Terlahir dengan nama Park Sohyun, gadis berwajah dingin yang kini berusia 24 tahun menjalani pekerjaan paruh waktu sebagai seorang barista di salah satu caffee hits yang terletak di pusat kota Seoul, bernama TripleS Caffee.
Keadaan memaksa Sohyun untuk bekerja paruh waktu demi memenuhi kebutuhan hidup, termasuk biaya pendidikan. Sejak kecil Sohyun hidup sebatang kara, kedua orangtua nya bercerai saat ia berusia 10 tahun dan memilih menjalani kehidupan dengan ego masing-masing, meninggalkan Sohyun bersama rasa sepi di dunia yang masih begitu asing.
Sudah 14 tahun berlalu sejak peristiwa menyakitkan, Sohyun hidup menyendiri, tinggal di sebuah kontrakan kecil dengan hanya berbekal tekad.
Puluhan ribu kelopak bunga cherry masih menutupi jalanan Neungdong-ro, atau mungkin lebih, sebagian berterbangan tersapu angin menuju ujung sepatu kets putih.
Rambut hitam panjang nya diikat rendah, mengenakan kemeja dark brown dan skinny jeans, memperjelas lekuk tubuhnya yang indah. Ia tersenyum tipis saat tiba di tempat tujuan, membuka pintu cafe setelah melihat ke arah jarum jam yang terpasang di pergelangan tangan nya.
Ia mulai merapihkan kembali bar area, memeriksa semua kelengkapan alat dan bahan. Setelah semuanya aman dan siap digunakan, ia pergi ke loker, menyimpan sling bag milik nya ke dalam loker nomor S14.
Di loker ia bertemu dengan pegawai lain, saling menyapa dan bercengkrama singkat, lalu kembali ke bar area untuk memulai tugas nya sebagai seorang barista.
TripleS caffe mulai beroperasi pada pukul 1 siang hingga pukul 8 malam, sebagian pegawai disana merupakan pekerja paruh waktu, sedangkan pemilik nya adalah seorang pengusaha yang telah memiliki banyak cabang cafe di seluruh kota besar.
Hari ini sang owner tak menyambangi TripleS cafe karena harus melakukan perjalanan bisnis ke salah satu cafe milik nya yang berlokasi di Busan, sehingga Sohyun dipercaya untuk mengatur kinerja para pegawai dan diberikan tanggung jawab menutup cafe setelah diserahkan sebuah kunci.
Dengan berat hati Sohyun menerima, jika bukan karena perintah bos yang sudah berbaik hati, ia tidak akan mau, terlalu melelahkan, karena sepulang nya dari cafe, biasanya Sohyun langsung belajar hingga larut malam.
Namun tidak untuk kali ini, ia harus pulang terlambat, setidaknya pukul 9 malam.
Satu persatu customer berdatangan, memesan berbagai menu yang tersedia, termasuk aneka coffee andalan TripleS cafe yang diracik khusus dari bahan premium. Sohyun mengerjakan tugasnya dengan telaten, cekatan dan tanpa banyak bicara, ia dikenal sebagai pribadi yang tenang dan dingin, hanya memiliki satu teman akrab di tempat nya bekerja.
"Tolong, satu Ice Americano dan satu Moccachino. Dan juga.. Dua porsi choco muffin."
Sohyun menoleh ke arah customer yang baru saja datang, tersenyum tipis seraya mencatat pesanan yang baru saja disebutkan. "Baik, pesanan akan kami siapkan. Silahkan ambil table number, Yooyeon-Nim."