CHAPTER 25

237 26 9
                                    

Dua puluh lima kali panggilan tak terjawab selama tiga hari. Wahhh ...
Kapten Xie, rupanya kau sangat merindukanku.

Bibir tipis Hei Yanjing mengukir senyuman licik melihat riwayat panggilan masuk ponselnya. Dia telah kembali ke jalanan sejak kemarin setelah berhari-hari mengisolasi diri di sebuah flat. Namun dia belum memiliki kesempatan untuk menemui Xiao Hua. Detektif itu pun tidak menghubunginya lagi. Mungkin dia kesal karena nomornya tak juga aktif atau mungkin dia malu karena ketahuan mencari supir taksi yang selalu dia beri lirikan sinis setiap waktu.

Dia kembali jadi pria sombong, batin Hei Yanjing geli. Dia bukannya sengaja mengabaikan Xiao Hua. Untuk beberapa alasan, dia sengaja menyembunyikan diri sampai kondisinya benar-benar pulih.

Apa kabar dia sekarang? Seharusnya dia mulai tenang karena pembunuh yang dia incar selama ini sudah tewas dengan cara yang mengesankan....

Hei Yanjing mengawasi jalanan sepi di depan dengan pemandangan padang alang-alang sepanjang jalan. Dia baru saja mengantar seorang penumpang ke satu alamat yang cukup jauh dari pusat kota.

Siang yang cerah. Angin menerbangkan debu di sekitarnya, dan pucuk alang-alang terlihat melambai lesu. Hei Yanjing mengurangi kecepatan. Dia bermaksud menghubungi Xiao Hua tapi yang terdengar adalah nada sambung yang monoton. Hei Yanjing terbatuk kering, suaranya memecah keheningan yang menyesakkan di dalam taksi.

"Hmmmm, dia membalas dendam," gumamnya diiringi desahan berat.

Dia mencoba sekali lagi dan hasilnya tetap sama. Bahkan tak lama kemudian, nomor yang dia hubungi tidak aktif. Hei Yanjing memutuskan untuk menunggu sebentar lagi, mengira bahwa Xiao Hua mungkin sedang sibuk.

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

"The Eraser?" ulang Xiao Hua, ekspresinya terpana.

Di hadapannya, Huo Dofu mengangguk. "Aku tidak mengira dia berani bertingkah di luaran. Ingin bersaing denganku rupanya."

Humor yang sangat buruk. Xiao Hua mendengus, tidak paham dengan pemikiran penjahat ini. Bersaing dalam aksi kriminal? Yang benar saja.

"Tunggu! Kau bilang dia memiliki kemampuan membaca ingatan seseorang?" Tiba-tiba Xiao Hua mendapatkan kesimpulan yang mendebarkan atas segala keganjilan yang dia alami selama ini.

"Ya." Huo Dofu memiringkan wajah, tatapannya kini penuh rasa curiga.

"Pernahkah kau pikirkan, Detektif? Yang mengetahui perihal sketsa Profesor tua itu hanya kau dan aku. Bagaimana The Eraser bisa bergerak lebih cepat? Hanya satu jawabannya, dia berada di dekatmu."

𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐑𝐀𝐒𝐄𝐑 (𝐇𝐄𝐈𝐇𝐔𝐀) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang