CHAPTER 19

174 30 15
                                    

Bayangan wajah Huo Dofu berputar di sekelilingnya, membawanya kembali pada pertemuan pertama mereka. Dia seorang pembunuh yang kejam. Fakta itu kini membuatnya gelisah saat pria aneh itu mengangkat pisau seperti yang sudah ia bayangkan berkali-kali dalam fantasinya dan dengan satu gerakan cepat mengiris korbannya.

Apa ini? Apa yang kupikirkan?

Tubuhnya tersentak. Napasnya terengah-engah, darah berdesir panas di pembuluhnya. Xiao Hua duduk kaku di kursi kemudi, mengepalkan tangan untuk kemudian meninju roda kemudi. Seakan-akan gerakan itu bisa mengurangi kecemasan yang menggelegak dalam dirinya.

Secercah cahaya berkedip di kejauhan, menyeretnya kembali ke masa kini. Napasnya tersendat-sendat dan tidak teratur, telapak tangannya basah. Xiao Hua menyadari bahwa ia tidak bisa lebih lama lagi di tempat ini, bersama ketenangan yang justru membuatnya takut. Mungkin dia tidak boleh sendirian, atau ia akan berhalusinasi lagi.

Menghela napas dalam-dalam berulang kali, Xiao Hua akhirnya menghidupkan mesin, memundurkan mobilnya untuk kemudian menjauhi area itu dan turun ke jalan raya. Selama mengemudi di keramaian lalu lintas kota, Xiao Hua memikirkan ke mana ia harus pergi. Pulang baginya bukan pilihan tepat saat ini, ia juga tidak yakin apakah bisa tidur. Mungkin ia akan membutuhkan beberapa pil penenang, tapi jika itu menjadi pelarian, Xiao Hua khawatir kariernya akan berakhir.

Dia melirik satu gedung yang gemerlap oleh cahaya dan tersenyum miring perlahan. Bar adalah tempat yang sudah menampung banyak pria frustasi dan bermasalah. Itu adalah tempat yang sempurna untuk meninggalkan kenyataan. Dia membayangkan segelas vodka dalam pikirannya. Secara reflek tangannya mengayun kemudi, berbelok masuk ke pelataran parkir. Teriakan ditingkahi musik keras bergema di udara sewaktu Xiao Hua memasuki bar. Dengan insting penuh waspada, dia berjalan menuju bar area, duduk di kursi tinggi menghadap meja bar panjang dengan seorang bartender di belakangnya.

"Apa yang Anda inginkan untuk malam yang cerah?" Bartender menyapa Xiao Hua, tanpa senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa yang Anda inginkan untuk malam yang cerah?" Bartender menyapa Xiao Hua, tanpa senyuman. Sepertinya dia terseret arus kegilaan yang kuat dalam ruangan berasap ini. Semakin malam menua, kegilaan semakin meresahkan. Xiao Hua tidak yakin apakah ia mendatangi tempat yang tepat.

"Beri aku vodka," katanya.

"Oke!"

Sebelum Xiao Hua melanjutkan dengan rokok, dia mengawasi sekelilingnya, berharap tak ada rekan atau siapa saja yang dia kenal melihatnya minum-minum dengan penampilan kacau. Atmosfer di tempat ini pengap, dan banyaknya pengunjung membawa suhu yang panas dan aroma menyengat.
Xiao Hua ingat bahwa ia pernah dipanggil untuk membubarkan pesta yang tak terkendali dari sekelompok mahasiswi yang mabuk. Kini, ia sendiri yang terjun sukarela ke dalam kegilaan. Sungguh ironis. Dia tertawa tanpa emosi sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menyulutnya, menikmati hisapan demi hisapan.

"Minumanmu."

Segelas vodka tersaji di depannya, ketika Xiao Hua tengah menyangga pelipisnya yang berat.

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang