Hari berganti minggu, bergulir tanpa henti hingga berganti bulan. Universitas Nasional Korea Selatan tengah berbahagia, menyelenggarakan hari kelulusan untuk 500 mahasiswi yang telah resmi menyandang berbagai predikat.
Dua sekawan yang masih bertahan duduk berdampingn setelah menerima penghargaan sebagai wisudawati lulusan terbaik, untuk pertama kali sejak masuk universitas, Park Sohyun berhasil mendapatkan peringkat pertama, mengalahkan Yooyeon sang juara bertahan 4 tahun berturut-turut.
Harusnya mereka lulus dua tahun yang lalu, namun Yooyeon mengalami kejadian diluar kendali manusia, kecelakaan lalu lintas menimpanya saat dalam perjalanan menuju universitas untuk mendaftar. Kedua kaki Yooyeon mengalami cedera serius, tak bisa berjalan selama satu tahun lebih, setelah koma 6 bulan.
Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas— Sohyun, Yooyeon dan Xinyu saling berjanji untuk selalu bersama dalam mengenyam pendidikan dalam kondisi apapun. Sayang nya kecelakaan hebat mengharuskan Yooyeon beristirahat total, sebagai sahabat— Sohyun dan Xinyu pun menunda pendidikan nya selama dua tahun, memilih menemani Yooyeon hingga sembuh total.
Sebentar lagi acara wisuda akan usai setelah pembawa acara yang merupakan alumnus terbaik Universitas Nasional Korea Selatan menyampaikan sapa dan salam perpisahan, semua yang hadir dalam indoor venue berdiri dengan rona haru, saling memeluk mengucap selamat dan salam perpisahan.
Disaat semua orang berbahagia hingga menangis tergugu, hanya Sohyun yang terdiam dengan raut wajah dingin. Memandangi Yooyeon yang tengah bercengkrama dengan teman-teman nya yang lain, lalu pandangan mata nya jatuh pada sebuah gelang perak yang sudah 9 tahun dipakai nya.
Ia tersenyum kecil, mengenang kisah dibalik terangkai nya gelang perak bermata kristal. Itu bukan sekedar perhiasan, melainkan simbol keabadian, bagi persahabatan mereka bertiga. Perasaan Sohyun sedikit kosong, teringat Xinyu yang menghilang tanpa jejak, bahkan SNS dan nomor ponsel nya sudah tidak aktif.
"Apa setelah ini kau sibuk?" tanya Yooyeon setelah puas bercengkrama, ia kembali menghampiri Sohyun di pintu keluar, senyum nya tak pernah pudar, selalu menunjukkan energi positif dan kehangatan.
"Tidak.." Jawab Sohyun singkat, membuka toga nya setelah berada di luar ruangan.
"Ikutlah dengan ku, hari ini keluarga mengadakan makan malam di restoran WAV.." Ucap Yooyeon semangat.
Sohyun membeku sesaat, merasakan kesenjangan yang semakin tinggi. "Itu acara keluarga mu, aku akan pulang dan tidur, hari ini sangat melelahkan." Tolak nya halus.
Sebagai sahabat dekat yang tahu hampir seluruh hidup Sohyun, Yooyeon sangat ingin mengajak nya bersenang-senang, dengan makan bersama keluarga ia berpikir akan sedikit mengurangi kesedihan di hati Sohyun karena tak bisa merayakan kelulusan dengan keluarga.
"Kalau begitu aku yang akan ke kontrakan mu, aku akan mengajak SeoAh.." Usul Yooyeon.
"Bagaimana dengan keluarga mu?"
"Aku akan makan malam dengan mereka sebentar, lalu pergi ke tempat mu. Ku mohon, Sohyun-a, kali ini saja, sejak sibuk dengan karya ilmiah kita jarang sekali menghabiskan waktu bersama.. Sebentar lagi aku akan pindah ke Europe, apakah kau setega itu?"
Yooyeon terus memohon, puppy eyes nya meluluhkan hati Sohyun.
"Baiklah, jangan datang terlalu larut, kasihan SeoAh.."
"Yeah! Gomawooong!!"
"Sekarang aku harus segera pulang, ada beberapa hal yang harus diselesaikan..." Sohyun menoleh ke arah gerbang utama, disana baru saja terparkir sebuah mobil mewah berwarna silver terang. "Nenek mu sudah menjemput, istirahat dan makan yang enak, kau sudah bekerja keras sejauh ini."