The Secret of Reality

PENGAKUAN

Nessa merasa sangat kagum kepada Lilian. Serangan masih saja diarahkan kerumah sakit, tetapi Keisha dengan gampang menahannya.
“Huh? Mereka gila, mencoba bermain denganku sekarang ya?. Baik akan aku ikuti dengan aturan ku sendiri,” ucap Lilian dengan tatapan dan tekad yang tajam. Lilian langsung mengarahkan kembali serangan itu kearah dalangnya.

Keisha melihat Nessa yang melongo saking kagumnya pada Lilian. “Kamu bisa melihat dia?” tanya Keisha.
“Iya, dia sangat cantik,” Keisha merasa sangat bangga dengan Nessa. Karena jika Nessa sudah bisa melihat Lilian berarti sihir Nessa mulai kembali dan terus berkembang.
“Bagaimana jika ternyata dia adalah kakakmu?” tanya Keisha asal.

“Pastinya aku senang. Tapi tak mungkin aku adalah keluarga kalian, aku hanyalah Putri Cahaya. Dari mana dia dan dirimu berasal?” Keisha tertawa kecil, karena Nessa benar-benar
menjaga bahasanya seakan-akan sedang bicara dengan orang asing.

“Aku berasal dari sini, sedangkan Lilian adalah Ratu galaksi atau Ratu dari semua dunia,” Nessa tak heran mendengarnya, tetapi bagaimana seorang manusia biasa bisa memiliki anak seperti Lilian.
“Anda terlihat sangat lemah lembut dan indah, bagaimana mungkin berasal dari dunia seperti ini?” tanya Nessa. Lagi-lagi Keisha tertawa karena ucapan Nessa.
“Haha, tadi kamu sekarang anda? Ragaku terlahir disini tetapi jiwaku adalah Ratu galaksi sebelumnya,” balas Keisha dengan lembut.
“Anda reinkarnasinya? Pantas saja, aku Ratu Cahaya, tetapi aku tak tau asal usul ku sebenarnya,” ucap Nessa sambil menatap bunda dan ayahnya yang terbaring lemah.

“Bagaimana jika ternyata ibu kandungmu adalah aku dan mereka hanyalah utusan ku?” tanya Keisha, sejujurnya Keisha takut jika Nessa tahu yang sebenarnya dan ia tak bisa menerimanya.
“Tentunya aku senang jika ternyata aku adalah anakmu, tapi tetap saja. Yang merawat dan membesarkan ku selama ini
adalah mereka. Mungkin aku tak akan ragu memilih mereka dari pada anda, walaupun anda adalah penguasa dunia sekalipun,” ucap Nessa dari lubuk hati terdalamnya. Keisha cukup terkejut dengan jawaban Nessa. Tapi Keisha yakin bahwa ia bisa meyakinkan Nessa untuk memilihnya.

“Bagaimana jika mereka tiada?, Kau akan tetap tak ingin bersamaku?” tanya Keisha lagi. “Ratu, mungkin anda sedang mengujiku. Bagaimana pun aku akan memilih orang yang selama ini selalu ada disampingku. Lagi pula aku baru mengenalmu,” ucapan Nessa, kali ini sungguh membuat Keisha sedih. Padahal Nessa adalah anak kandung Keisha. Siapa bilang Keisha tak  pernah ada disamping Nessa?, Banyak pengorbanan dan Keisha selalu saja membujuk Ratu Liliana untuk menjaga Nessa dan memberikan banyak clue untuk Nessa. Disini hanya Nessa sendiri lah yang tak mengetahuinya.

“Lalu bagaimana jika semua omonganku tadi itu benar?. Bagaimana jika selama ini ada masalah yang tak bisa aku jelaskan sehingga aku menitipkan dirimu dan Eesha ke keluarga Joshua? Keluarga Joshua adalah sepupuku….” ucap Keisha.

“Bukankah ini terlalu cepat?” mendengar ucapan Nessa, Keisha jadi terkejut.
“jangan terburu-buru, dia tak akan bisa menerimanya jika kau berbicara sekarang. Yang ada dia akan ketakutan dan depresi. Ada waktunya Kei, aku juga ingin Nessa cepat tahu bahwa kita adalah ibunya,” ucap Nessa.
“Maaf kak. Aku tak sabar, aku sangat rindu dengannya. Aku ingin menceritakan bagaimana mimpi buruk itu selalu mengikutiku selama ini. Aku takut kehilangan ia seperti kehilangan Eesha,” Nessa tak mengatakan apapun dan tak sadarkan diri lagi. Keisha kecewa, setelah kematian Eesha, Keisha lah yang paling tepukul. Keisha tak bisa menerima kematian anaknya itu…. ibu mana yang akan terima jika anaknya mati dengan tragis, padahal ibunya itu adalah seorang Ratu yang bisa menghancurkan satu dunia dalam amarahnya. Keisha sangat marah dan sedih, tetapi Ratu Liliana selalu menyuruhnya untuk bersabar.