***
Festival Bumi akan diselenggarakan hari ini, namun rasa kantuk dan malas menghinggapi pemuda manis yang masih enggan membuka kedua kelopak matanya. Walau begitu, Jaemin bisa mendengar suara dari beberapa burung pagi juga hembusan angin pagi mengusap pipinya, aroma dari bunga-bunga yang Jaemin tanam tecium dengan mudah, terutama aroma khas dari bunga magnolia karena pohon bunga tersebut berada tepat disisi kamar Jaemin. Pemuda manis itu akhirnya membuka kedua matanya, lalu menarik selimut lebih tinggi untuk menutupi perutnya. Mata bulat penuh setengah mengantuk itu menatap ke arah Jeno yang duduk di ranjang dengan dua iris biru gelap tersebut menatap pada halaman rumah Jaemin melalui bagian jendela kayu yang terbuka. Terlihat begitu fokus tanpa menyadari jika soulmatenya kini tengah diam memperhatikan.
Kamar milik pemuda manis ini berada di lantai dua, ranjang yang mereka gunakan untuk tidur disimpan di pojok kamar dengan jendela pada dua sisinya. Sehingga baik Jaemin maupun Jeno bisa melihat halaman depan dan halaman dengan pohon bunga magnolia disisi kamar milik Jaemin tanpa perlu turun dari ranjang. Jaemin sebenarnya sengaja menaruh ranjangnya di ujung kamar penuh jendela kayu seperti ini. Karena, pemuda manis itu bisa membuka jendela kayu dengan mudah dari atas ranjang lalu menghabiskan waktu dengan sedikit melamun ditemani angin pagi sejuk sebelum memulai hari, belum lagi jika musim semi seperti sekarang, bunga magnolia pasti bermekaran di pohonnya. Sehingga, saat jendela kayu tersebut dibuka, beberapa kelopak dan bunga yang di dominasi oleh warna pink itu akan terbawa angin dan masuk ke dalam kamar, memenuhi kamar Jaemin dengan aroma khas dari salah satu bunga kesukaannya tersebut.
Hari ini terasa sedikit berbeda. Jaemin selalu bangun sendirian, tapi kini ada sosok lain yang menemaninya, bahkan bangun lebih awal darinya. Bagaimana angin berhembus cukup kencang, menyapu helaian rambut silver milik sosok tampan masih sama telanjang seperti Jaemin membuat pemuda manis itu kembali dalam lamunannya. Diangkatnya telapak tangan sebelah kanan milik Jaemin, terulur dalam keheningan ruangan untuk menyentuh pipi milik pemuda tampan yang merupakan soulmatenya. Sebelum pipi tersentuh, Jeno sudah lebih dulu menggenggam telapak tangan tersebut, memberikan beberapa kecupan singkat pada punggung telapak tangan milik Jaemin, membuat pemuda manis yang menerima perlakukan tersebut tidak bisa menahan senyumannya.
"Apa kau selalu bersikap manis seperti ini?" kalimat pertanyaan keluar dari bibir manis Jaemin, diiringi dengan sedikit tawa.
Jeno merespon setelah memberikan satu kecupan terakhir pada telapak tangan yang ia gengam itu, "Hanya padamu."
Berusaha menyembunyikan kedua pipinya yang merona, Jaemin bangun dari posisi tidurnya sambil mengalihkan pandangan ke arah lain agar tidak melihat wajah tampan Jeno yang tidak berhenti menatapnya. Setelahnya, pemuda manis itu kembali menatap sosok tampan didekatnya, "Bibirmu juga sangat manis hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDFLEURS SOUL • NOMIN
Adventure[adventure][romance][fantasy][soulmate] Jaedith Minnigan berusaha menerima fakta bahwa soulmatenya tidak akan pernah ada. Namun seorang Ksatria Raptor dari negeri es bernama Jeiden Noémi datang dan menunjukkan tanda soulmate yang sama persis dengan...