Xiao Hua dibawa kembali ke dunia nyata oleh suara batuk Hei Yanjing. Dia menghela napas, menyadari bahwa ia terlalu banyak bercerita. Padahal sejak awal ia memiliki banyak keraguan pada si pria hitam, tapi keajaibannya adalah, dia selalu bisa memanipulasi keadaan. Xiao Hua menoleh pada Hei Yanjing yang tengah menatapnya dalam-dalam.
"Jadi ... apakah Tim-mu berhasil menemukan pembunuh yang main hakim sendiri?" tanya Hei Yanjing.
Xiao Hua menggeleng lesu. "Kami menemui jalan buntu. Terkadang satu kasus bisa diselesaikan dalam waktu cepat dan dengan proses yang tidak terlalu rumit. Namun ada pula yang sama sekali gelap, atau bahkan kami merasa petunjuk ada di depan mata, di sekitar kami, tapi kami gagal menemukannya."
Hei Yanjing mengalihkan pandangannya dari Xiao Hua, menatap kerlip cahaya lampu yang tak terhitung jumlahnya di luar jendela kaca. Tapi dia tidak sedang berminat menikmati keindahan kota. Hanya termenung.
"Jadi penyelidikan kasus gaun putih ini bisa dikatakan kegagalan kalian yang kedua," gumamnya tanpa bermaksud merendahkan. "Tidak heran kau begitu bersemangat, hingga melanggar etika."
"Apa maksudmu dengan melanggar?" tanya Xiao Hua gusar.
"Bermain-main dengan bajingan hanya demi sebuah petunjuk. Itu sama sekali bukan gayamu."
"Kau sungguh-sungguh menyelidiki aku? Aish, benar-benar menyebalkan!" gerutu Xiao Hua.
"Kau tahu, aku terpaksa melakukannya. Penjahat itu harus segera ditangkap sebelum jatuh korban lagi.""Tapi bagaimana dengan prosedur yang sangat kau cintai itu?"
Bahu Xiao Hua turun dan lemas. Dia sedikit bingung sewaktu dihadapkan pada fakta itu. "Entahlah. Kuharap ada seseorang yang bersedia mempercayai dan membantuku. Jiang Han memang bisa diajak kerja sama, tapi dia juga tidak memiliki kekuasaan."
Dia terdiam sejenak memikirkan berbagai kemungkinan. Lalu dia menatap Hei Yanjing lagi.
"Bagaimana denganmu?"
Hei Yanjing pura-pura terkesiap.
"Bagaimana apanya?""Apa kau bersedia membantuku?" Awalnya Xiao Hua agak ragu mengatakan ini. Tapi dia harus melakukan sesuatu agar keberadaan Hei Yanjing bisa mendukung rencananya alih-alih mengacaukan.
"Jika aku harus membantumu untuk terus berhubungan dengan penjahat berbahaya dalam penjara, aku keberatan."
Jawaban itu sesuai dengan prediksi Xiao Hua. Jadi dia tidak terlalu terkejut. Senyumnya tampak pahit menanggapi perkataan Hei Yanjing.
"Mengapa kau selalu bersikap dramatis terkait pria itu?"
"Sederhana. Dia berbahaya dan pandai memanipulasi. Beberapa orang tidak bisa berubah di dunia ini. Sekali bajingan tetap bajingan. Jadi jangan harap dia membantumu tanpa menginginkan sesuatu."
"Aku sudah memikirkan tentang itu. Menjadi polisi telah membuat aku menemui berbagai jenis penjahat. Kau hanya terlalu khawatir."
Tangan Hei Yanjing terulur menyentuh jemari Xiao Hua.
"Aku memiliki firasat buruk," bisiknya.
Keheningan mengikuti kata-kata yang diucapkan dengan penuh peringatan sehingga suasana dalam ruangan terasa mencekam. Xiao Hua menatap pria hitam di depannya. Sangat penasaran ingin membaca emosi apa yang terlintas di balik lensa itu. Lalu ada suara-suara samar, rasa sakit yang muncul dan memudar dalam dirinya. Dan kemudian hanya ada kabut kegelapan. Dengan helaan napas berat, Xiao Hua menyingkirkan tangan Hei Yanjing dan berkata,
"Aku tahu kau tidak akan membantuku. Tapi persetujuanmu tidak berarti apa-apa bagiku. Besok aku akan menemuinya lagi di penjara dan menyelesaikan apa yang telah kumulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀)
Fanfiction[🏆 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐥𝐢𝐬𝐭 𝐖𝐈𝐀 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 #8 𝐑𝐞𝐛𝐨𝐫𝐧] [🏆 𝐅𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞𝐝 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐖𝐈𝐀 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 #8 ] '𝐘𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐞𝐫𝐚𝐬𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐜𝐫𝐢𝐦𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐛𝐮𝐭 𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐞 𝐜𝐫𝐢𝐦𝐞. 𝐘𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐞𝐫𝐚𝐬𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐦𝐞𝐦𝐨...