#6 Baby?

1.4K 106 17
                                    

Enjoy Reading~
.
.
.

Sasuke memijit keningnya untuk mengurangi rasa pening yang menderanya akhir-akhir ini. Dua minggu berlalu pasca masa kawin yang ia jalani dan sejak saat itu tubuhnya mulai merespon dengan aneh. Ia mudah lelah dan juga mengantuk. Setiap kali merasa nyaman sasuke akan terlelap begitu saja tanpa penjagaan. Untungnya ia hanya merasa nyaman ditempat tertentu saja seperti rumah Naruto.

Dengan keadaannya yang sekarang dia tidak bisa menjalani misi nya karena cukup berbahaya. Kakashi tidak bisa mencegahnya pergi tapi Naruto tentu saja bisa, bahkan kurama menasehatinya. Dengan berat hati Sasuke menurut dan berdiam didesa. Berhari-hari tanpa kegiatan membuatnya muak dan kesal, tapi ia juga tidak bisa melakukan banyak hal di desa dengan kondisinya ini.

Kegiatannya hanya berkeliling desa, mengamati perbatasan dan juga terkadang ia akan pergi ke ladang rumput tepi desa. Sasuke sadar pada perubahan tubuhnya, chakranya tidak teratur dan berkumpul pada satu titik diperutnya.

Sasuke mengelus perutnya saat ia merasa keram disana, itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Benaknya mengawang jauh, memikirkan apakah diperutmya akan benar-benar ada bayi? Apa itu mungkin? Jika itu memang benar apa yang harus Sasuke lakukan? Membayangkan dirinya dengan perut membuncit sedikit menggelikan. Mungkin dia akan berdiam didalam rumah dampak bayi itu keluar. Sasuke merinding dibuatnya.

"Sasuke-kun? Apa yang kau lakukan disini?"

Sasuke menatap Hinata yang berdiri disebelah ayunan yang ia duduki. Gadis itu membawa keranjang penuh dengan tanaman obat.

"Hyuuga."

"Boleh aku duduk disini?"

Kenapa dia perlu izin dari sasuke? Dia bisa duduk dimana saja kan?

"Silahkan."

"Terimakasih."

Hinata lalu duduk diayunan sebelah Sasuke, gadis itu mengayun dengan pelan membuatnya berayun halus dengan decitan ringan dari besi tua ayunan. Mereka terdiam untuk beberapa saat. Sasuke bukan tipe orang yang akan mengajak bicara lebih dulu, dan Hinata juga bukan seorang ekstrovert yang mudah membuat topik percakapan.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Hinata basa basi sebagai pembuka topik.

"Seperti yang kau lihat." Jawab Sasuke acuh

Hinata mengangguk, lelaki disebelahnya ini masih seperti dulu dingin dan sulit didekati. Hanya Naruto yang bisa meruntuhkan dinding es lelaki ini.

"Apa Naruto memperlakukanmu dengan baik?"

Sasuke sudah menduganya, kalau bicara dengan gadis ini pasti akan membahas si pirang. Ayolah siapa yang cukup buta untuk tidak melihat percikan cinta yang ia berikan saat menatap Naruto? Sasuke terkadang terbakar cemburu diabuatnya.

"Apa maksudmu?"

"Yah, soal perkawinan kalian."

Sasuke nyaris tersedak liurnya sendiri waktu kata kotor itu justru keluar dari gadis seperti Hinata. Wajahnya tiba-tiba terasa panas.

"Bisakah kau tidak sevulgar itu?"

"Maaf tapi sepertinya teman-teman kita yang lain sudah tau."

Tentu saja, bukan karena dibocorkan tanpa sengaja tapi untuk penjagaan pada Sasuke yang rentan, seperti saat ini.

"Sial." Umpatnya dengan suara kecil

Hinata terkekeh saat ia mendapati telinga Sasuke memerah malu. Lelaki berharga diri tinggi sepertinta tentu saja akan malu saat orang lain membahas urusan ranjangnya kan?

You Belongs To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang