PERMAINAN

7 7 0
                                    


Di tepi danau, Nessa membaca beberapa majalah yang sudah ia bawa. Ia sangat serius membaca kertas-kertas itu. Matahari sudah hampir terbenam dan terlihat sangat indah dari tepi danau. Saking seriusnya Nessa tak memperdulikan keindahan yang akan terlewat.
“Hei? Bacanya jangan deket-deket, nanti mata mu rusak” ucap seorang perempuan yang tiba-tiba menjauhkan majalah dari wajah Nessa.
“Eh? Kak Rea??” Nessa benar-benar terkejut karena wajah perempuan itu sekilas mirip dengan Reana.
“Eh, aku bukan Reana. Kenalin aku Arsy, mirip ya sama Rea? Aku juga kangen dia,” ucap Arsy.
“Kamu kenal kak Rea? Kamu siapanya?” tanya Nessa.
“Huh, kamu lugu juga.Mana mungkin aku gak kenal sahabatnya Putri senja. Pasti kamu udah ketemu Bastian dan Helen. Aku temen mereka,” jelas Arsy.

“Huh, mungkin aku udah gila kali ya? Nyata gak sih kalian??”tanya Nessa.

“Hehe, sebenarnya gak,” jawaban Arsy membuat Nessa terkejut. “Berarti sekarang aku kaya orgil dong ngomong sendiri?” Arsy tertawa tipis melihat ekspresi Nessa.
“Gak dong, kamu gak gila. Kalau kamu lagi ngomong sama aku sekarang ini pandangan orang gak akan peduli ke kamu atau bisa dibilang kamu dijaga. Gitu juga tokonya Helen, orang biasa liatnya kaya toko terbengkalai,” Nessa terdiam sejenak untuk mencerna ucapan Arsy.
“Hmm, ternyata banyak dunia lain disemesta ini ya. Aku mau nanya satu hal, boleh gak?” tanya Nessa dengan wajah memelas. Arsy menganggukan keinginan Nessa.
“Oke, sebenarnya wujud kalian aslinya emang kaya gini? Kan kalian dari dunia yang berbeda?” pertanyaan Nessa membuat Arsy sedikit terkejut.
“Kamu pinter banget ya. Pastinya enggak, karena setiap dunia yang berbeda makhluk yang tinggal juga berbeda. Kalau kamu mau lihat boleh kapan-kapan ke duniaku yaitu dunia galaksi,” jawab Arsy.
“Nah itu dia! Setiap keluarga yang berbeda memiliki sifat dan rahasia yang berbeda pula. Berarti aku harus nyelidiki keluarga

Devan dan kak Rea. Mungkin keluarga ku juga,” Nessa masih saja memikirkan itu.
“Berhenti mikirin itu dulu, memang tugas aku ngebantu kamu. Tapi kamu udah keliatan capek banget. Pikirin diri kamu juga ya, dan liat didepan kamu. Senja yang indah, cobalah melihat yang ada didepan mata jangan hanya selalu mencari sesuatu di barang yang kamu sendiri gak tau asal-usulnya. Maksudku, jangan lupa melihat sekitarmu dahulu sebelum mencari kesumber yang jauh,” Nessa lagi-lagi mencoba mencerna ucapan Arsy.
“Kalo kamu gak ngerti juga pokoknya selalu lihat sekitarmu dan perhatikan yang janggal. Sesuatu yang janggal kadang lebih banyak informasi,”ucap Arsy.

Nessa langsung melihat ke sekelilingnya. Ternyata sudah banyak orang berbaju hitam di sekeliling danau dan menggertak para pengunjung disana. Samar-samar terdengar orang-orang berbaju hitam itu menanyakan ciri-ciri perempuan berbaju biru dan rok putih kepada para pengunjung.
Nessa langsung terkejut, karena Nessa menggunakan baju seperti orang yang dicari. Nessa yakin bahwa itu adalah suruhan dari pembunuh Eesha.

