"Jari telunjuk mu harus berada disini, jangan disana..."
"Tapi jari ku pendek, ini saja sudah terluka, perih..."
"Coba lagi, kau pasti bisa.."
"Melelahkan, bisakah kita istirahat dulu?"
SeoAh meletakkan gitar di sisi kiri, kaki nya mengayun dengan tubuh bersandar pada sofa lawas yang sudah keras. Sohyun hanya bisa pasrah, mengikuti bagaimana keinginan SeoAh, meski kesabaran nya hanya setipis selembar tisu.
Sudah hampir dua pekan SeoAh belajar gitar di kontrakan Sohyun, setiap pukul sembilan Yooyeon setia mengantar, lalu di jemput kembali satu jam kemudian. Selama itu juga Sohyun merasakan sebuah perubahan rutinitas yang mempengaruhi emosional, biasanya setiap hari ia hanya kuliah, bekerja dan pulang untuk belajar lalu tidur. Namun, semenjak SeoAh belajar gitar padanya, Sohyun harus merelakan jadwal belajarnya dipangkas tiga puluh menit.
Hampir setiap hari SeoAh membuat tingkah beragam, seringkali Sohyun frustasi karena murid nya lebih sering mengeluh. Tak jarang juga Sohyun diam-diam tertawa karena tingkah SeoAh yang masih begitu polos, mudah dibohongi dan di takuti meskipun memiliki watak keras kepala.
"Berapa lama lagi kau akan istirahat? waktu mu tinggal dua minggu lagi, sedangkan progress mu baru empat puluh persen." Ucap Sohyun setelah meminum setengah kaleng coke.
"Aku akan belajar lebih giat mulai besok, tapi sekarang aku lapar..." Sahut SeoAh tak bersemangat untuk melanjutkan belajar, kedua tangan nya memegangi area perut.
Sohyun mencebik kesal, selalu ada alasan yang SeoAh lontarkan setiap kali ia memberikan nasihat. "Baiklah, tunggu disini, aku akan membuat ramen."
"Eonni? tidak perlu repot-repot, selama ini kau selalu memasak ramen untuk ku, apa kau tidak bosan memakan nya setiap hari?" SeoAh menatap Sohyun dengan polos nya.
Sementara itu Sohyun hanya terdiam sesaat, tak mungkin juga mengelak, getaran aneh muncul di dada nya saat membalas kontak mata SeoAh. "Ummm, aku tidak bosan, ramen sangat lezat. Lagi pula aku harus menabung untuk masa depan, hidup hemat adalah kunci nya."
"Tapi jangan terlalu keras dengan diri mu sendiri, maaf selama dua minggu ini aku menghabiskan persediaan ramen milik mu.. Untuk malam ini biar aku yang traktir, apa kau ingin sesuatu?" tawar SeoAh, mulai membuka aplikasi pemesanan makanan.
Park Sohyun berpikir sebentar, sudah sangat lama ia ingin memakan jjampong, namun rasa gengsi nya terlalu besar untuk menerima penawaran SeoAh. "Tidak perlu, pesan saja apa yang kau inginkan."
"Kalau begitu aku tidak akan makan.."
"Tidak bisa seperti itu, kalau kau tidak makan malam nanti Yooyeon akan memarahi ku karena membiarkan mu kelaparan!"
Intonasi meninggi yang keluar dari bibir manis Sohyun membuat gadis kecil di depan nya sedikit terguncang, hingga kembali menurunkan ponsel nya ke pangkuan. "Mianhaeyeo.."