Chapter 04

2.3K 142 2
                                    

"Arvidddddddddd"

Arvid menatap kedua temannya yang berlari ke arahnya.

"Kau baik baik saja kan?"

"Apa  dia melukai mu?"

"Apa dia memukul mu?"

"Atau dia menampar mu?"

Arvid menutup matanya,mendengar begitu banyak pertanyaan dari kedua temannya itu.

"Ck,aku baik baik saja dia tidak memukul ku ataupun menampar ku"

"Syukurlah"

Keduanya bernafas lega,tapi Sammy kembali menatap curiga Arvid.

"Kalau begitu,apa dia mencium mu?!"

"Sammy!!"

Pertanyaan Sammy membuat Nua dan Arvid meneriaki gadis itu,sementara Lyla hanya tersenyum tanpa dosa.

"Lupakan saja,ayo pergi"

Ketiganya berjalan bersama,di sepanjang jalan kedua teman Arvid terus mengoceh membuat Arvid pusing.

.
.
.

Arvid berlari dengan tergesa-gesa,ia bahkan menabrak orang-orang yang berjalan di kondinator kampus.

Di sepanjang jalan Arvid terus berdecak kesal,ia baru saja menyelesaikan kelasnya lalu lelaki bajingan itu mengirimi Arvid pesan agar Arvid menemuinya di gedung belakang fakultas teknik.

"hahh hahh Hah"

Sesampai nya di belakang gedung Arvid menghentikan langkanya,nafasnya terengah-rengah.

"Telat 3 menit"

Arvid mendongakkan kepalanya,ia menatap kesal Satya.

"Ck kelas ku baru selesai dan kau memaksa ku datang ke sini sialan!"

"Aku tidak peduli"

Arvid semakin kesal,bagaimana mungkin ada manusia semenyebalkan Satya di dunia ini?

"Ck terserah,kenapa kau meminta ku ke sini?"

"Ikut dengan ku"

"Kemana?"

Satya hanya menggidikkan bahunya,ia berjalan mendahului Arvid membuat Arvid mendengus kesal,tapi ia tetap mengikuti Satya.

Mereka di tempat mobil Satya terparkir,Satya membuka pintu mobil nya.

"Masuk"

"Mau kemana?"

"Masuk lah!"

Arvid menggelengkan kepalanya,ia tidak ingin ikut dengan Satya karena ia takut Satya akan macam-macam.

Dia ingin membawa ku kemana?

Apa jangan jangan dia akan membunuh ku?

Lalu membuang jasat ku ke sungai

Atau dia akan-

"Ck,berhenti berpikir tidak-tidak!masuk lah"

Arvid meneguk ludahnya kasar,bagaimana Satya tau bahwa berbagai pikiran negatif muncul di kepalanya.

"Arvid masuk!"

Arvid dengan kesal masuk ke dalam mobil,di susul oleh Satya.

.
.
.

Mereka tiba di sebuah apertemant mewah,Arvid menatap kagum tempat itu.

"Kenapa kau membawa ku ke sini?"

"Menurut mu?"

"Kau ingin memutilasi aku"

Tak

"akh sakit sialan"

Satya memukul jidat Arvid,membuat Arvid merasa kesakitan.

"Beres kan tempat ini"

Satya merebahkan dirinya di sofa,Arvid menatap ke sekeliling ruangan itu,ruangan yang besar namun terlihat berantakan.

"Are you kidding me?"

Satya menggelengkan kepalanya,sementara Arvid menatap tak percaya lelaki itu.

"Ini sangat berantakan dan kau menyuruh ku untuk membereskannya?"

"Tentu saja"

Arvid mendengus kesal,sangat sangat kesalll,bisa bisa nya lelaki itu menyuruh nya.

"Kau bereskan semua,aku akan tidur jika sudah selesai bangunkan aku"

Satya berdiri ia pergi meninggalkan Arvid sendirian di ruangan itu,Satya masuk ke dalam kamarnya.

"Benar benar seorang bajingan"

Dengan perasaan jengkel nya Arvid tetap membereskan ruangan itu,meski mulutnya tidak berhenti mengoceh.

Tak terasa hari sudah mulai gelap dan Arvid masih membersihkan ruangan itu.

"Huff,sedikit lagi selesai"

Arvid menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya kasar,ia melanjutkan pekerjaannya mepel lantai.

Tak terasa kini ia telah selesai membersihkan semuanya,Arvid bernafas lega.

Dengan perasaan begitu lelah Arvid mendudukan dirinya di sofa.

"Oh pinggang ku"

Arvid meminjam pinggangnya yang terasa sakit,ia memang sudah biasa membersihkan rumah namun kali ini pekerjaan nya begitu berat karena tempat nya yang begitu kotor.

Tanpa sadar Arvid perlahan menutup matanya,ia merasa begitu ngantuk sekarang.

Pada akhirnya Arvid tertidur di sofa itu,ia benar benar kelelahan.

.
.
.

Sementara itu di kamar Satya yang baru bangun menatap jam di nakas yang menunjukan pukul 8 malam.

Satya segera keluar dari kamarnya,ia menatap sekeliling ruangannya yang terlihat bersih.

Pandangan Satya jatuh ke Arvid yang tertidur di sofa,Satya mendekati Arvid ia menatap Arvid yang tertidur begitu lelap

Satya mendudukan dirinya sofa itu,tangannya perlahan begerak ingin menyentuh rambut Arvid namun sebelum ia melakukannya Arvid membuak matanya.

"Shia"

Arvid segera mendudukan dirinya,ia menatap jam di ponselnya.

"Pukul delapan,aku harus segera pulang"

Satya hanya diam ia terus menatap Arvid membuat Arvid menoleh menatap Satya.

"Pekerjaan ku sudah selesai kan?"

"Hem"

"aku ingin pulang sekarang"

Arvid berdiri ia bersiap ingin pergi namun Satya menahan pergelangan tangannya.

"Apa lagi?"

"Aku akan mengantar mu"

"Tidak perlu aku bisa sendiri"

"Aku tidak menerima penolakan"

Satya berdiri ia menarik paksa tangan Arvid membuat Arvid hanya dapat pasrah dengan perlakukan Satya.

•••••••••

Hai hai semua ketemu lagi sama raraaaaa,hehe maaf ya lama ga update cerita apapun,sekarang rara kembali dengan cerita baruuuuuu.

Semoga kalian suka sama cerita baru rara,tapi maaf yaaa ga sering updateeee

Papay semua,sehat sehat kalian ❤️

AWALNYA DENDAM (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang