CHAPTER 12

137 23 106
                                    




***

Sekarang, coba pikirkan berapa orang yang akan percaya dengan penjelasan Jeno mengenai bagaimana pemimpin dari Agne memperlakukannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, coba pikirkan berapa orang yang akan percaya dengan penjelasan Jeno mengenai bagaimana pemimpin dari Agne memperlakukannya tadi. Sulit baginya untuk menenangkan diri, bahkan surat yang rupanya sudah Koeun simpan di kamar asrama sama sekali belum pemuda tampan itu sentuh. Kejadian yang terjadi tadi tentu menyebar luas dengan cepat tanpa memerlukan waktu satu hari penuh di sekitar istana, besok-besok berita mengenai dirinya yang memukul Raja Sena mungkin akan menjadi berita utama di negeri es ini. 

Jujur saja, otak Jeno masih berusaha mencerna isi kepala dari pemimpin di negeri Agne tersebut. Raja Sena sangat dikenal dengan kepribadiannya yang ramah, baik hati tapi juga tegas disaat bersamaan. Sisi yang tadi pemuda tampan itu lihat sama sekali tidak mencerminkan sosok yang sebenarnya selalu ia jadikan panutan.

Katanya, setiap orang bisa berubah. Tapi, perubahan sikap yang terjadi terhadap Raja Sena terlihat aneh bagi Jeno. Atau mungkin pemuda tampan itu masih berusaha menyangkal dan mencari sisi baik dari pemimpin Agne tersebut. Namun sisi baik mana yang berusaha Jeno lihat saat mendengar jika kedua orangtuanya mati tenggelam dan bukan karena kecelakaan. 

Dan pemimpin dari negeri Agne tersebut secara terang-terangan mengatakan bahwa ia yang membunuh orangtua Jeno. Disaat pemuda tampan berambut silver itu sudah menerima kematian orangtuanya, informasi seperti ini tiba-tiba muncul kepermukaan seperti bom dilemparkan secara tiba-tiba.

Semua pertanyaan dan rasa kebingungan tersebut membuat kepalanya sakit bukan main. Ia tidak tahu harus bagaimana, namun satu pikiran terbang melayang memikirkan sosok yang sangat ingin Jeno temui. Pasti akan sangat menenangkan baginya jika soulmate manisnya itu berada disampingnya, menenangkan pemuda tampan itu dengan kalimat manis juga pelukan. 

Dan kini, Jeno hanya duduk diam di ranjang asramanya sambil kebingungan mencaritahu apa yang akan ia lakukan kedepannya. Rencananya untuk kembali menemui Jaemin di Thea akan tetap berlanjut, ia hanya kebingungan dengan urutan yang akan pemuda tampan itu lakukan.

Awalnya, Jeno akan menjadi warga yang baik dengan melakukan kebutuhan pindahnya ke negeri Thea secara teratur dan sesuai aturan. Namun hal tersebut sepertinya tidak bisa pemuda itu gunakan lagi. Sebelumnya, Raja Sena mengatakan ia harus tinggal di Agne karena hak cipta dari proyek besar orangtuanya akan berpindah pada Jeno jika pemuda tersebut memutuskan pergi dari Agne. 

Jadi, seharunya tidak akan ada hal yang aneh saat Jeno diam-diam memutuskan untuk pergi ke negeri Thea. Tapi bagaimana mungkin pemuda tampan itu bisa tenang meninggalkan surat wasiat yang bentuk fisiknya nyata ternyata berada di tangan Raja Sena. Jeno juga harus memastikan apa yang akan benar-benarnya terjadi jika ia benar-benar pergi dari negeri ini. Dan satu-satunya cara adalah dengan mendapatkan surat wasiat yang disembunyikan oleh pemimpin negeri Agne.

WILDFLEURS SOUL • NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang