Selama perjalanan Aisha menutup matanya dan masih setiap memeluk pria itu.
Sampai tanpa Aisha sadari dia sudah sampai di depan rumahnya, Aisha menyadari motor itu berhenti melaju.
Dia membuka matanya, "Udah sampai?" Aisha terheran karena secepat itu motornya melaju.
Aisha menyadari jika dia masih memeluk pria itu dan dia langsung melepaskan pelukannya dan turun dari motor tinggi itu.
Sama halnya seperti pria bertopeng kingkong, pria ini tanpa bicara langsung segera melajukan motornya.
"Yeh belom juga bilang makasih," ucap Aisha.
Tanpa pikir panjang dia langsung berlari masuk kerumahnya.
Dia langsung bergegas ke kamar Yasha untuk memastikan jika cowok itu ada dikamarnya.
Aisha melihat Yasha sedang tertidur pulas dengan gitar dan kumpulan buku di kasurnya.
"Yasha ada dikamar, sebenarnya siapa mereka?" gumam Aisha, dia berprasangka jika yang menolongnya adalah Yasha.
"Gak mungkin Yasha, dari parfum dan tubuhnya aja gue kenal, terus siapa dong?"
"Akh gak tau gue pusing." Aisha menutup kembali pintu kamar Yasha dan bergegas ke kamar nya untuk membersihkan diri.
*****
Malam harinya Aisha masih memikirkan hal yang menimpanya. Sembari mengobati luka di sikut kakinya dan lengannya karena terjatuh terseret aspal tadi.
"Kalau aja hari itu gue gak tersulut emosi, gue dan Yasha gak akan pernah terluka kaya gini." dia mengoceh sembari mengobati lukanya sendiri.
"Kalau waktu boleh di ulang, gue gak mau ketemu mereka, hiks." Aisha mengelap air matanya yang turun.
Berbeda dengan Yasha yang baru saja bangun dari lelap tidurnya, dia mengecek jam ternyata sudah pukul delapan malam.
"Gue ketiduran cukup lama," ucap Yasha sembari mengusap wajahnya.
"Ais, Aisha," otaknya langsung mengingat Aisha, dia langsung bangkit dari kasur dan bergegas lari ke kamar Aisha untuk memastikan jika gadis itu aman.
Tok Tok
Aisha di dalam kamar mendengar ketukan pintu dari luar, dia segera menghapus air matanya.
"Aisha apa lo ada di dalam?" tanya Yasha dari luar.
"Iya gue di dalam, sebentar Sa." Aisha merapihkan kotak p3k itu dan memakai jaket untuk menutupi luka nya.
Kemudian dia langsung membuka pintu kamar, menampakan Yasha dengan wajah kusutnya karena cowok itu baru saja bangun dari tidur.
Yasha memeluk tubuh mungil Aisha, "Lo baik-baik aja kan?" tanya Yasha.
Aisha melerai pelukannya, "Apaan sih lo! ya ini buktinya gue gapapa. Lebay." ucap Aisha.
"Makasih udah nepatin janji lo tadi pagi, dan maaf gue ketiduran hehe." Yasha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hmm."
"Tumben lo pakai jaket begini?"
"Dingin."
Yasha memastikan jika gadis itu tidak menyembunyikan sesuatu padanya. Tanpa disengaja dia melihat sebuah noda merah di sikut kaki Aisha, karena lukanya menembus pada celana panjang yang gadis itu kenakan.
"Lo bohong?" Yasha menaikan satu alisnya.
"Bohong apa?"
"Kaki lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
YASHA [ON GOING]
Teen FictionYasha Juwan, berambisi untuk melindungi adik angkatnya. Bagi Yasha tujuan hidup yang sesungguhnya adalah menjaga dan melindungi gadis pemilik sorot mata teduh itu, dia adalah Aisha Deralia. Awal hidup mereka penuh ketentraman dan kedamaian. Namun, k...