PERTEMUAN

7 6 0
                                        


Sesampainya Nessa dirumah sakit, ia langsung menanyakan ruangan atas nama ayah dan ibunya.
“Bapak Joshua dan istrinya saat ini berada di UGD, arah ke UGD dari sini belok,” belum selesai bicara Nessa langsung berlari ke arah UGD.

Bagaimana Nessa bisa lupa dengan rumah sakit ini, rumah sakit ini tempat Eesha dan Reana dulu dirawat. Sebenarnya rumah sakit ini adalah tempat yang tak ingin Nessa kunjungi lagi.

Nessa berlari secepat mungkin, Nessa sangat mengkhawatirkan kedua orang tuanya. Tanpa melihat sekitar, Nessa bertabrakan dengan seorang laki-laki.
“Eh maaf, maaf,” ucap Nessa.
“Eh iya gapapa. Jangan lari-lari,” ucap laki-laki itu.
Nessa sangat merasa bersalah

“Maaf kak! Aku lagi buru-buru, ini aku cuma bisa ngasih uang buat ganti rugi kalau ada yang terluka,” ucap Nessa.
Laki-laki itu berusaha menolak tetapi Nessa memaksanya dan langsung berlari pergi.
“Lucu juga ya,” gumam lelaki itu.

Didepan UGD Nessa melihat seorang anak perempuan dan ibunya yang sedang menangis.
“Mah, tante tadi gak bakal kenapa-kenapa kan mah?” tanya anak perempuan tadi.
“Doain aja nak... moga aja gapapa nak. Bunda juga harap gitu, orang baik pasti dijaga sama Tuhan nak,” ucap ibunya.
“Maaf bu, ini pasien atas nama Joshua?” tanya Nessa dengan mata berkaca-kaca.

“Kamu keluarga korban nak?” tanya ibu tersebut.
“Iya bu,” jawab Nessa dengan perasaan takut. Tiba-tiba saja ibu-ibu itu mendekati Nessa dan meminta maaf kepada Nessa.
“Eh kenapa bu?” tanya Nessa.
“Oranng tua kamu tadi nyelamatin ibu sama anak ibu dari tabrakan. Ibu minta maaf sekali ya nak, ini semua biaya rumah sakit nanti ibu bayar,”ucap ibuk itu.

“Ibunya gak apa-apa? Adeknya gimana?”tanya Nessa, karena anak ibu itu tak berhent-henti menangis.
“Gak, gapapa nak. Orang tua kamu lagi dioperasi nak,”jelas ibu itu.
Nessa berusaha untuk tidak menangis dan kuat. Saat ini perasaan Nessa sangat takut, dia takut kehilangan orang tuanya.

“Hatimu pasti lagi gak kuat nerima ini nak. Duduk dulu sini,” ucap ibu itu.
“Kak… maaf ya, kalo aku gak lari-lari pasti orang tua kakak gak kenapa-napa,”Nessa melihat anak itu seperti melihat dirinya yang dulu.
“Gapapa dek, nama kamu siapa?” tanya Nessa.
“Aku Sherly kak,” Nessa terseyum kepada anak tersebut. “Namanya cantik kaya orangnya,”puji Nessa.

Nessa, mencoba menenangkan dirinya dan mencairkan suasana. Nessa tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi masalah ini. Nessa merasa sangat pusing, bibirnya terlihat pucat.
“Maaf tan, saya ke kamar mandi dulu sebentar,” ucap Nessa. “Iya nak,tenangin dirimu dulu ya,” ucap ibu Sherly.

Di kamar mandi, Nessa termenung melihat dirinya didepan cermin. Nessa jadi berfikir, seharusnya ia menjaga kedua orang tuanya. Tanpa sadar air matanya menetes. Nessa tak kuat menahan tangisnya.
“Cengeng,” ucap seorang perempuan yang tiba-tiba muncul dibelakang Nessa.
“Siapa?”tanya Nessa.
“Acha,” jawab perempuan itu.
“Kak Acha?” Nessa mengira bahwa itu adalah Acha.
“Bukan Acha temennya Putri Senja. Aku dari dunia cahaya,dunia kamu,”jelas perempuan itu.
“Hah…. aku sebenarnya muak sama semua ini, emang kalian gak bisa gitu, gak usah gangguin aku hah?” ucap Nessa dengan nada lemas.
“Kamu muak?, Kamu capek?, Semua orang juga gitu kali, gak cuma kamu tok. Menurutmu siapa yang menjaga rakyat mu disana ha?, Aku tau gak?, Aku juga rakyatmu, kita baru ketemu pertama kali. Tapi ternyata kamu seburuk itu di depan rakyatmu. Aku juga muak sama semua ulahmu itu!” tegas Acha. “Maaf, maaf kalo aku gak setulus yang kalian pinta dan harapkan. Maaf aku kaya gak tahu arah begini, aku juga manusia biasa disini.

Mungkin kalau menurut kalian seorang Putri itu gak kaya aku, cengeng, baperan, dan gak tegas juga egois. Maafin aku, aku juga capek. Kalo bisa dari dulu aku udah mati aja biar hidup ini damai ya kan,” Nessa meluapkan semua perasaan sedihnya selama ini.
Tanpa kata-kata apapun Acha memeluk Nessa.
“Kamu capek?, Maafin kata-kataku tadi, gak pantes aku ngomong kaya gini ke kamu. Aku tahu kamu cuma butuh tempat cerita yang bener-bener mau dengerin kamu,?” ucap Acha.

“Aku kekanak-kanakkan banget ya, aku juga gak tau kenapa aku bisa menjadi seorang Puteri, semua yang aku temuin gak pernah mau ngejelasin. Aku cuma lagi sensitiv aja. Tapi, kenapa semua yang ketemu sama aku cuma nanyain kak Eesha?. Aku juga lagi gak baik-baik aja loh, aku juga mau ditanyain gimana kabarku sekarang. Gak ada yang nanyain itu sama sekali, emang aku seburuk itu ya di dunia lain?. Aku juga gak mau kaya gini, memang aku salah tapi emang aku harus dapat banyak kata-kata jahat. Mereka ngomong kaya gitu didepan aku tanpa pikir panjang, aku padahal cuma butuh suport. Emangnya kalian gak dibolehin nanya kabarku?,Atau emang  kalian udah sebenci itu sama aku. Iya aku emang salah,” ucap Nessa.

Acha hanya mendengarkan semua keluh kesah Nessa. Acha jadi merasa menyesal karena telah menghancurkan hati Nessa. Padahal hatinya sedang hancur, tapi Acha malah menambahkan.

The Secret of Reality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang