Chapter 6 : Memohon Ampun

65 44 13
                                    

Part telah dihapus
untuk keperluan penerbitan!🙏

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Erza memutuskan untuk bangun tahajud malam ini. Memohon petunjuk kepada Maha Kuasa. Ia beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil air wudu. Setelah selesai, buliran air berada pada wajahnya. Jemarinya mengambil peci, baju koko putih, beserta sarung di lemari. Ia mengancingkan baju kokonya, mulai dari bawah sampai atas. Merapikan sedikit rambutnya yang berserakan, kemudian meletakkan peci hitam di atas rambutnya. Sajadahnya diulurkan ke lantai.

“Ushallii sunnatat-tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alla.”

“Allahu akbar.”

Setelah selesai salam, ia merapalkan doanya. Ketika seseorang sedang berdoa, disunnahkan mengangkat tangannya. Perbuatan ini merupakan salah satu adab dalam berdoa kepada Allah Swt. dan juga nilai tambah yang mendukung tercapainya doa tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah bersabda: Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu dan jangan dengan bagian luarnya dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya. (HR. Ibnu Majah 1/373).

“Allahumma fighfirlii wa liwaa lidayya warham humaa kamaa rabbayanii shaghiraa. Rabbish-rahli sadri, wayassirli amri, wahlul 'uqdatam millisani, yafqahu qauli. Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna. Wa lakal hamdu anta malikus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna. Antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru laa ilaaha anta. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzabannar. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.”

Pria itu tiba-tiba teringat hal yang dikatakan gurunya semasa sekolah. Kata-kata yang menuai inspirasi banyak orang, termasuk dirinya.

***

Pukul 02.00 WIB, Brie terbangun dari tidur lelapnya. Ia menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu menguap. Dengan sigap, tangannya menutup mulut, takut nanti setan masuk. Gadis itu menepiskan selimut yang masih terdampar pada separuh badannya. Mengambil ikat rambut berwarna peach yang ada di sebelah lampu tidur berbentuk tulip, tepatnya di atas nakas. Brie mendongak seraya mengucek-ngucek kedua bola matanya yang masih terlihat buram.

“Pukul berapa ini?”

Setelahnya, Brie bergegas mengambil air untuk mencuci tangan, sikat gigi, dan berwudu. Ia membentangkan sajadahnya di samping kasur, mengambil mukena putihnya, dan memakainya.

“Allahu akbar.”

Singkat cerita, Brie sudah selesai melaksanakan sholat tahajjud. Ia menadahkan kedua tangannya. Duduk dan bersimpuh kepada Allah SWT.

Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban wayakuuna shoohiban lii fiddini waddunya wal akhiroh. Ya Allah, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia, dan akhirat.” Doa ini sebagai penutup doa Brie di sujud terakhirnya tengah malam ini.

Selepas ia merapalkan doa itu, ia kembali melangitkan doa pada sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Di tengah-tengah ia berdoa, tiba-tiba teringat sesuatu. Pikirannya seolah tertuju pada mushaf Al-Qur’an yang berdiri tegak di samping kitab-kitab yang lain. Brie mengambil mushaf itu. Sudah usang dan berdebu. Namun, tak mengubah isi di dalamnya. Tetap utuh seperti baru pertama kali beli.

“Ya Allah, maafkan hamba yang kerap kali dilalaikan oleh nikmat duniawi,” lirihnya.

Brie tiba-tiba terbagun dari mimpinya. Indah sekali mimpinya barusan. Belum pernah ia merasakan hal demikian. Kedua tangannya masih memegang Al-Qur’an spesial itu.

Ia teringat momen saat masih Sekolah Dasar. Ia sering mengaji di masjid kompleks sepulang sekolah. Dengan baju kuning khas taman pendidikan Al-Qur’an. Kadang memakai sepeda, kadang diantar jemput oleh Mbah. Dirinya sangat merindukan momen itu. Namun, kini sudah berbeda. Dirinya tertipu oleh nikmat duniawi. Brie menunduk, meresapi dosa-dosa yang ia perbuat selama ini.

“Astagfirullah, ampuni hamba, ya Allah.”

Loveless, Siapa Takut? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang