Meet

145 25 31
                                    

🍹My Young Slut🍹

°°°

Melihat Jimin yang sepagi ini sudah bergelut di dapur, seketika saja membuat Doona tersenyum. 

Jimin, suaminya yang dulu sering menyiapkan sarapan, bercanda dengan Dahyun, pagi ini kembali dapat Doona rasakan.

Memasak nasi goreng kesukaan Dahyun, tak luput Jimin juga menyiapkan segelas kopi untuk Doona yang setiap pagi selalu menikmati secangkir kopi.

“Pa, lihat ini,” kata Dahyun saat ia memasukkan beberapa sendok nasi goreng ke mulutnya dengan lahap.

“Teruskan makannya, dan habiskan, mengerti?” Jimin menyahut, menjawil hidung mancung Dahyun gemas.

Jatuh pandangan Jimin ke Doona yang menghampiri mereka berdua di dapur. Mengingat tadi malam ia ketiduran di luar, kontan Jimin merasa bersalah.

“Pagi sayang.” Doona menyapa lebih dulu, mengecup singkat pipi Jimin.

“Maafkan aku, tadi malam aku benar-benar merasa kelelahan,” terang Jimin mencoba beralasan.

Doona mengulas senyum, menyembunyikan rasa sakit hatinya karena ini semua demi keutuhan rumah tangganya yang Doona coba pertahankan.

“It’s okey. Aku mengerti jika kau lelah, makanya memberikanmu selimut. Aku tidak ingin membangunkanmu.”

Lalu Doona duduk di samping Dahyun. Mencomot buah apel yang telah Jimin kupaskan dan potong-potong kecil.

“Kopimu.” Jimin memberikan segelas kopi ke hadapan Doona.

“Terima kasih. Aku mencintaimu.” Penuh Doona menatap Jimin.

Namun reaksi Jimin justru membuat hati Doona melenguh nyeri. Bagaimana tidak, suaminya tidak langsung menjawab.

Tapi setelahnya. “Aku juga mencintaimu dan Dahyun.” Jimin balik badan menuju meja wastafel untuk mencuci tangan.

Menatap punggung Jimin yang masih mengenakan kemeja putih kemarin. Doona berharap besar jika semuanya bisa kembali seperti dulu.

“Nanti Mama sama Papa datang ke sekolah, Dahyun, kan?” kata Dahyun menatap kedua orang tuanya bergantian.

Sigap Doona memerhatikan gadis kecilnya yang sedang makan nasi goreng buatan Jimin. Begitu lahap, sehingga pipinya mengembung lucu.

“Pasti, sayang. Mama dan Papa pasti akan datang,” sahut Doona meyakinkan.

Tapi perkataan Jimin justru membuat Dahyun memelankan kunyahannya.

“Maafkan, Papa. Sepertinya Papa tidak bisa datang. Tidak apa, kan, dengan Mama saja?” bujuk Jimin lembut.

“Jim.” Doona menegur.

“Aku sibuk. Pekerjaanku banyak, aku tidak mungkin bisa menyempatkan waktu untuk ikut melihat Dahyun.”

Doona berdiri dari duduknya setelah menenangkan anaknya. Lalu menarik Jimin agak menjauh dari meja makan.

“Masa cuman sebentar tidak bisa? Dahyun akan sedih jika tahu papanya tidak datang,” kata Doona protes.

“Jim, lagian ini tidak saban hari. Tolong, cuman satu jam masa kau tidak bisa meluangkan waktu untuk Dahyun,” lanjutnya.

My Young SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang