🍹My Young Slut🍹
°°°
Awal rasa cinta itu datang. Pertemuan yang tak di sengaja, dimana waktu itu Jina ingin kembali ke Korea, setelah satu minggu menetap di London karena suatu pekerjaan.
Karena pulangnya agak mendadak, Jina terpaksa memesan tiket pesawat Premium Economy Class. Saat itu Jina tidak ada pilihan lain, selain harus cepat pulang.
Dan saat masuk pesawat, kala melihat nomor kursi yang tertera di tiketnya, Jina bergegas menghampiri tempat duduknya. Namun secara kebetulan, Jimin pun sama, ia mendekat ke arah nomor kursinya.
Jimin duduk lebih dulu, kemudian langsung mengotak-atik ponselnya.
“Permisi, maaf,” ujar Jina yang ingin duduk, kebetulan Jina mendapat kursi di dekat jendela.
Kontan Jimin menatap Jina dan mempersilakan gadis itu untuk duduk.
Tidak ada obrolan lagi setelahnya, namun Jimin sesekali curi pandang ke Jina yang merasa tidak nyaman dengan dress yang sedikit agak singkat, sehingga pahanya terlihat.
“Pakai jaketku.” Jimin memberikannya secara cuma-cuma.
“Tidak, terima kasih.”
“Perjalanan kita masih panjang, kau pasti akan kedinginan sepanjang jalan. Pakailah.”
Yang di bilang Jimin ada benarnya juga, Jina merutuki dirinya yang teledor tidak membawa pakaian tebal.
Lantas Jina menerima jaket pemberian Jimin, mungkin lebih tepatnya pinjaman.
Selama dua jam perjalanan, Jina mulai merasa gelisah karena rasa kantuk. Mencoba bersandar ke jendela, tapi rasanya sangat tidak nyaman. Jina menyesal sebenarnya naik pesawat dengan fasilitas yang seadanya ini.
Ketika tak sengaja saling tatap dengan Jimin, senyum Jina menyungging.
“Aku perhatikan, sedari tadi kau terlihat begitu gelisah.” Jimin memulai bicara.
“Iya, aku baru pertama kali naik pesawat ini. Karena ada urusan mendadak, makanya mau tidak mau aku harus pulang,” lontarnya.
“Kebetulan, aku pun harus pulang hari ini. Dan untuk pertama kalinya pula aku naik pesawat ini.”
Lagi-lagi senyum Jina menyungging, sedangkan Jimin yang menatapnya kian terpikat pada senyum itu.
“Aku Ahn Jina,” kata Jina memperkenalkan diri.
Mengulurkan tangan, cepat pula Jimin menautkan tangannya dan berkata, “Han Jimin.”
Kemudian Jina melepaskan tangannya lebih dulu.
“Kalau aku boleh tahu, kau masih kuliah, atau sudah bekerja?”
“Aku tidak tahu harus mengatakan apa tentang statusku sekarang. Tapi yang jelas, aku memiliki butik, kalau kau tinggal di Gangnam, mungkin kau tahu AJ Heavenly.”
“Oh, tentu saja aku tahu ... berarti kau?”
Jina lekas mengangguk. “Aku pemiliknya dan sekaligus perancang busana.”
Terkagum, Jimin merasa begitu amat terpana dengan seorang gadis yang sepertinya terlihat masih muda.
“Hebat, ya. Masih muda, tapi sudah menjadi pembisnis. Aku pernah mendengar namamu yang selalu di sebut-sebut oleh karyawanku. Ya, mereka bergosip karena kagum denganmu.”
Merona, pipi Jina memerah karena malu. “Mereka berlebihan.”
Sedari tadi mata Jimin rasanya tidak bisa beralih, pada wajah cantik Jina yang seketika saja membuatnya ingin terus melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Slut
RomanceJika boleh memiliki dua wanita? kenapa cuman harus memilih salah satu? Oh, God. pemikiran yang amat sangat bodoh.