“Jangan panik. Orang itu bentar lagi akan kesini, aku ganti bajumu. Waktuku mau habis setelah ini pelindungnya bakal hilang. Kamu jangan panik dan jalan yang cepet. Satu lagi kamu
bukan dari keluarga Joshua tapi,” belum selesai bicara Arsy sudah menghilang dari depan Nessa.
Nessa mencoba tak panik dan berjalan dengan cepat. Namun ada salah satu orang berbaju hitam yang menyadari kepergian Nessa.

“Eits. Tunggu dulu dek, liat cewek pake baju biru gak? Eh, Nessa?” orang itu menarik lengan Nessa sehingga wajah Nessa terlihat dan ia pun ketahuan.
Nessa dengan sekuat tenaga melepaskan tangan orang itu dan berlari sekencang mungkin. Semua orang-orang berbaju hitampun mengejar Nessa. Nessa berlari tanpa mengetahui arah hingga akhirnya ia bertemu jalan buntu.
“Udahlah Nessa. Kamu gak bisa lari kemana-mana lagi. Mending nyerah dan temui bos kami, ahk,” tiba-tiba terdengar suara tembakan.
“Berani kok sama cewe sih bang? Lawan lo itu gua,” laki-laki itu menebas  kepala orang-orang yang mengejar Nessa secepat kilat.

Saat itu Nessa jadi ketakutan saat didekati laki-laki itu.
“Eh? Tenang kak, aku gak kaya mereka. Kenalin aku Cloude. Pangeran dari kerajaan Ovelia di dunia langit,” ucap Cloude. “Dunia langit?” tanya Nessa yang masih terkejut setelah kejadian pengejaran.

“Iya, kamu Putri Cahaya ya? Aku Pangeran Langit. Kita cocok gak sih?? tapi aku turut berduka atas kematian Ratu Senja ya… dia itu sempurna dan indah banget ya, sayang dia mati ditangan orang jahat. Tapi aku yakin satu hal, pasti pembunuhnya bukan manusia biasa. Kamu lagi nyari dia kan? Aku juga, hehe,” wajah Cloude tiba-tiba menjadi murung.
“Kamu suka kakak ku?”tanya Nessa.
“Hehe, gak gitu…..tapi waktu kelahirannya itu sama kaya aku, cuma duluan aku sihh. Tapi ternyata di dunia dia sangat lembut dan indah. Kamu juga, Putri Cahaya. Kekuatanmu menerangi banyak dunia, aku bangga sama kamu,” Cloude tampak tak ingin membicarakan tentang Eesha.
“Em! Dia emang secantik itu, sesempurna itu…. aku sayang benget sama dia,” ucap Nessa.
“Aku mau ngebantu kamu,tapi aku juga harus ngejaga langit-langit di banyak dunia. Aku tahu satu hal, dia itu anak perempuan yang punya dendam sama saudara keluarga Joshua.

Aku gak tahu keluarga Joshua itu siapa tapi cewek itu punya dendam sama saudaranya. Aku masih ada urusan, cepet temuin pembunuhnya ya. Aku pergi dulu,” Cloude menepuk punggung Nessa dengan lembut. Cloude langsung menghilang dari pandangan Nessa.

“Banyak orang yang sayang sama kamu kak. Aku seneng ternyata sebanyak itu yang mau ketemu sama kamu. Kayaknya hari ini aku ketemu banyak banget orang yang dari dunia lain nyariin kamu. Aku juga masih bingung ini nyata atau gak kak. Intinya sekarang aku harus mikirin kasus mu kak,” curhat Nessa pada kakaknya yang mungkin hidup tenang disuatu tempat.

Nessa berencana ingin menginap di hotel malam ini, karena jika ia pulang ia takut akan mengkhawatirkan ibunya. Nessa mengikuti arah kembali ke danau. Ia baru ingat satu hal majalahnya berjatuhan saat ia berlari. Nessa mengumpulkan beberapa majalah yang berjatuhan. Namun tak sedikit  majalah yang hilang. Di samping tempat duduknya tadi terlihat satu majalah lagi. Saat Nessa ingin mengambilnya Nessa sangat terkejut.
“Ahk, darah!” teriakan Nessa memancing perhatian orang-orang sekitar.

Di atas majalah tersebut ada tulisan dari bercak darah yang bertuliskan ‘INI BARU DIMULAI!!~N’

The Secret of Reality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang