🍹My Young Slut🍹
°°°
Melepaskan kancing demi kancing kemejanya, pandangan Jihwan jatuh ke pintu kamar mandinya yang tertutup. Di dalam sana ada istrinya, yang tadi lebih dulu ijin untuk mandi.
Karena mereka berdua sudah menikah dan sah menjadi sepasang suami istri, Jihwan memutuskan untuk memboyong Jina untuk tinggal di rumahnya. Yang hanya di huni olehnya dan juga satu pembantu.
Sementara di kamar mandi, Jina berdiri di depan cermin, melihat wajahnya yang sudah bersih dari riasan pengantin.
Rasa sedih membalut hati Jina, mengingat mulai detik ini juga ia harus melewati hari barunya bersama suaminya, Park Jihwan.
Hal yang tak pernah Jina bayangkan seumur hidupnya, ialah menikah dengan lelaki yang sama sekali tak ia cinta. Harapan Jina di masa lalu yang ingin menikah dengan Jimin seakan sudah pupus tak berbekas.
Nyatanya, itu semua hanya sebuah harapan pelik yang tak seharusnya dulu Jina harapkan, jika ia akan bersanding bersama lelaki yang begitu ia cintai.
Membuka pintu kamar mandi, Jina terkesiap saat melihat Jihwan yang bertelanjang dada. Agak kikuk Jina karena masih belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.
“Aku sudah selesai, jadi kau bisa mandi sekarang.” Jina memulai bicara lebih dulu.
Mengangguk Jihwan dan mengulas senyum. “Jika kau lelah, tidurlah lebih dulu. Jangan menungguku.”
Giliran Jina yang mengangguk singkat. Kemudian masuk ke dalam selimut, menyandarkan punggung ke dashboard kasur, Jina menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat.
Di liputi perasaan yang bisa di bilang kurang nyaman, karena sekarang Jina mendadak panas dingin. Di tambah hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.
Sedari tadi Jina memikirkan, apa mereka berdua akan melakukan seks seperti pasangan pengantin baru lainnya?
Tapi jika Jihwan meminta pun, mau tidak mau Jina harus memberinya bukan? Lantaran sekarang Jihwan adalah suaminya.
Pintu kamar mandi terbuka, Jihwan baru saja keluar dari dalam dengan hanya mengenakan handuk, pun membiarkan dadanya telanjang.
Sembari mengusap rambutnya, Jihwan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.
“Kenapa belum tidur?” tanya Jihwan seketika membuat Jina meneguk ludahnya gugup.
“Aku sama sekali tidak merasa ngantuk.” Jina memerhatikan suaminya yang kini ikut masuk selimut kemudian menyandar disebelahnya.
Jihwan menoleh, sehingga tatapannya dan Jina bersirobak.
“Kau pasti merasa ini sangat aneh, benarkan?" tanya Jihwan, yang juga tak kalah merasa gugup.
“Aku bahkan tidak pernah membayangkan ini semua akan terjadi.”
Lembut Jihwan menggenggam jari-jari Jina, lalu menciumnya beberapa detik. “Terima kasih karena sudah mau menerimaku. Aku merasa, aku adalah lelaki paling beruntung memilikimu.”
Jina tertegun mendengarnya. Perlahan Jina mendekat, mengikis jarak lalu menyentuh rahang Jihwan dan berakhir mengecup bibir suaminya selama beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Slut
RomanceJika boleh memiliki dua wanita? kenapa cuman harus memilih salah satu? Oh, God. pemikiran yang amat sangat bodoh.