🍹My Young Slut🍹
°°°
Dua minggu sudah Jimin tidak melihat mantan kekasihnya. Entah bisa dibilang mantan kekasih atau tidak, karena dari mulut Jimin sendiri, belum ada mengatakan bahwa ia setuju atas berakhirnya hubungan mereka.
Mengenakan jas di depan cermin sembari mengancing jasnya, malam ini Jimin akan pergi bersama sang istri, ke acara ulang tahun pernikahan salah satu rekan bisnisnya.
Dua minggu penuh ini Doona merasa jauh lebih tenang. Tenang karena Jimin lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, meski terkadang pulangnya sedikit agak larut.
Namun tidak masalah bagi Doona, terpenting suaminya sudah kembali, dengan segenap perhatian yang Jimin berikan untuknya dan Dahyun.
“Kau cantik sekali malam ini,” puji Jimin, memeluk Doona dari belakang, melabuhkan kepalanya di pundak Doona.
Mengusap rahang suaminya yang tegas, Doona mengulas senyum penuh bahagia.
“Aku yakin di balik pujianmu itu, kau mau sesuatu dariku. Jadi, mau berapa ronde nanti?” tawarnya.
Semakin erat Jimin memeluk Doona, mengecup pundak putih itu berkali-kali.
“Kau yakin menawariku? Aku sama sekali tidak yakin, jika kau bisa berjalan setelahnya.”
Terkekeh Doona mendengarnya. “Aku suka suamiku yang agresif.”
Jimin menjauh, melepaskan pelukannya. “Dan aku suka eranganmu saat berada di bawahku.”
Lagi-lagi Doona dibuat terkekeh. Betapa senangnya Doona mendengar candaan dari suaminya, seolah membuat Doona semakin berharap jika Jimin bisa kembali seperti dulu.
“Mari berangkat,” ajak Jimin.
Lekas Doona melingkarkan tangannya di lengan Jimin, dan turun sama-sama untuk segera pergi ke pesta.
Di dalam mobil, tak luput dari candaan-candaan menggelikan yang Jimin layangkan pada istrinya. Tangan kirinya yang bebas kini mendarat di paha Doona, pun mengusapnya lembut.
“Jim, jangan menggodaku.”
“Kenapa? Kau mulai tidak tahan, hm?"
Tangan Jimin semakin menantang, kini mengusap belahan paha Doona sampai-sampai membuat istrinya itu menggigit bibir kuat-kuat.
“Aku akan mematahkan tanganmu jika kau berani macam-macam.”
Mendadak Doona garang. Nyalang matanya memerhatikan tangan Jimin yang masih ada di atas pahanya.
“Jauhkan sekarang juga!" lanjutnya.
Pada akhirnya Jimin menurut, menjauhkan tangannya dan berkata, “Baiklah, aku mengalah, tapi tidak saat pulang pesta nanti.”
Menggeleng Doona tak habis pikir dengan suaminya. Aneh sendiri pula karena sedari dulu Jimin tidak pernah puas menghajarnya, bahkan dalam dua minggu ini Jimin sudah membuat Doona lemas berkali-kali.
Sampai sudah di tempat pesta, perayaan hari pernikahan yang ke lima belas tahun, yang di adakan Seojin di kediamannya sendiri.
Para tamu undangan terus berdatangan, pun beberapa mobil sudah terparkir di halaman Seojin yang cukup sangat luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Slut
RomanceJika boleh memiliki dua wanita? kenapa cuman harus memilih salah satu? Oh, God. pemikiran yang amat sangat bodoh.