Hari sudah larut malam, tapi Jeongwoo masih duduk ditepi ranjang sembari sesekali melihat kearah pintu yang terbuka lebar. Dia menunggu, menunggu seseorang yang berjanji akan menjemputnya malam ini
"Loh, Jeongwoo?"
Yedam yang melewati kamar menantunya itu terkejut melihat Jeongwoo masih belum tidur padahal jam sudah menunjukkan jam 11 malam
" Kenapa belum tidur?" Tanya Yedam masih berdiri di depan pintu
" Nunggu kak Doyoung, katanya mau jemput "
Bibirnya yang ditekuk ditambah matanya yang berbinar air mata itu menambah kegemasan Jeongwoo, Yedam bahkan mati-matian menahan diri untuk tidak menguyel pipi gemas menantunya itu
"Dimana papa?"
"Sudah tidur"
"Yasudah Daddy cari papa dulu"
Jeongwoo hanya mengangguk sebagai jawaban, ia masih menatap kearah pintu meskipun Yedam sudah pergi
Beberapa menit berlalu, suara langkah kaki terdengar dari luar. Jeongwoo tersenyum lebar, ia pikir itu Doyoung tapi ternyata..
" Jeongwoo sayang, kenapa belum tidur?"
Bibirnya kembali ditekuk, kepalanya menunduk dalam. Apa Doyoung lupa menjemputnya atau mereka memang sengaja membuangnya?
" Hiks kak Doyoung bohong"
Papa anak sembilan itu panik saat Jeongwoo mulai menangis, buru-buru dipeluknya Jeongwoo sembari punggungnya diusap pelan
" Bohong kenapa?"
"Tadi hiks katanya mau jemput, tapi...TAPI GAK DATANG-DATANG HUAAA!!!"
"Sssttt sudah jangan nangis, mungkin mereka masih ada kerjaan. Nginep dulu disini ya"
Meskipun Mashiho sedikit kewalahan menangani Jeongwoo yang sangat rewel, tapi pada akhirnya menantu kesayangannya itu tertidur pulas setelah dua jam menangis. Yedam bahkan sampai beberapa kali dibuat bolak-balik oleh Mashiho, diminta mengambil apapun yang mungkin bisa meredakan sedihnya Jeongwoo, seperti mengambil ice cream di kulkas, buah, makanan, sampai boneka beruang besar yang sebenarnya belum waktunya diberikan untuk Jeongwoo, dan untungnya karena itu Jeongwoo mulai tenang dan tertidur pulas
"Berasa kayak ngurus bayi" Gumam Yedam sembari menyandarkan punggungnya disandaran sofa, sementara itu Mashiho masih mengusap pelan rambut Jeongwoo sampai simenantu benar-benar tidur pulas
.
.
.
Disisi lain, kedelapan suami Jeongwoo tengah frustasi karena mereka gagal menangkap orang yang mereka incar. Rencana awal yang mereka pikir akan berhasil justru terjadi sebaliknya" Arghhh sialan!!"
PRANG
Meja kaca disamping sofa yang Jaehyuk duduki ditendang Junkyu sampai terjatuh dan pecah, tapi Jaehyuk hanya melirik sekilas tanpa minat pada pecahan kaca di lantai
"Kalau gini caranya makin lama kita buat bisa ketemu Jeongwoo" Junghwan di sebelah Jaehyuk mengacak rambutnya frustasi
" Kita harus buat rencana baru dan kali ini harus berhasil " Ujar Hyunsuk sembari menarik tangan Junkyu untuk duduk, tangannya mengusap punggung Junkyu agar adiknya itu tenang
"Kuman satu itu nyusahin aja" Gumam Asahi sambil menatap foto pernikahan mereka, Asahi kangen istri manisnya
"Lihat aja, setelah si brengsek itu ketangkep gw siksa sampe mati" Setelah mengatakan itu Jihoon pergi kekamarnya, dia butuh ketenangan
"Doy, kenapa lo?" Tanya Yoshi yang jadi satu-satunya menyadari sikap diam Doyoung, meskipun Doyoung terkenal paling pendiam diantara mereka tapi kali ini beda