Minishoot (Selingan)

1.2K 102 7
                                    

Handkerchief
  
  
Naruto menatap beberapa kunai miliknya yang ternoda oleh darah. Dia butuh sesuatu untuk membersihkannya seperti kain lap atau sapu tangan. Matanya melirik pada Sasuke yang sedang membersihkan kusanaginya dengan sepotong sapu tangan. Lelaki itu begitu fokus saat mengusap bilah pedang panjang itu hingga mengkilap. Tanpa berkata Naruto mengulurkan tangan kirinya, tangan kanannya membolak balik kunai yang ingin dia bersihkan. Meneliti apakah kunai itu masih bisa ia pakai atau tidak.

Tap

Naruto menoleh saat dirasanya bukan sapu tangan yang berada ditangannya, itu tangan Sasuke. Naruto menatap Sasuke yang tampak kebingungan, lelaki berwajah dingin itu nampaknya belum paham pada tindakannya.

Naruto melirik tangan mereka yang masih menyatu, menyadari apa yang sudah dia lakukan Sasuke menarik tangannya dalam sekali kedipan mata. Tanpa mengatakan apapun lelaki Uchiha itu berbalik pergi meninggalkan Naruto yang terbengong.

Menyadari jika telinga Sasuke memerah Naruto terkekeh gemas. Kelakuan tsundere lelaki itu membuatnya selalu jatuh cinta berkali-kali.

"Kawaii~"

.

Mosquito
  
  
Ditengah hutan rimbun Tim 7 dan beberapa shinobi lainnya sedang menjalani misi untuk mencegah para mata-mata masuk desa. Sasuke berdiskusi dengan Sakura tentang langkah apa yang akan mereka lakukan berikutnya. Raut wajah keduanya serius dan fokus.

"Sakura, kau tidak perlu ikut dalam pertempuran. Tetaplah di basecamp dan pulihkan shinobi yang cedera."

"Baiklah, lalu dengan siapa lagi kalian akan pergi?" Tanya Sakura khawatir, pasalnya shinobi terkuat saat ini hanya Sasuke dan Naruto.

"Kami akan diskusikan nanti, karena..."

Sakura tidak lagi mendengar penjelasan Sasuke tentang strategi mereka. Atensinya teralihkan oleh bercak merah pudar di leher Sasuke. Sakura berkedip jelas ia tau tanda apa itu.

Saat itulah Naruto melewati mereka, bahkan tersenyum pada Sakura saat mereka bersitatap.

Menyadari kalau Sakura tidak mendengarkannya Sasuke ikut diam, mengikuti arah pandang gadis itu yang masih mengikuti Naruto.

"Sakura, ada apa?" Tanya Sasuke heran,

Sakura kembali pada Sasuke, menatap lelaki itu dengan cengiran aneh.

"Ehehe bukan apa-apa Sasuke."

"Oh,"

"Ne Sasuke,"

Sasuke tak menjawab tapi mengikuti tangan Sakura yang menunjuk lehernya sendiri.

"Lehermu..."

Oh sialan!

Sasuke mengalihkan tatapannya pada gulungan yang ia pegang, berpura-pura membaca laporan yang padahal sudah dia baca sebelumnya.

"Ini nyamuk." Balasnya dengan datar

Sakura ingin tertawa rasanya saat melihat telinga lelaki itu matang diikuti rona tipis dipipinya. Tapi Sakura menahannya dengan  sekuat tenaga. Menggemaskan sekali tingkahnya saat sedang manahan malu.

"Ah, nyamuk. Begitu ya? Baiklah~"

Sakura mengangguk saja, berpura-pura tidak tau.

.

Tsundere

Naruto menghela napas pelan saat lagi-lagi Sasuke menepis tangannya dengan kasar. Padahal Naruto hanya ingin merangkul bahunya karena senang misi mereka berhasil tanpa hambatan. Naruto tidak mau macam-macam kok, dia hanya ingin tetap didekat Sasuke dan sekedar memberikan gestur ringan padanya tapi lelaki itu selalu menolak dan menjaga jarak. Dan itu selalu terjadi setelah mereka  erpacaran.

Naruto jadi berburuk sangka, apa Sasuke malu jika orang lain tau tentang hubungan mereka?

Ah, mood Naruto jadi buruk. Baru saja dia merasakan euforia karena misi yang sukses besar. Sekarang rasanya dia ingin cepat pulang lalu mandi dan tidur. Naruto tidak boleh berpikiran buruk soal Sasuke, ini pasti efek karena dia kelelahan saja makanya terbawa perasaan.

"Dobe! Apa kau tuli?!"

"Hah?" Naruto terbangun dari lamunannya saat suara berat Sasuke yang terdengar jengkel ditangkap oleh telinganya.

"Kau mau diam disini?!"

"Oh, tidak ayo kita pulang."

Dengan buru-buru Naruto mengambil peralatan ninjanya dan mengenakan kembali tas kakinya.

"Ck bodoh!" Maki Sasuke

Naruto tersenyum miris, lihatkan perlakuan Sasuke padanya? Sudahlah, lebih baik dia segera pulang sebelum Sasuke kembali mengomelinta.

Naruto dengan pasrah berjalan mengikuti Sasuke, langkahnya dua langkah lebih lamban dari pria itu. Khawatir kalau dia terlalu dekat nanti Sasuke risih dan marah padanya.

Naruto menghentikan langkahnya saat Sasuke  juga berhenti melangkah. Lelaki itu menoleh menatapnya dengan alis menekuk.

"Kenapa kau lamban sekali dobe? Cepatlah aku ingin segera istirahat!"

Naruto berlari kecil untuk menyamai posisi Sasuke, setelah berada disampingnya mereka kembali berjalan. Tangan Sasuke tiba-tiba meraih tangan Naruto dan menggenggamnya erat. Naruto menoleh spontan menatap Sasuke yang memaku pandangannya dengan lurus. Jengah ditatap terus Sasuke akhirnya menoleh balas menatap Naruto kesal.

"Apa? Kau tidak suka aku gandeng?!" Tanyanya dengan nada sinis

"Kau bahkan boleh menciumku saat ini juga Sasuke." Balas Naruto dengan wajah bodohnya.

Dan sasuke langsung menggeplak kepala pirang itu dengan kuat.

Sasuke tidak malu kok kalau sewaktu-waktu orang lain tau hubungan mereka. Dia hanya tidak bisa menahan debaran jantungbya saat jarak mereka terlalu dekat. Sasuke tidak bisa mengendalikan rona merah diwajahnya saat mereka bersentuhan. Perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya membuat perutnya geli dan sasuke kebingungan untuk merespon semua hal itu. Jadilah dia hanya bisa menjaga jarak sebisa mungkin dengan Naruto. Padahal dia merasa senang saat Naruto merangkulnya, atau menggenggam tangannya. Sasuke tidak malu kok.

Sasuke hanya terlalu tsundere.
  
  
  
End~

Ini hanya selingan ya ges krn kulihat' hanya book ini yang gk ada selingannya 😌

You Belongs To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang