Chapter 12

500 61 1
                                    

Malam telah tiba, Taeyong bergerak gelisah melihat sinar rembulan memancar terang seolah memperingatkan dirinya agar bersiap-siap mengontrol seluruh kekuatannya. Bulan purnama menjadi titik terkuat di mana seluruh kekuatan werewolf berada dipuncak. Jika mereka tidak dapat mengendalikan kekuatan, wolf dalam diri mereka akan menghancurkan segalanya.

Akan tetapi kali ini menjadi malam bulan purnama bencana bagi Taeyong. Ia sudah terbiasa dengan malam-malam purnama sebelumnya, tetapi tiba-tiba Ia merasakan panas di sekujur tubuh. Taeyong sedang dalam fase Rut seorang alpha, biasanya para alpha akan melakukan hubungan intim bersama para omega.

Tapi bagi alpha yang belum memiliki omega, mereka harus menggunakan cara mereka sendiri yaitu memuaskan diri menggunakan tangan. Namun, bagi para alpha itu tidaklah menyenangkan, tidak nikmat dan cukup menyedihkan.

Taeyong berlari keluar dari rumahnya. Tiba-tiba Ia teringat sosok manis bernama Lee Jeno melintas dalam benaknya. Taeyong setengah dikendalikan oleh wolf dalam dirinya. Perilaku Taeyong berubah liar ketika sampai di depan tembok besar.

Kuku-kuku tajam itu mencakari pintu besi, menggedor-gedor kencang seraya menggeram tak sabaran. Napasnya semakin memburu tatkala aroma vanila menyapa indra penciumannya.

KRIEET

Jeno melotot kaget melihat keadaan Taeyong yang begitu berantakan. Manik berbeda warna itu memandangnya tajam. Jika Jeno werewolf mungkin Jeno dapat mencium aroma mint menguar kuat dari tubuh Taeyong.

Tadi Jeno sedang membaca buku fiksi mengenai werewolf. Di pangkuannya tersaji setoples permen cokelat yang Ia makan guna menemaninya. Namun, terdapat sebuah suara aneh berasal dari balik tembok pembatas belakang rumah neneknya. Jeno yang pada dasarnya penasaran pun berdiri, meletakkan toples di atas meja sembari mencari kunci di dalam laci.

Ia melangkah ragu mendekati pintu itu. Pasalnya Jeno mendengar geraman berasal dari balik pintu ini. Karena rasa penasarannya semakin memuncak, Jeno pun membuka pintu besi itu sebelum netranya membulat sempurna menyaksikan apa yang ada di depannya kini.

Jeno melihat Taeyong dalam keadaan kurang baik-baik saja. Pakaian berantakan serta rambut acak-acakan. Saat hendak bertanya, tiba-tiba Taeyong langsung membungkam bibirnya. Tak membiarkan Jeno berbicara terlebih dahulu. Jeno jelas memberontak agar lepas dari Taeyong, akan tetapi pria itu menahannya cukup kuat.

"Uhmphhht!"

Dalam hatinya menjerit saat manik legamnya bersitatap langsung dengan manik berbeda warna itu. Ia merasakan tubuhnya diangkat oleh Taeyong kemudian dibawa pergi ke dalam hutan menuju rumah lelaki itu. Saat sampai, Jeno terkejut ketika tubuhnya dilempar begitu saja ke atas kasur.

"Taeyong, ada apa denganmu?!" Jeno berteriak ketakutan. Sikap Taeyong benar-benar tidak seperti pertama kali mereka bertemu. Dia memancarkan aura yang sangat mencekam.

Taeyong melepas pakaian yang dikenakan Jeno dengan tidak sabaran. Jeno membulatkan mata tatkala melihat kemaluan besar Taeyong yang tampak menegang setelah dalamannya terlepas. Begitu besar dan dipenuhi oleh urat yang membuat Jeno langsung diselimuti perasaan cemas.

"Aku membutuhkanmu. Tolong bantu aku," ucap Taeyong mengeluarkan deep voice-nya. Jeno merinding hebat mendengar suara berat Taeyong seolah lelaki itu bukanlah Taeyong.

Taeyong menindih tubuh Jeno. Ia kembali meraup bibir itu dengan hisapan kuat sehingga si empu terbuai. Permainan itu berlanjut dengan sangat panas. Mereka berhenti disaat lelah mendera masing-masing.

•••

Jeno mengerutkan dahi saat sinar matahari mengenai matanya. Ia membuka mata merasakan seluruh tubuhnya pegal akibat permainan Taeyong semalam terbilang tidak manusiawi. Ia merasakan sebuah tangan kekar memeluknya dari samping, siapa lagi kalau bukan Taeyong orang itu.

Yuex BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang