Chapter 16

1K 65 2
                                    

Acara Sarapan itu sangat hening hanya terdengar suara garpu dan sendok yang beradu.

Merasa suasana yang kurang nyaman,Mac yang duduk di samping Mint membisiki gadis kecil itu.

"ssss,Mint sekarang "

Mint menganggukan kepalanya,gadis itu seolah mengerti apa yang di maksud oleh Mac sang Uncle.
Sepertinya mereka sudah merencanakan sesuatu.

"pū̀,hari ini Mint dapat nilai 100!"
(Kakek)

"Bener kah?cucu ku sangat hebat,kau ingin hadiah apa sayang ?apa kau ingin mainan?"

Pho yang merasa bangga dengan cucunya ingin memberikan hadiah kepada sang cucu yang sudah berhasil mendapatkan nilai 100.

"Tidak perlu pho,Mint sudah banyak punya mainan"

"Tidak masalah Naya,Mint cucu satu-satunya di keluarga ini dan dia kesayangan ku"

"Tidak perlu pū̀,Mint tidak ingin mainan"

"Jika begitu?apa yang mint inginkan"

Mint terlihat berpikir,kemudian ia menatap Max yang juga menatap dirinya,Max mengedipkan matanya pada Mint membuat Mint tersenyum.

"Mint mau Uncle Satya tinggal di sini selama seminggu!!"

Satya yang mendengar ucapan mint tersentak kaget,ia tidak menyangka keponakan nya itu akan meminta hadiah seperti itu.

"Apa?kenapa aku?"

"Uncle tidak mau ya?"

Mint memanyunkan bibirnya,wajah terlihat sangat sedih.

"Mint,kau bisa meminta yang lain"

"Tidak pū̀,Mint hanya mau Uncle Satya tinggal di rumah ini setidkanya seminggu biar mint bisa main bersama Uncle Satya juga"

Pho menghela nafasnya kasar,ia menatap Satya dengan tatapan tajamnya yang seperti biasa ia tunjuk kan pada putra bungsunya itu.

"Tinggalah di sini,seminggu untuk mint"

"Jika kau tidak suka aku ada disini,tidak perlu memaksakan nya,kau bisa tidak menuruti permintaan Mint"

"Satya"

Mae yang duduk di samping Satya,mengelus punggung putranya dengan lembut meminta sang putra untuk menurut saja pada pho nya.

"Aku hanya ingin cucu ku bahagia"

"Kalau begitu kau tidak ingin putra mu ini bahagia juga?"

"Satya!!"

Pho menegur Satya dengan suara sedikit keras,namun mampu membuat mereka yang menyaksikan kejadian itu tersentak kaget.

"Sayang sudahlah,jangan dengarkan Satya dan Satya sayang ku dengarkan apa yang pho mu katakan"

"Aku bukan boneka mae,yang bisa ia suruh seenaknya"

BRAK

Pho menggebrak meja makan itu,terlihat wajah Pho memerah menahan amarah.

"Satya nak sudah cukup"

"Tidak ada yang cukup bagi dia mae!apa yang aku lakukan selalu salah di matanya!"

Setelah mengatakan itu semua,Satya berjalan menjauh ia pergi dari rumah itu lagi.

Pho kembali duduk,nafas nya ter engah-engah menahan amarah.

"Mint takun mae"

Mint yang menyaksikan ke jadikan itu merasa ketakutan,ia memeluk ibunya erat.

AWALNYA DENDAM (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang