#10 Singularity.

909 83 22
                                    

Enjoy Reading~
.
.
.

Ditengah padang rumput luas itu terdapat eksistensi lain disana. Lelaki dengan surai pirangnya yang tengah menutup mata. Tidak, dia tidak tidur dia sedang berlatih memecah chakra. Chanra oranye bijuu mode, menguar dari tubuhnya, kelopak matanya terpoles dengan warna oranye karena penggunaan sannin mode.

"Ah!" Katanya setengah terpekik karena dua chakranya yang sudah tersinkronisasi kembali bercampur saat Naruto menarik chakra murninya.

"Sial," Umpatnya kesal, ini sudah kesekian kalinya Naruto gagal dalam beberapa hari ini. Seringkali dia mendapati dirinya ketiduran karena lelah setelah berlatih seharian membuatnya pulang larut malam.

"Naruto, sesuatu terjadi pada Sasuke."

"Apa? Apa maksudmu? Sasuke kan dirumah saja?"

Rubah tua mendecih, Naruto bisa merasakan tatapan meremehkannya.

"Menurutmu sejak kapan dia mau mendengarkan nasehat orang lain?"

Benar juga.

"Ayo kita pergi. "

.

Keluar dari rumah sakit Sasuke memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitaran desa. Menikmati suasana damai yang akhirnya bisa didapatkan setelah perjuangannya selama ini. Hilir mudik para penduduk desa yang hanya berani memandangnya membuat Sasuke semakin nyaman. Tanpa terasa langit biru yang menyilaukan telah berubah menjadi kuning keemasan pertanda senja akan datang.

Merasa waktu berjalan-jalan nya sudah cukup Sasuke memutuskan untuk kembali. Berharap Naruto sudah pulang agar dia bisa meminta feromon dan chakra. Yah meski Sasuke merasa tubuhnya lebih baik setelah dari rumah sakit. Terasa ringan dan nyaman? Iya rasanya seperti itu. Tubuhnya ringan sekali, terlalu ringan malah. Oh, apa ini? Apa tubuhnya terlalu ringan sampai dia merasa pijakannya goyah?

Sasuke menggelengkan kepalanya, mncoba untuk menghilangkan delusi itu dari pandangannya. Kepalanya terasa kosong, apa yang terjadi? Dia seperti melayang. Sasuke menatap langit yang terbentang diatas sana, warnanya sudah berubah menjadi kemerahan karena matahari yang sudah tenggelam dicakrawala. Sasuke tidak tau apakah sekarang dia tengah terbaring atau pingsan? Dia tidak merasakan apapun, tubuhnya seperti mati rasa dan melayang.

"Tuan! Anda baik-baik saja?"

"Hei dia baik-baik saja? Apa yang terjadi?"

"Dia tiba-tiba terjatuh, apa kita harus membawanya kerumah sakit?"

Kepanikan tiba-tiba menyergap Sasuke. Dia tidak kenal orang-orang ini, wajah mereka tidak terlihat jelas. Suara mereka tidak pernah dia dengar. Otaknya terus berteriak agar dia tetap terjaga, agar dia berdiri dan memasang benteng perlindungan. Tapi tubuhnya tidak merespon.

"Hei, apa kau mencium bau manis?"

"Apa maksud- kau benar,"

"Apa itu berasal dari dia?"

"Ayo kita bawa saja kerumah sakit- bodoh! Apa yang kau lakukan?!"

Sasuke ingin melawan tapi dia tidak bisa, ketakutannya seolah jadi nyata. Diantara sadar dan tidak Sasuke merasakan kancing rompinya dibuka.

Tidak.

Satu persatu kancingnya mulai terlepas.

Tidak!

Sasuke memohon dalam kebisuannya. Pandangannya yang memburuk memperburuk keadaan, dia tidak bisa melihat jelas siapa orang-orang ini? Jika dia benar-benar terlelap maka hal buruk itu pasti akan jadi kenyataan.

You Belongs To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang