"Kathrina!"
"Yaa?" Jawab Kathrina.
"How's ur day?" Tanya Chris.
"Good."
"Ohh. Btw, nanti pulang bareng, yuk?" Ucap Chris.
"Maaf, Chris. Nanti gue dijemput pa—, eh temen gue."
"Mhm, okay. Bye Kath, see u around." Chris berjalan mundur melambaikan tangannya dan menatap Kathrina dengan sangat amat dalam.
Kathrina hanya membalas dengan senyuman. Lalu, Kathrina melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Namun, belum sempat ia memasuki ruangan, sebuah suara yang familiar memanggilnya. Marsha, yang sudah duduk di dalam kelas, melambai dan memanggil namanya dengan antusias. Kathrina berhenti sejenak, merasa penasaran dengan panggilan mendadak itu.
"Kath!" Seru Marsha dengan suara lantang, membuat Kathrina tersentak kaget.
"Sini, buruan!"
Dengan ekspresi bingung, Kathrina berjalan mendekati Marsha.
"Kenapaa?" Tanya Kathrin.
"Chris kyknya suka sm lo." Ucap Marsha.
Chris adalah teman masa kecil Kathrina. Meskipun mereka telah lama tidak berinteraksi, Kathrina tidak pernah membayangkan bahwa Chris akan memiliki perasaan terhadapnya, terutama setelah Kathrina mulai dekat dengan kakak kelasnya, Gita. Tanpa sepengatahuan Chris maupun siswa yg tidak terlalu dekat dengan Kathrin disana. Saat ini, Kathrina dan Gita menjalin hubungan mesra meskipun jarak geografis memisahkan mereka, dengan Kathrina masih berada di SMA dan Gita sudah kuliah.
"Ngga lah!" Ucap Kathrina.
"Gue liat–liat dia sering ngajak lo pulang bareng, sering nanya kabar. Tatapan dia ke lo juga dalem bgt woi!" Ucap Marsha.
"N-ngga mungkin lah, kita sebatas teman yg saling support, malahan gue nganggep dia abang gue."
"Tatapan dia ke lo dalem bgt, Kath. Hati–hati aja deh, eh tapi bagus juga. Bisa aja lo ke jalan yg benar karena Chris." Balas Marsha.
"Diem! Gue cinta mati sm kak Gita."
"Dasar esema (SMA)." Ejek Marsha.
"Nyinyinyi."
.
.
.
Muthe memanggil nama Gita di tengah keramaian kantin kampus. Gita, yang sedang sibuk menata buku-buku kuliahnya, merasa terkejut mendengar suara itu. Dia memandang sekeliling mencari sumber panggilan itu, dan matanya akhirnya bertemu dengan Muthe yang berdiri tidak jauh darinya.
Pandangan mereka bertemu dalam keheningan sejenak, di mana Gita merasa ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Muthe. Meskipun mereka sudah lama mengenal satu sama lain sejak SMA, namun pertemuan di kampus kali ini terasa berbeda. Ada kehangatan yang mengalir di antara mereka, seperti nostalgia akan masa lalu yang mereka lewati bersama.
"Muthe?" desis Gita dengan suara yang hampir berbisik, wajahnya bersemi lembut.
"Ya, aku," jawab Muthe dengan senyum yang lembut, mencerminkan kehangatan dari kenangan lama.
Pertemuan mereka di kantin kampus menjadi momen yang membangkitkan kembali kenangan indah dari masa SMA mereka. Mereka saling berbagi cerita tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka sejak terakhir kali bertemu. Di antara tawa dan canda, Muthe merasakan kecocokan dan kenyamanan satu sama lain, seperti benang merah yang mengikat kembali hubungan mereka.
Dalam keheningan di antara keramaian kantin, Muthe merenungkan tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dalam perjalanan mereka. Mungkin, di balik senyum-senyum dan cerita-cerita yang mereka bagi, ada rasa yang belum terungkapkan yang perlahan tumbuh di dalam hati Muthe.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were 18 (Gitkath) [END]
Fanfiction· - "Kak suka cewek ga?" - · • Ini WP pertama akuu, klo agak aneh maklumin yaa. • Cerita ini berhubungan dengan lagu One direction - 18. My fav song! • Untuk awal cerita, hanya masalah sederhana, dan masalah itu bukanlah inti dari cerita ini. Nanti...