Chapter 17

1.1K 80 2
                                    

Satya membawa Arvid ke Apert nya,kini ia tengah mengobati lutut Arvid yang terluka.

"Akh,pelan-pelan"

"Satya sakit!"

"Bisa kah kau lebih berhati-hati?!"

"Kau ingin membunuh ku ya?"

Satya menghela nafasnya kasar,sejak tadi Arvid terus mengaduh kesakitan padahal luka remaja itu tidak terlalu parah tapi ia bertingkah seperti orang yang ingin di operasi saja.

"Sudah selesai"

"Hum"

"Hanya Hum?"

Satya mendekatkan dirinya pada Arvid membuat Arvid merasa aura mencekam di sekitarnya,mata kedua nya saling bertemu.Arvid meneguk ludahnya kasar melihat wajah Satya yang tidak terlihat senang.

"Te-terimakasih,menjauh lah"

Arvid mendorong Satya pelah menjauhkan lelaki itu dari nya.

Susana menjadi canggung,mereka sekarang sama-sama diam,Satya sibuk dengan ponselnya sementara Arvid hanya melamun menatap luka nya.

"Luka mu tidak akan membuat mu mati"

"Ck!ini sakit !semua karena mu!"

"Karena aku?coba kau pikir orang bodoh mana yang berlari di tengah jalan Hah!"

Arvid tidak menjawab,ia hanya memanyunkan bibirnya karena merasa ucapan Satya ada benarnya.

"Aku mau pulang"

"Sudah malam aku malas keluar"

"Kalau begitu aku pulang sendiri saja!"

"Tidak"

"Ck!aku akan meminta Sammy atau Nua untuk menjemput ku"

Arvid segera meraih ponselnya dari saku celananya,namun ketika ia baru saja menyalakan ponselnya tiba-tiba Satya merebutnya.

"Hei!!kembalikan!!"

"Kau tidur di sini!"

"Tidak aku tidak mau!"

"Aku tidak suka di bantah"

"Aku tidak suka di perintah!!"

Arvid terus melawan ucapan Satya membuat Satya menghela nafasnya lelah.

"Dengar!kau tidur di sini besok aku akan mengantar mu pulang"

"Tidak!Phi'Jan akan mengkhawatirkan ku"

Suara Arvid memelan,jika ia tidak pulang maka Kaka sepupunya akan sangat khwatir.

"Hubungi dia dan katakan kau menginap di tempat ku"

Satya mengembalikan ponsel Arvid namun belum sempat Arvid mengapai nya Satya kembali menarik tangannya.

"Hanya Phi'Jan"

AWALNYA DENDAM (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang