"SeoAh-ssi? apa yang kau bawa?"
"Hanya makanan, aku titipkan pada eonnie.."
Yooyeon terpaku menatap kotak makan berwarna merah muda. "Titip? untuk eonnie?"
"Bukan, tolong berikan untuk Sohyun eonnie..." SeoAh meraih tas di kursi ruang makan, senyum nya sedikit pudar. "Ayo kita berangkat sekarang.."
"Baiklah..." Yooyeon hanya menuruti adiknya, berjalan tergesa menuju carport.
Keduanya biasa pergi bersama, hampir setiap hari Yooyeon mengemudi, mengantarkan SeoAh sekolah, lalu melanjutkan perjalanan ke universitas. Di tengah perjalanan' Yooyeon merasakan suatu keganjilan, SeoAh yang biasanya banyak bicara menjadi lebih pasif.
Mungkin SeoAh kelelahan karena acara pernikahan Dahyun semalam selesai pukul 2 dini hari, pikir nya. Setelah kepergian Sohyun semalam, SeoAh kembali ke dalam gedung, namun tak menghampiri kerumunan, ia memilih menepi ke sebuah venue sepi, menikmati segelas susu dan cookies.
Tak lama berselang mobil mewah keluaran terbaru itupun berhenti di depan sekolah menengah elit, SeoAh masih enggan membuka seatbelt.
"Apa ada yang tertinggal?" tanya Yooyeon, memperhatikan raut lesu adik nya.
"Tidak, aku hanya malas... Ssaem memberikan tugas untuk tampil dalam pertunjukan, aku sudah menolak tapi Ssaem bilang semua murid harus berpartisipasi.." Balas SeoAh dengan manja nya.
Sang kakak hanya bisa menghela yang kesekian kali, berusaha memaklumi sifat SeoAh yang belum sepenuhnya dewasa. "Kalau kau terus bermalas-malasan, kau tidak akan berkembang... Bukan kah kau ingin mendapat nilai sempurna?"
"Tidak, itu hanya ambisi Eomma, Appa dan halmeoni..."
"Astaga, memangnya tugas apa yang Ssaem berikan?"
SeoAh menatap kakak nya dengan puppy eyes serta bibir mengerucut. "Tampil di atas panggung, bernyanyi dan bermain alat musik."
"Kau kan pandai bermain piano, lakukan saja... Eonni akan menemani mu berlatih." Bujuk Yooyeon.
"Aku ingin alat musik lain, bagaimana kalau gitar?" tawar SeoAh.
"Eonnie tidak bisa bermain gitar."
"Ya sudah sewa guru private saja."
Yooyeon berpikir sejenak, ide briliant nya muncul saat mendengar suara dering dari ponsel. "Tidak perlu, nanti malam setelah les akademik ikut dengan eonnie.. Nah, sekarang kau harus segera masuk ke sekolah, cepat! Nanti terlambat."
"Baiklah, jangan berbohong eonnie.. Aku turun sekarang.." SeoAh membuka seatbelt, lalu turun dengan perasaan ragu. "Jangan menjemputku jika tidak sempat, aku akan menelpon driver Eomma."