4. Metamorfosis

68 29 27
                                    

"Takut gagal adalah hal yang manusiawi, tetapi berani mencoba hal baru meski takut adalah tanda keberanian sejati." -dill-

" -dill-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

“Ishaura di mana?” tanya Rena dengan nada nyaris berbisik di pantri yang berisi beberapa OG.

Beberapa ada yang pergi setelah melihat gelagat mencurigakan dan mencium bau per-gibah-an. Rena memang terkenal tukang gibah, sih. Goreng isu yang tak jelas adalah kegemarannya.

“Kalian jangan kayak dia ya,” Rena berbicara dengan mulut sibuk mengunyah gorengan. “Cantik mana aku sama dia sih?” lanjutnya sebelum dia menyuap satu sendok penuh nasi wuduk.

Tidak ada yang meresponsnya, tiga office girl yang sama-sama sedang sarapan setelah menyiapkan keperluan kantor sesuai jadwalnya itu sibuk mengunyah makanannya. Terlalu sibuk untuk menanggapi Rena dengan ocehannya yang tak berguna itu.

“Cantik Ishaura atuh jelas.” Sahut Pradana yang setiap pagi harus mengecek seluruh keperluan staf agar pekerjaannya lancar. “Masih pagi sudah gibah. Buruan itu ceklis kebersihannya diisi. Kebiasaan banget kamu Ren, masa iya saya harus cek kerjaan kamu terus setiap hari, sih.”

“Iya, Pak.” Pradana pergi setelah menegur Rena yang sekarang sibuk menggerutu.


Gue ini senior, masa iya harus ngerjain kerjaan receh begitu. Malas banget.


“Ihhh kesel banget asli. Sok cantik lu Ishaura. Pake pelet apa sih. Bisa-bisanya bikin Pradana sama Pak Ardi memihak lu.” Sulut Rena kemudian.

“Memangnya Ishaura ngapain Pak Ardi? Sampai Kak Rena sekesal itu?” tanya salah satu OG yang umurnya lebih muda dari Rena.

“Jampi-jampi mungkin. Aku pergoki kemarin Pak Ardi ngeliatin dia terus, mengawasi dia dari jauh. Kesel aja gitu lihatnya.” Rena menjelaskan dengan ekspresif seolah dia istri yang cemburu pada suaminya.

Sampai seseorang datang, berdeham dan menyuruh semua yang ada di pantri untuk bergegas pergi bekerja sesuai jadwal masing-masing dan meninggalkan Rena yang masih belum selesai sarapan.

“Mau sampai kapan kamu begini, Ren? Kok lama-lama aku gedek ya sama kamu. Setiap pagi harus kena omel Pradana. Mak cape dengarnya tahu tidak.” Omel Mak Vera. “Harusnya kamu berpikir, Ishaura yang baru tiga hari kerja saja sudah bisa membuat staf puas dengan kinerjanya. Pak Ardi mungkin turun karena ingin melihat kinerja Ishaura sebagai pengganti Lita sementara. Gak malu kamu baik-baikin Lita biar tetap bisa kerja di sini tapi sekarang malah gibahin Ishaura. Aneh.”

“Iya iya, maaf Mak.”

Rena pergi dengan kecewa. Semua memihak Ishaura pikirnya.

Lean On Me (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang