tamparan

23 2 0
                                    

"kamu ini" farel menaruh botol itu

"Pak  saya seksi tidak?" Perkataan itu tanpa sadar Acha katakan

Temannya segera menjemput Acha yang sudah mulai tidak sadar ingin mendekat ke dosennya

"Maaf pak , saya akan bawa Acha" ucap Klara

"Sena pak farel belum jawab" kata Acha dengan suara mendayu nya

"Acha sadar lah" ucap Sena

"Sena aku sadar kok , kata kalian pak farel suka pada ku" kata Acha yang masih didengar pak farel

"Achaaa" kesal Klara

"Maaf ya pak" ucap Nikita dan menuntun Acha sampai meja nya lagi

Farel hanya terdiam mendengar perkataan Acha tadi , entahlah perasaannya kali ini

Abang Acha menghampiri
"Saya akan bawa pulang" ucap Rion

"Iya jaga dia baik baik" kata Klara

"Kita Abang nya tentu kita jaga" kata Rian seraya memapah Acha yang sempoyongan

"Andai dari awal kalian jaga mungkin Acha gak akan sampai seperti ini" kata Nikita

"Maksud kalian?"kata Rion

"Tidak hanya saja semua kebenaran pasti akan terungkap juga" kata Sena yang lain mengangguk dan kembali duduk membiarkan Acha di bawa mereka

Di rumah Acha , Acha di gendong Rion saat sudah masuk rumah
"Acha kenapa?" Tanya Dipta menghampiri Acha

"Minum alkohol"kata Rian

"Huhh sampai kapan Acha akan terus seperti ini" kata Dipta menghela nafasnya , adiknya begitu nakal

"Bawa kekamar nanti Abang bawa obat penawarnya" kata damian yang baru muncul dari dapur

Rion mengangguk dan membawa Acha kekamarnya

Acha terbangun melihat Damian
"Abang jahat , Acha sakit Abang gak ada , lihat ini ibu yang melakukan nya" ucap Acha mengusap lengannya yang memar besar

Damian terkejut melihat memar itu, Acha seperti menutupnya dengan faundation
"Punggung Acha juga di cambuk sama ayah , sakit banget tapi Abang gak ada" ucap Acha yang masih terpengaruh alkohol

"Acha" Damian mengambil air dan lap

Sebelum itu Damian mengasihkan obat dan membuat Acha kembali tidur setelah nya baru membasuh tangan Acha

Damian penasaran apa ada memar lagi selain ini , lap itu menghampusnya

Begitu banyak memar yang membekas
"Acha apa yang dia lakukan dengan tubuhnya sendiri" Damian ingat apa ini yang dimaksud ibunya , melukai dirinya sendiri

Ucapan akhir Acha bikin Damian penasaran melihat arah punggung Acha yang emang bisa di buka dengan resleting

Dan benar itu bekas luka cambukan
"Luka ini tentu gak bisa Acha lakukan " kata damian melihat begitu banyak memar di punggung Acha

Damian keluar untuk menemui Dipta
"Gimana ?" Tanya Dipta yang masih di ruang tamu

"Gappa udah tidur juga" kata damian ikut duduk di sebelah Dipta

"Gw lihat banyak bekas memar di tangan Acha " kata damian

"Apa itu hasil dari menyakiti diri sendiri" ucap Dipta

"Mungkin tapi Acha bilang itu kelakuan dari ibu dan Acha bilang lagi dapet cambukan dari ayah , setelah gw liat iya bekas memar begitu banyak di punggung nya" kata damian membuat Dipta cukup banyak berfikir

brother and naughty sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang