Car

158 25 28
                                    

🍹My Young Slut🍹

°°°

Kopi yang barusan Doona buat, tiba-tiba saja jatuh dan pecah. Mendengar dentingan nyaring gelas kaca itu, sontak membuat hati Doona jadi tak karuan.

Padahal tadi Doona sudah berhati-hati menaruhnya di atas meja makan.

“Pertanda apa ini?” bisiknya. Kemudian langsung memungutinya dengan tangan terbuka.

Namun karena kurang berhati-hati, telunjuk Doona akhirnya tak sengaja mengenai beling kaca yang runcing, sampai-sampai telunjuknya terluka dan berdarah.

“Shh,” ringisnya perih lalu menghisap darahnya sebentar, kemudian menekan ujung telunjuknya untuk mengurangi keluarnya banyak darah.

Hati Doona terus merasa tidak nyaman, pada pecahan beling yang seolah menjadi pertanda buruk, pun dengan suaminya yang tak kunjung pulang sedari tadi.

Bahkan sudah puluhan kali Doona mencoba menghubungi suaminya, tapi tidak ada satu pun panggilannya yang di angkat.

Rasa khawatir semakin membuat Doona berpikir buruk, lantaran hujan di luar sana yang kian deras disertai gemuruh petir yang nyaring.

Usai membersihkan beling dan membuangnya, sekarang Doona mengobati lukanya dengan obat merah lalu membalutnya lagi dengan plister luka.

“Mama,” panggil Dahyun yang terbangun, berdiri ia di depan pintu kemudian mendekat pada Doona sembari memeluk boneka beruangnya.

Sigap Doona memangku gadis kesayangannya itu lalu memeluknya.

“Takut, ya?”

Cepat Dahyun mengangguk. Sambil menduselkan kepala ke dada Doona, lalu bertanya, “Papa belum pulang ya, Ma?"

“Belum," sahut Doona yang mengusap lembut punggung Dahyun. “Sepertinya Papa masih di kantor.”

“Mama mau, kan, menemani Dahyun tidur?” Suara Dahyun agak serak, lantaran masih mengantuk.

“Tentu saja, sayang. Mari kita tidur di kamar Dahyun.”

Menggendong Dahyun menuju kamar, kemudian Doona menidurkannya di kasur, pun ikut berbaring di samping Dahyun sambil mengelus kepalanya.

Saat Dahyun sudah mulai kembali tertidur, tatapan Doona menyendu. Sedih campur aduk rasanya melihat gadis semata wayangnya.

Rasa takut kembali menghantui Doona. Nyatanya kemarin ketenangan itu hanya bertahan dua minggu. Dan setelah malam pertemuan suaminya dengan Jina, saat itu pula Doona merasa rumah tangganya kembali akan terguncang.

Nyeri dada Doona jika memikirkan Jimin yang mungkin kapan saja bisa kembali ke pelukan Jina. Demi Tuhan, memikirkannya saja sudah membuat dada Doona sesak dan perih.

♪♪♪

Ciuman panas antara Jimin dan Jina masih terjalin. Tentu saja kini yang jauh lebih mendominasi adalah Jimin.

Dimana Jimin sekarang memangku Jina sembari menyentuh liar setiap inchi kulitnya, mulai dari paha hingga menjalar ke pinggul dan terus naik ke atas.

My Young SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang