CHAPTER 17

180 28 11
                                    

Xiao Hua tahu bahwa situasi ini tidak menguntungkan baginya. Huo Dofu terlihat tidak bercanda ketika dia mengatakannya. Akhirnya Xiao Hua menegakkan bahu, berusaha tampil senormal mungkin. Dia mengulurkan tangan kanannya yang ramping dan pucat.

"Apakah aku sudah pernah bilang bahwa kau memiliki tangan yang cukup indah untuk seorang petugas polisi?" tanya Huo Dofu, meraih jemari Xiao Hua yang terkulai lemas di atas meja.

"Ya," jawab Xiao Hua sebal.

"Aku yakin bagian tubuhmu yang lain pun sama pucat dan halus."

Sekali lagi Xiao Hua bergumam, "Ya."

"Wow," desis Huo Dofu sambil menatap ke ruang kosong. "Hanya bisa membayangkan itu."

Xiao Hua mengepalkan tangan kirinya dengan marah. Kalau saja dia tidak sungguh membutuhkan bantuannya, maka dia tidak akan pernah membiarkan bajingan ini mengejeknya terus menerus.

"Kau masih perjaka, kan, Detektif?"

Pertanyaan ini membuat Xiao Hua muak. Susah payah ia menahan diri agar tidak menamparnya. Selain itu dia bergidik ketika memikirkan konsekuensi yang akan terjadi.

"Itu tidak penting."

"Tapi itu yang pertama kali kupikirkan. Kau memang terlihat seperti pria yang tidak berpengalaman secara seksual," komentarnya tanpa malu-malu membuat Xiao Hua semakin tidak nyaman.

"Terserah," desisnya.

Huo Dofu menyeringai. Dia berhenti menggoda Xiao Hua dan seperti tengah memusatkan pikiran sambil menggenggam erat tangannya yang berkeringat dingin.

"Kau memikirkan seseorang," ujar Huo Dofu. "Dengan cara yang berbeda tentunya, dan aku tidak menyukai itu."

"Siapa yang kau maksud?"

"Tidak perlu berpura-pura. Sesosok bayangan hitam. Aah, sialan. Aku tidak bisa membacanya," ucapan Huo Dofu terdengar sedikit putus asa.

"Itu tidak benar," timpal Xiao Hua sambil memalingkan muka karena saat ini, dia hampir tidak punya keberanian untuk mengakuinya. Bukannya dia malu dengan hal-hal semacam itu hanya saja itu membuatnya merasa sangat rentan untuk berbagi hal-hal yang sangat pribadi dengan seorang psikopat yang tidak dikenal.

"Kau berbohong lagi. Aku tahu kau menyukai pria. Apakah perasaan itu suatu aib bagimu?"

Xiao Hua bisa merasakan panas yang menjalari tubuhnya karena kata-kata si penjahat.

"Dengar, Detektif. Ketika kau berbagi hal-hal yang memalukan dan pribadi dengan orang asing, ikatan kepercayaan secara otomatis tercipta," jelasnya. "Kau membiarkan aku membaca dirimu. Dan perlahan ikatan di antara kita terbentuk. Aku akan pastikan ini tidak akan pernah putus."

Xiao Hua mengangkat matanya untuk bertemu dengan mata penjahat yang tajam. Ikatan tidak akan pernah putus? Apa yang dia maksud dengan ini?

Dia menarik tangannya, sedikit merinding dan mulai mengatur degup jantungnya.

"Dokter, aku sudah melakukan semua sesuai kesepakatan. Sekarang kau harus melakukan hal yang sama," katanya.

"Oh ya, tentu saja."

Mengatakan ini, Huo Dofu mulai mencoret-coret lembaran kertas dengan menggunakan pensil. Yang membuat Xiao Hua takjub adalah bahwa Huo Dofu sama sekali tidak memandang pada kertas melainkan menatap kosong pada satu titik di dinding. Seolah-olah menerawang jauh. Dia melakukannya hingga selesai dan Xiao Hua menunggu dengan tegang hingga sentuhan terakhir.

Beberapa menit kemudian, Huo Dofu setengah melemparkan sketsa pada Xiao Hua.

"Di dalamnya terletak jawaban atas pertanyaanmu."

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang