psikolog

5 1 0
                                    

"ini lah yang gw maksud , kesedihan Acha gak bisa terkontrol lagi " kata Damian setalah tadi memeriksa Acha dan mengobati tangan Acha

"Gw gak bisa liat Acha kaya gini" ucap Dipta ia merasa sangat gagal sebagai Kakak melihat adiknya yang sekarang depresi berat

Acha masih tertidur dalam mimpinya ia melihat Acha kecil

"Hai kak" ucap Acha kecil

"Hai kamu itu aku" ucap Acha tidak percaya melihat nya

"Iya kak , lihat aku sakit " kata Acha kecil memperlihatkan bekas cambukan di tangannya , merah pipinya , dan lebam karna benturan

"Kakak juga sakit ya" ucap Acha kecil

"Hem ya" Acha memperlihatkan tamparan berkali kali yang ia dapatkan dari abangnya

"Kakak mau ikut aku gak?" Tanya Acha kecil itu

"Kemana?" Tanya Acha

"Hem ke dunia yang abadi , Kakak gak akan merasakan sakit lagi" ucap Acha kecil

"Mati?" Ucap Acha

"Ya mati" Acha kecil menjadi sosok yang menyeramkan , Acha mundur ketakutan

"Gak!" Acha berteriak ketakutan dalam tidurnya

"Cha ada Abang disini jangan takut" Dipta dan Damian segera menghampiri Acha

"Gak , aku gak akan ikut!" Acha masih memejamkan matanya

"Acha sadar lah" Acha terbangun melihat sekeliling ada dua abangnya yang cemas

"Abang hiks , dia jahat" kata Acha memeluk Dipta , menangis di pelukan Dipta ini hal yang langka

"Tenang ada Abang disini , gak ada yang ngambil Acha dari Abang" kata Dipta mengelus rambut Acha

"Sekarang tenang ya" kata Damian memegang tangan Acha

Acha mulai tenang Damian memberi minum Acha habiskan detik itu juga

"Acha apa yang kamu maksud?" Tanya Damian

"Hem bisikan itu mengganggu " ucap Acha ia ragu untuk cerita

"Bisikan? , seperti apa?" Tanya Dipta

"Bisikan itu menyuruh ku untuk mati " kata Acha

" sekarang Acha akan periksa rutin ya menghilangkan bisikan itu" ucap Damian

"Niki sudah mencarikan orang psikolog untuk ku " ucap Acha

"Baiklah , setelah ini jangan memendam kesedihan lagi bilang aja sama Abang ya" ucap Damian

Acha hanya mengangguk kemudian sarapan

Acha menatap malas kearah ketiga cowok yang sedang menatapnya cemas

"Apa!?" Kesal Acha

"Cha kamu gappa?" Tanya farel ia sangat khawatir

"Gak , gw gila kalian masih mau ?" Ucap Acha

"Iya" ketiga menjawab bersamaan

"Beneran gw serius , gw punya sakit mental bisa aja gw bunuh kalian bertiga" ucap acha menakuti mereka

"Tinggal Lo gw bunuh setelah nya kita bersama diatas" ucap gala malah nambah setres

"Contoh kalo dah gila nyadar" ucap Faris

"Gila nyebut gila" ucap Acha malas

"Kalian pergi" usir klara yang baru datang dengan yang lain

"Adek Abang mau uang gak?" Tanya Faris ia ingin menyuap Klara

brother and naughty sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang