Part telah dihapus
untuk keperluan penerbitan!🙏
͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Merasa bosan dengan gadgetnya. Ia pun beralih posisi menuju pria yang sedang termenung di depan jendela. “Please, Lon. Mau berapa kali kamu kayak gini terus?” tanya gadis itu yang kini menatap Zaylon dengan perasaan iba.
“Dat is je Moeder,” sambungnya.
“Diam! Dia bukan moeder-ku!” hardik Zaylon kesal. Emosi pria ini sedang tidak stabil hari ini.
Sontak, Brie merasa terkejut dengan bentakan tersebut. Pasalnya, Zaylon tidak pernah seperti ini. Brie hanya bisa terdiam seraya memandang Zaylon yang tidak memberikan reaksi apa-apa lagi. Wajah pria itu terlihat masih menahan emosi, tangannya juga tampak mengepal.
Zaylon punya masalah apa, ya, sama moeder-nya? Kenapa dia kelihatan marah banget gitu? Apa dia nyembunyiin sesuatu dari aku? batin Brie terus bertanya-tanya. Namun, ia tidak berani mengungkapkan semua pertanyaan itu pada Zaylon.
Zaylon berlari cepat ke arah pintu sembari mengentakkan kaki, tanda kesal. Napasnya tak beraturan. Tanpa berpamitan dengan Brie. Sungguh tidak sopan!
Brie menggelengkan kepala melihat tingkah laku pria itu barusan. Bahunya refleks terangkat. Kedua alisnya hampir menyatu. Wajahnya datar tanpa ekspresi.
Aneh, batin Brie.
Namun, gadis itu tidak peduli. Ia berjalan menuju kasurnya, mengambil bantal juga selimut, dan menatanya dengan rapi. Setelah itu, ia merebahkan diri di atas kasur. Menarik selimut dengan motif bunga tulip itu.
Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Sarapan disajikan lengkap di meja makan oleh Liza. Ada banyak menu untuk pagi ini. Mulai dari appetizer, main course, dan dessert.
“Wah, Bunda masak apa, nih?” celetuk Zafran yang tiba-tiba datang dari luar. Ia menaruh kunci mobilnya di nakas, lalu berjalan menghampiri istrinya.
“Masak ayam goreng tepung kesukaan anak kita, dong, Yah,” sahut Liza sembari terkekeh pelan. Dengan spatula yang masih berada di tangannya.
Zafran yang tadinya berdiri pun beralih duduk ke kursi makan. Pria paruh baya itu mengambil piring, lengkap beserta sendok dan garpu. Zafran menyantap makanannya dengan santai dan telaten. Hingga, terjadilah suatu kejadian. Ia tersedak karena mengingat sesuatu hal dari putrinya. “Nak, gimana kuliahnya?” tanya Zafran.
Sontak, kedua bola mata Brie tertuju pada sang ayah. Tadinya, bola matanya menatap lekat sebuah pot bunga mawar palsu di ruang tamu. Membersihkan pot bunga yang hampir dipenuhi debu menggunakan kemoceng. Brie hanya merespons dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveless, Siapa Takut? [TERBIT]
Humor‼️Dilarang Keras Plagiat. Yang Plagiat Hidupnya Tidak Berkah‼️ Berawal dari Brie, seorang gadis yang baru saja lulus SMA yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. la mencoba mendaftar pada universitas negeri menggunakan...