lalu bergegas masuk ke dalam rumahnya.
Ceklek
Ketika masuk Aisha langsung disambut Dinda dan Juwan.
"Ais ... nak ...." Dinda wanita itu langsung memeluk Aisha penuh kekhawatiran. Dia memeriksa setiap inci tubuh Aisha.
"Ais baik-baik aja mah," ucap Aisha menenangkan Ibundanya.
"Ais kenapa baju kamu basah lepek seperti ini nak? apa yang terjadi? katakan pada papah! Papah akan menindaklanjuti hal ini jika ada yang berani macam-macam dengan kalian!" tegas Juwan.
Aisha diam sejenak dia bingung harus mengatakan apa pada kedua orang tua asuhnya.
"Jawab dan tatap mata papah, Ais." ucap Juwan.
"Mas, jangan paksa Ais untuk bicara dulu ya, sepertinya dia butuh waktu." Dinda menenangkan Juwan.
"Papah cuman khawatir mah," ucap Juwan lalu menghembuskan nafas panjang, "Bawa dia ke kamar." timpalnya lagi.
Dinda mengantarkan Aisha ke kamar untuk berganti pakaian.
"Aisha sayang, kamu ganti pakaian dulu ya. Mamah buat makanan dulu untuk kamu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
YASHA [ON GOING]
Teen FictionYasha Juwan, berambisi untuk melindungi adik angkatnya. Bagi Yasha tujuan hidup yang sesungguhnya adalah menjaga dan melindungi gadis pemilik sorot mata teduh itu, dia adalah Aisha Deralia. Awal hidup mereka penuh ketentraman dan kedamaian. Namun, k...