Chap 9: Got it

1.7K 138 9
                                    

4 Hari Kemudian

— 19 Juli —

— Jam 6 pagi

Tok tok tok

"Yaa?" Jawab Eli sembari ia menguap dikarenakan masi mengantuk.

Eli membuka pintunya, terdapat Onel dan Indah yg sedang berdiri didepan pintu kamar kosannya.

"Lii, mana Gita?." Tanya Indah.

"Ada tuh di kamar, masuk dlu gih." Jawab Eli.

"Jadi, mau ngapain kesini?." Lanjut Eli sesudah Ondah memasuki kamar kosan tersebut.

"Gue mau ketemu Gita bntr." Jawab Onel.

"Oh yauda naik aja, ketuk aja pintunya dia udh bangun kok." Balas Eli.

Onel menuju ke lantai 2 dan segera mengetuk pintu kamar Gita.

Ia mengetuk 9 kali dan tidak ada respon sama sekali.

"Git?" Tanya Onel dengan keadaan pintu yg masih tertutup.

"Apalah dia ni." Lanjut Onel.

Saat hendak Onel turun. Gita mendadak membuka pintu tersebut.

"Apaan." Jawab Gita.

Onel berjalan menuju Gita perlahan.

"Nothing, gue cmn khawatir ama keadaan lo skrg. Gue saranin lo jauhin Dey." Ucap Onel sembari ia berjalan perlahan menuju Gita yg sedang berdiri didalam kamarnya.

"Why? Lo suka Dey?" Tanya Gita yg membuat onel nge-freeze/terdiam.

"Gila lo, gue udh punya Indah, yakali."

"Then, why?" Tanya Gita datar.

"Since u're telling me ur story, gue rasa ada yg aneh dengan masalah itu, n firasat gue gapernah salah." Ucap Onel.

"Sini, ikut gue." Balas Gita.

Gita memasuki kamar dan menduduki kursi yg ada pada kamar tersebut.

"Duduk dlu, gaenak cerita sambil berdiri." Onel berjalan dan duduk di tepi kasur menghadap kursi yg diduduki Gita.

"So, apa firasat buruk lo itu?" Tanya Gita.

"2 hari yg lalu, lo mempercayai gue tentang masalah di masa lalu lo. Tapi, lo gapernah bahas 'F' yg dimasa lalu lo itu." Jawab Onel. Namun, ia diam sejenak menatap muka datar Gita.

"It was Feni right?" Lanjut Onel.

"Gue akuin lo hebat. But im asking u, apa firasat buruk lo itu?." Balas Gita.

"Jadi.."











































































.

.

— 18 Juli. Jam 9 Malam di Cafe —
Kemarin malam.

"Acel, kamu mau pindah?" Tanya Aldo dengan wajah murung.

"Iyaa, maaf aku ga menepati janji bakalan kuliah bareng disini."

"Its okay, gue bakalan ikut lo kemana pun lo pergi." Ucap Aldo.

"Sweet bgt ni bedua." Ucap Onel.

Tiba tiba Aldo merangkul Onel.

When We Were 18 (Gitkath) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang