Chapter 4 : Someone

76 61 33
                                    

Part telah dihapus
Untuk keperluan penerbitan!🙏

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Gadis dengan balutan pakaian putih dan rok hitam khas mahasiswa baru itu melongo. “Wanita itu? Siapa?”
Zaylon langsung  menunduk. Pria itu tak berani menatap gadis yang berada di hadapannya. Sorot yang tadinya terlihat lelah. Kini, berubah menjadi penasaran. Dengan tangan yang masih berada di stang motor merahnya.

“Zaylon?” Brie memanggil dengan nada yang lembut. Beberapa menit pun berlalu. Namun, tak ada satu pun respons dari pria blasteran itu. Memperhatikan hal demikian, Brie merasa ada yang janggal. Tidak seperti biasanya, entah mengapa pria ini beraut wajah masam, padahal Zaylon yang biasanya menghibur Brie saat mendapat masalah.

Brie teringat sesuatu akan kemarin. Oh, ya, ia sudah tahu sekarang. Brie merupakan tipe orang yang dalam keadaan panik, tiba-tiba lupa ingatan alias amnesia. ”Tenang, Lon. Kita selesaikan kasus ini sama-sama, oke?”
Akhirnya, pria itu kembali menatap gadis itu. Namun, ia hanya merespons dengan senyum tipis.

Di sebuah markas, dua sejoli ini mencari-cari informasi terkait sebab-sebab kasus yang kian merayap di sekitar mereka. Pasti ada sesuatu di balik dunia ini. Brie dan Zaylon berjalan beriringan untuk mengetahui bukti yang jelas. Gadis itu menggunakan kaca pembesarnya, sementara pria berpakaian putih itu menggunakan indra penciumannya.

Seorang wanita tiba-tiba muncul dari arah belakang Brie dan Zaylon.

“Pantaskah seseorang masuk ke markas ini tanpa izin?!” ketus wanita itu. Dengan rambut pirang yang panjang, menutupi sebagian bola matanya. Berpostur tinggi sekitar 176 sentimeter.

Dua sejoli yang sedang fokus melihat-lihat keadaan sekitar, sontak terkejut. Netra mereka berdua bertemu kebingungan, kemudian masing-masing dari mereka berbalik ke arah belakang. Bola mata Zaylon membulat sempurna. Menatap wajah wanita yang tidak asing baginya. “Jij?”

Wanita itu berjalan menghampiri mereka berdua dan menatap lekat sekujur tubuh Brie dari atas sampai bawah, kemudian mencium aroma parfum gadis itu.

Wanita itu merasa ada yang janggal.  “Waarom heb je hem hierheen gebracht?”  tanyanya dengan menggunakan bahasa Belanda.

Sontak Zaylon dengan sigapnya melindungi Brie. Menutup kedua bola mata milik gadis itu. Mimik wajah pria itu terlihat panik. “Wat doe je hier?”  Zaylon bertanya balik.

Wanita berambut pirang itu terkekeh. Menatap dua remaja yang kini berada di hadapannya. “Deze basis is nu van mij!”  ujarnya, lalu tertawa terbahak-bahak.

Tangan Zaylon mencengkeram kuat. Gigi atas dan bawahnya terlihat sangat geram. “Sinds wanneer is deze basis van jou?”

Loveless, Siapa Takut? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang