Mina menyaksikan Alby dan Minho meninggalkan Glader melewati pintu keluar yang kini membawa mimpi buruk bagi Mina. Wajah Ben yang di dorong paksa untuk keluar dari Glade akan menghantuinya selamanya. Apakah mereka semua akan berakhir seperti itu? Mina berharap tidak, sungguh bahkan jika beberapa pantas mati.
Dia duduk di batang pohon di depan gubuk Newt yang sekarang resmi miliknya, belum melakukan apapun sejak matahari terbit selain berjalan keluar dan menghirup udara yang mungkin juga palsu. Siapa yang tahu yang mana asli dan ilusi di sini, langit saja nampak nyata.
Terkadang Mina berpikir bahwa mungkin ini semua hanya halusinasi nya. Bahwa dia sedang di bawah pengaruh alat manipulasi pikiran tapi rasa sakit ketika dia terjatuh, terpukul atau ketika dia dicakar rasanya nyata.
Jadi dia memang sedang terjebak di Maze nyata bukan ilusi.
Mina menghela nafas dan pergi untuk membersihkan dirinya. Menjadi depresi bukan pilihan hidup saat ini. Dia berpapasan dengan Newt dalam perjalan, nampaknya bukan hanya Mina yang bangun terlalu pagi hari ini.
"Mina, kau baik-baik saja?" Newt bertanya.
Newt menatap wajah Mina yang pucat, hampir tidak memiliki warna. Mina terkekeh kecil, "Aku baik-baik saja Newt, sedikit kurang tidur tidak akan membunuh." Mina pergi melambaikan tangan pada Newt memasuki kamar mandi segera menyalakan keran dan mandi dengan kecepatan kilat.
Tidak ada waktu bersantai dengan kondisi sekarang. Selesai membersihkan diri Mina keluar, dia menatap dirinya di cermin kecil yang ada di atas wastafel. Newt benar dia nampak buruk, bibirnya bahkan tidak bewarna lagi. Kantung matanya mulai menghitam.
Dia harus tidur malam ini.
Selesai dengan sarapan Mina berjalan menuju ke arah batu yang bertuliskan nama-nama mereka. Namanya masih ada di sana. Utuh tidak tercoret berbeda dengan milik Ben namanya telah di garis. Pikiran Mina tertuju pada Alby dan Minho salah satu diantara mereka yang jelas mencoreng nama Ben.
"Mina?" Suara lembut Newt membuatnya berbalik.
Mina menatapnya dengan terkejut namun segera terhenti.
"Dia orang baik." ucap Mina. Menatap nama Ben.
"Ya dia, tidak ada yang pantas mati di sini." Newt berjalan berdiri di sisi Mina.
"Aku tidak ingin mati di sini, tidak sebelum mereka hancur." Mina memberitahukan Newt dengan blak-blakan.
Newt tersenyum kecil, berpikir bahwa mungkin itu adalah cara Mina bertahan dari kehilangan pertamanya. "Kita tidak akan."
......
Mina menunggu dengan tenang di depan pintu Maze, matanya tak lepas menatap jalan masuk yang sunyi. Minho dan Alby belum juga kembali. "Beberapa menit lagi," bisik Mina pelan sambil melirik jam milik Frypan. Ia mencoba menenangkan diri, meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran. Lima menit lagi, pikirnya dengan cemas. Mereka tidak akan berhasil, waktu mereka hampir habis.
Dari kejauhan, Mina melihat dua sosok yang dikenalnya—Minho dan Alby. Minho tampak kesulitan, tubuh Alby setengah tergantung di pundaknya, dan sesekali ia menyeret sahabatnya itu. Suara-suara di sekeliling Mina seolah menghilang, hanya ada deru napas dan detak jantungnya yang bergema di telinganya. Pintu Maze perlahan mulai menutup, dan rasa panik mulai merayap di dadanya. Mereka tidak diizinkan masuk. Tidak ada yang berani melanggar aturan, bahkan jika Mina masuk tenaganya mungkin tidak akan berguna.
Pemimpin mereka, Alby, dan pelari utama mereka, Minho, akan mati jika tidak berhasil masuk tepat waktu. Mina tidak sanggup melihat adegan itu. Ia berjalan mendekati Newt dengan langkah goyah. Ketika pintu hampir tertutup sepenuhnya, sebuah bayangan berlari kencang—Thomas. Tanpa berpikir panjang, Thomas berusaha masuk sebelum pintu tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝑯𝑬 𝑸𝑼𝑰𝑬𝑻 𝑮𝑰𝑹𝑳 - 𝑵𝑬𝑾𝑻 [𝑻𝑯𝑬 𝑴𝑨𝒁𝑬 𝑹𝑼𝑵𝑵𝑬𝑹]
FantasyBagaimana jika di maze sebulan sebelum kedatangan Thomas seorang perempuan di kirim ke dalam maze? Dia tenang, diam dan seperti hampa. Bagaimana para Glader menanggapi perubahan mendadak dari maze? dan bagaimana reaksi Newt ketika menyadari gadis it...