Prolog

1.3K 104 12
                                    




***

"Winter!" teriakan nyaring memenuhi isi rumah milik seorang pemuda manis yang sibuk menutup jendela rumahnya, "Bisa kau kunci pintu depan rumah, aku akan mengunci pintu belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Winter!" teriakan nyaring memenuhi isi rumah milik seorang pemuda manis yang sibuk menutup jendela rumahnya, "Bisa kau kunci pintu depan rumah, aku akan mengunci pintu belakang."

Tidak perlu berteriak untuk kedua kali, karena pemuda manis itu sangat yakin jika saudara kesayangannya akan melakukan apa yang telah ia perintahkan. Berjalan dengan sedikit terburu-buru, pemuda manis itu sedikit menepuk piyama tidurnya saat merasakan ada sedikit debu di bagian pundaknya. Sebelum benar-benar menutup pintunya, ia mengintip keluar pintu, menatap kearah langit malam yang dipenuhi oleh bintang melalui kedua mata hijau gelap dengan sedikit cokelatnya yang berbinar.

Jaedith tidak pernah bosan menatap kearah langit malam cerah dengan bintang-bintang juga bulan yang terlihat bersinar. Tidak bisa menatap langit terlalu lama, Jaemin menarik kenop pintu, namun seseorang menahan pintu itu untuk menutup, membuat pemuda manis itu menatap kearah sosok yang berdiri di depan pintu saat ia mengurungkan niat awalnya untuk menutup pintu. Matanya terlihat kebingungan saat melihat segerombolan orang-orang yang merupakan Ksatria dari negeri Agne berdiri di depannya.

Jaemin dapat mengetahuinya karena seragam yang mereka gunakan berbeda dengan Ksatria di negerinya tinggal. Jika para Ksatria di negeri Thea menggunakan pakaian didominasi oleh warna hijau tua, sedangkan para Ksatria dari negeri Agne menggunakan pakaian didominasi oleh warna navy dan cenderung berbahan tebal. Pemuda manis itu mengetahuinya karena soulmatenya berasal dari Agne dan merupakan seorang Ksatria. Namun, sejauh Jaemin menatap secara bergantian pada deretan Ksatria Agne tersebut, pemuda manis itu sama sekali tidak melihat sosok yang merupakan soulmatenya.

"Jaedith Minnigan?" satu Ksatria dengan suara berat bertanya, memastikan jika mereka tidak salah orang.

Tanpa ragu Jaemin menganggukkan kepalanya, "Itu aku, ada apa?"

Ksatria yang menanyakan namanya itu menghembuskan napasnya kasar, "Kau ditangkap atas kemungkinan bekerja sama dengan pembunuh Raja Sena Hunt Agne."

Wajah terkejut tidak bisa Jaemin sembunyikan, pemuda manis itu terlihat berusaha mengeluarkan protesan namun suara seakan tidak mau keluar dari tenggorokannya, membuat Jaemin hanya bisa terdiam dengan napas tidak beraturan. Matanya menatap tajam kearah Ksatria yang kini terlihat memberikan sebuah kertas yang digulung rapih, memberikannya pada Jaemin dan diterima sedikit kasar oleh pemuda manis itu.

"Kami sudah mendapatkan izin dari Ratu Irena Nezika Thea untuk membawamu ke Agne." Ksatria itu memberikan penjelasan saat Jaemin fokus membaca surat berisikan izin penangkapannya oleh pemimpin dari negeri Thea.

"Jadi kalian akan menangkap 'ku?" Jaemin meremat kertas yang berada ditangannya erat dan menatap tidak percaya kearah para Ksatria yang mulai mengacungkan senjata seolah Jaemin akan kabur dalam waktu dekat.



***

Raja mati terbunuh di singgasananya. Sebuah pedang dragon breath menancap hingga bagian belakang punggung Sang Raja, menembus kursi singgasana yang di duduki. Pedang dragon breath bukanlah sebuah pedang biasanya, melainkan pedang yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, pedang yang hanya dimiliki oleh Ksatria dari divisi ke 1 di kerajaan Agne. Mereka menyebutnya anggota divisi ke 1 dengan sebutan Ksatria Raptor. Pedang dragon breath adalah jenis pedang yang dibuat dengan bahan langka dan sihir. Masing-masing dari Ksatria Raptor akan memiliki 2 pedang Dragon breath yang dibuat khusus dengan ukiran nama mereka, lalu digunakan oleh untuk menjalankan tugas, termasuk melindungi Sang Raja.

Kematian Sang Raja dengan senjata pembunuh yang merupakan sebuah pedang dragon breath merupakan sebuah tragedi di Agne. Saat seorang Ksatria memiliki pedang dragon breath, kepercayaan Sang Raja diberikan seluruhnya. Namun, siapa yang menyangka jika kepercayaan besar yang diberikan oleh pemimpin dari negeri yang diselimuti oleh es itu dihancurkan dengan mudahnya. Dan dengan tidak memiliki rasa kemanusiaan, pembunuh menggunakan pedang dragon breath untuk membunuh Sang Raja.

Pembunuh Sang Raja sudah tertangkap. Ukiran nama dalam pedang dragon breath membuat pemuda berambut pirang dengan mata biru mendekati abu-abu menjadi tersangka utama dari pembunuhan Sang Raja. Mata tersebut terlihat begitu redup, lelah untuk kembali meyakinkan orang-orang yang datang dan menanyakan pertanyaan sama dan memberikan beberapa pukulan pada wajahnya. Berharap pemuda berambut pirang ini akan memberikan jawaban berbeda dan mengakui jika dirinyalah yang membunuh Sang Raja.

"Katakan pada kami, Jeno!" sebuah suara teriakan terdengar begitu nyaring dengan nada penuh dengan tekanan, "Kau yang membunuh Sang Raja!"

Pemuda dengan rambut silver bernama Jeiden Noémi itu tertawa kecil, lelah dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan, iris mata biru gelapnya menatap tajam pada sosok yang lebih tua darinya, "Yelena! Aku tidak membunuhnya!"

Sosok yang menginterogasinya adalah seseorang yang Jeno kenal, berasal dari divisi sama, bahkan keduanya berada di kelas hingga angkatan yang sama, walau keduanya memang tidak pernah akur. Sekarang, harga diri Jeno rasanya terjun bebas, dari seorang Ksatria Raptor paling ditakuti dan disegani dengan segala tanggung jawab dan aturan yang selalu ia taati. Kini Jeno menjadi tersangka utama sebagai pembunuh Sang Raja, hanya karena pedang dragon breath miliknya digunakan untuk membunuh pemimpin dari Agne.

Pemudi dengan rambut panjang pirang yang terikat rapih bernama lengkap Yelena Rigby itu mendekat kearah kursi yang di duduki oleh Jeno. Satu tangannya memberi perintah agar bawahannya keluar dari ruangan khusus yang dibuat untuk menginterogasi kriminal dengan kategori berbahaya. Hukuman mati sudah pasti diberikan, bahkan tepat setelah pihak kerajaan mengeluarkan pernyataan jika pembunuh Sang Raja memanglah seorang Ksatria Raptor dari divisi 1. Setelah berdiri cukup dekat dengan Jeno, Yeri mengangkat tangannya tinggi dan memberikan satu pukulan keras pada pipi kanannya.

Yeri menarik kerah baju tahanan Jeno, "Kalau begitu buktikan jika kau memang bukan pembunuhnya."






[end of prolog]



catatan penulis:

Otakku gak jalan buat alur cyberpunk, jadi cerita cyberpunk akan aku hiatuskan terlebih dahulu :"

memang pada dasarnya, diri ini lebih seneng ngetik fantasy hehe (′~'●), selain hiburan, buat nenangin pikiran juga pas suntuk dari kehidupan nyata, enjoy banget ngetiknya(´⌣'ʃƪ) Jadi, selamat datang di cerita Jaedith dan Jeiden, huhu~

ini pertama kalinya aku buat soulmate au, soulmate au disini menyesuaikan sama seleraku yups ƪ(˘⌣˘)ʃ

pyepye sampai ketemu malam jum'at buat chapter 1 gengs 

Karena udah lama gak nulis, aku lagi mencoba terbiasa lagi ya, sorry kalau gaya penulisannya aneh ٩( 'ω' )و

11/06/2024 with luv ciang <3

WILDFLEURS SOUL • NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang