Chapter 9 : Moeder

34 26 2
                                    

Part telah dihapus
untuk keperluan penerbitan!🙏

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

"Zaylon!" teriak seorang gadis yang menghampiri pria itu. Tangannya berusaha menyentuh tangan milik Zaylon. Namun, Zaylon berhasil menepisnya. Sepertinya, pria itu masih tersulut emosi.

"Kamu tidak boleh seperti itu, ia itu moeder-mu, Lon!"

Zaylon merasa tidak terima Brie berkata demikian. Kuping Zaylon memanas. Tangannya mengepal erat. Napasnya naik turun. "Diam! Lo gak berhak ikut campur urusan gue!"

Setelah itu, Zaylon memilih berbalik dan mengabaikan kehadiran Brie, sementara gadis itu masih mematung. Ia terkejut dengan sikap Zaylon barusan, bibirnya tampak mengerucut, dan tatap matanya masih tertuju pada tubuh pria itu. Rasa kecewa seolah menyelimuti hatinya. Semenjak bertemu dengan moeder-nya, sifat Zaylon berubah drastis. Tidak ada lagi Zaylon dengan segala tingkah konyolnya, tidak ada lagi Zaylon yang selalu menghiburnya ataupun berusaha membuatnya tertawa. Semuanya telah berubah, Zaylon bahkan kerap kali membentaknya, seolah tidak peduli dengan perasaan Brie setelah menerima perlakuan seperti itu.

"Aku cuma mau yang terbaik aja buat kamu, Lon."

"Gue tau apa yang terbaik buat gue! Gak usah terlalu banyak ikut campur! Lo gak tau masalah yang gue alami!"

"Kamu juga gak pernah cerita, Lon!"

"Lebih baik lo pergi dari kamar gue, Brie!"

"Tapi, Lon-"

"Gue bilang pergi! Lo punya telinga, 'kan?! Bisa denger apa yang gue minta? Gue gak suka sama orang yang terlalu banyak ikut campur!"

***

Flashback on...

Anak laki-laki berumur 4 tahun duduk merenung di pojok rumah. Kedua tangannya menyentuh kaki dan wajah menempel di atas lutut. Mendengarkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas didengarkan untuk anak seusianya.

"Sudah aku peringatkan. Kenapa kamu tetap nekat melakukannya?!"

"Why not?" jawab wanita Belanda itu santai dan diikuti oleh kedua tangannya.

"Dasar wanita murahan!"

Alin menderu napas kesal. Tega sekali suaminya berkata demikian.
Dengan wajah geramnya, pukulan mendarat tepat di wajah sang suami.

"Ini hak saya! Terserah saya mau bagaimana!" titah Alin. Wanita itu menjauh dari pandangan Arka.

"Tapi, aku suamimu, Lin," lirih Arka.
Alin bergegas pergi ke kamarnya. Mengemasi semua barang-barang di lemari. Setelah selesai, ia berlari ke arah pintu. Jiwa Arka seketika melayang. Menatap sang istri yang pergi dengan koper.

"Alin, kamu mau ke mana?!"

Pria itu berusaha mencegat langkah Alin, tetapi tak berhasil. Alin melaju lebih cepat. Meninggalkan suami dan anaknya, meninggalkan jejaknya, sementara anak kecil itu hanya menangis. Memanggil ibunya.

"Moeder!" Siapa yang melihat Zaylon kali ini. Ia pasti akan merasa kasihan. Sungguh malang nasib anak ini.

Loveless, Siapa Takut? [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang